Uji Aktivitas Fraksi Etil Asetat Daun Turi (Sesbania grandiflora L.) Poir. Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
DOI:
https://doi.org/10.54883/jpmw.v3i4.111Keywords:
Dun turi (sesbania grandiflora L.)Poir, Fraksi Etil Asetat, Staphylococcus aureus, Escherichia coliAbstract
Indonesia merupakan Negara yang terletak didaerah khatulistiwa yang memiliki suhu kamar berkisar 25º-30ºC, berpotensi menjadi tempat yang subur untuk pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba,virus atau jamur. Contoh penyakit infeksi yang sering terjadi pada manusia seperti nanah,bisul hingga infeksi saluran kemih. Antibitiok dapat digunakan dalam pengobatan infeksi tetapi dalam penggunaan jangkapanjang dapat menyebabkan adanya resistensi. Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan penyebab infeksi terbanyak pada manusia. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antibakteri ialah daun turi. Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa kandungan saponin,tannin dan flavonoid sebagai antibakteri. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas fraksi etil asetat daun turi (Sesbania grandiflora L.) Poir. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan menggunakan 2 bakteri yaitu Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstrak yang diperoleh menggunakan metode maserasi dengan pelarut etnol 96%. Selanjutnya dilakukan partisi cair-cair dan dibuat tiga konsentrasi yaitu 8%, 16%, dan 32%. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Analisis data dengan menggunakan One-Way Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bakteri Staphylococcus aureus fraksi etil asetat daun turi (Sesbania grandiflora L.) tidak memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Sedangkan pada bakteri Escherichia coli menunjukkan hasil terdapatnya zona hambat, yaitu pada konsentrasi 8% menghasilkan zona hambat 3,73mm dimana termaksud kedalam kategori lemah, pada konsentrasi 16% menghasilkan zona hambat 6,40mm dimana termaksud kedalam kategori sedang, sedangkan pada konsentrasi 32% menghasilkan zona hambat 9,86mm dimana pada konsentrasi ini masih tergolong dalam kategori sedang. Jika dibandingkan dengan hasil kontrol positif, konsentrasi tertinggi yaitu 32% lebih kecil dari pada kontrol positif dengan zona hambat sebesar 11,63mm dimana ini termaksud kedalam kategori kuat.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Pharmacia Mandala Waluya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
