https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/issue/feedJurnal Mandala Pharmacon Indonesia2024-08-08T00:00:00+07:00Muhammad Isruljurnalpharmaconmw@gmail.comOpen Journal Systemshttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/364Uji Antihipertensi Ekstrak Bawang Dayak (E.palmifolia (L.)Merr) dan Ciplukan (P.angulata. L) Terhadap Tekanan Darah Tikus2023-08-23T07:53:34+07:00Atika Mutiara Sarideltaphierho85@gmail.comImam Syafi'ifadlina.chany@farmasi.ui.ac.idFadlina Chany Saputrifadlina.chany@farmasi.ui.ac.idBerna Elyaberna.elya@farmasi.ui.ac.id<p>Bawang Dayak (<em>Eleutherine palmifolia</em> (L.) Merr) secara empiris digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, dan stroke. Ciplukan (<em>Physalis angulata</em> L.) telah banyak digunakan masyarakat dalam bentuk jamu tunggal atau kombinasi ramuan sebagai obat radang saluran napas, radang gusi, radang testis, hipertensi, dan diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak etanol 96% bawang dayak dan ciplukan dan aktivitas sebagai antihipertensi terhadap tikus jantan <em>sprague dawley</em> yang diinduksi NaCl dan deksametason. Tikus dibagi ke dalam 6 kelompok terdiri dari kelompok normal, negatif, positif, dan kelompok perlakuan ekstrak bawang dayak, ekstrak ciplukan serta kombinasi bawang dayak-ciplukan. Tikus diinduksi selama 28 hari dengan parameter yang diukur adalah tekanan darah sistoel-diastol dan berat badan. Hasil skrining kandungan kimia ekstrak bawang dayak adalah flavonoid, tanin dan kuinon. Kandungan ekstrak ciplukan adalah alkaloid, Falvonoid, tanin, terpenoid/steroid dan saponin. Hasil pengujian aktivitas antihipertensi menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak bawang Dayak dan ciplukan dengan dosis 81 mg/Kg BB dan 155 mg/Kg BB memberikan efek penurunan tekanan darah diastole dan sistol serta profil bobot badan dari hewan uji tikus. Hasil uji secara in vivo dari kombinasi ekstrak perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut agar dapat dikembangkan sebagai kandidat bahan aktif dalam penanganan hipertensi.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/464Uji Stabilitas Warna dari Ekstrak Bunga Kiacret (Spathodea campanulata P. Beauv) Sebagai Sumber Alternatif Eksipien Farmasi2024-02-16T08:36:22+07:00Bratandari Hana Candrakantibratandarihana@gmail.comHifdzur Rashif Rija’ibratandarihana@gmail.comIslamudin Ahmadbratandarihana@gmail.com<p>Kiacret (<em>Spathodea campanulata</em> P. Beauv.) merupakanl salah satul tanaman tropis yangl terdapat dil Indonesia. Padal bagian bunga dari tanaman kiacret mengandung pigmen warna antosianin. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan bunga kiacret sebagai pewarna alami dapat meningkatkan nilai guna terhadap bunga kiacret. Penelitianl ini bertujuanl untuk mengetahuil perbedaan jumlah rendemen, kadarl total lantosianin, danl stabilitas zatl warna ekstrakl etanol 70%l dan l96% bunga kiacret terhadapl pengaruh pH (3–6), suhu (40°C–80°C), dan waktu penyimpanan selama 5 hari. Penelitianl ini menggunakanl metode eksperimen laboratorium melalui prosesl ekstraksi sampel denganl metode lmaserasi, uji kadar antosianin, dan uji stabilitas ekstrak. Hasill penelitian menunjukkanl bahwa ekstrakl etanol l70% bunga kiacret memperoleh nilail rendemen 42,02%, dan kadar antosianin 8,908 mg/L, sedangkan ekstrak etanol 96% bunga kiacret memperoleh rendemen 35,72%, dan kadar antosianin 10,949 mg/L. Ekstrak bunga kiacret stabil pada pH 3–4, suhul 40°C, danl penyimpanan selamal satu lhari. Hasill stabilitas terbaik diperoleh pada ekstraksi bunga kiacret dengan pelarut etanol 96% yang dapat dilihat pada absorbansi tiap perlakuan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut etanol 70%.</p>2024-08-08T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/469Efek Ekstrak Etanol Daun Pepaya Terhadap Histopatologi Ginjal Tikus Putih Yang Diinduksi Streptozotocin2024-02-11T16:31:02+07:00Rezky Yanuartyrezkyyanuarty@gmail.comJeine Sweet Natasya Tamunurezkyyanuarty@gmail.comJoni Tandirezkyyanuarty@gmail.comNiluh Puspita Dewirezkyyanuarty@gmail.com<p>Ginjal merupakan organ yang mempunyai kemampuan menyaring darah dengan membuang limbah alami seperti urea. Limbah alami yang diperluas bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan metabolits pilihan alkaloids, flavonoids, saponins, dan tanins dalam konsentrat etanol daun pepaya, dan untuk menentukan dampak dan porsi konsentrat yang layak pada melawan sel silinder ginjal pada tikus yang digerakkan oleh streptozotocin. Hewan pengerat diisolasi ke dalam 6 kelompok yang terdiri dari control tipikal, control negatif, control positif, perlakuan lepas tandan dengan dosis 100, 200, 300mg/kg BB. Penelitian selama 28 hari. Studi ini mencatat perkembangan yang terjadi pada sel tubullus ginjal tikus putih jantan yang dipicu oleh streptozotocin sebagai tingkat kerusakans dengan nilai yangs ditentukan sebagai persentase (%) pada setiap bagian tubullus yang rusak atau rusak. Hasil penelitian menunjukkans bahwa daun pepaya secara terpisah mengandung metabolits opsional alkaloids, flavonoids, saponins dan tanins. Pemberian konsentrat etanol daun pepaya dalam porsi 300mg/kg BB secara preventif bisa mempengaruhi sel silinder ginjals pada tikus yang diinduksis STZ, dengan nilais bahaya tipikal 0,4 dari batas 4.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/470Uji Aktivitas Antioksidan Formula Minyak Herbal Dengan Metode 1,1-Diphenyl-2-picrylhidrazil (DPPH)2024-02-12T22:16:36+07:00Ayu Wulandariayusuha8@gmail.comNurhikmah Nurhikmahayusuha8@gmail.comJoni Tandiayusuha8@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik serta aktivitas antioksidan formula minyak herbal pelita mas dengan menggunakan Metode <em>1,1-diphenyl-2- picrylidrazil </em>(DPPH). Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment laboratorium dengan rancangan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode <em>1.1-Diphenyl-2-picrylhidrazil </em>(DPPH) dan mengetahui stabilitas dari formula minyak herbal pelita mas. Analisis data menggunakan <em>One Way Anova </em>pada program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas formula minyak herbal seperti organoleptik, viskositas, kejernihan dan pH memenuhi syarat mutu sediaan minyak. Hasil pengujian aktivitas antioksidan formula minyak dan kuarsetin diperoleh nilai IC<sub>50</sub> sebesar 101,328 ppm dan 4,623 ppm dimana formula minyak herbal pelita mas tergolongan antioksidan sedang dan kuarsetin tergolong antioksidan kuat. Hasil uji analisis statistik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas menyatakan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Hasil uji <em>One Way Anova </em>diperoleh nilai sig. 0.000 (<0,05) hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara formula minyak herbal dengan kuarsetin.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/471Kajian Indeks Glikemik Nasi Kombinasi Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Sereh Dapur (Cymbopogon citratus DC) 2024-02-14T00:53:15+07:00sabaniah Indjar Gamasabaniah@farmasi.unmul.ac.idJalu Iqbal Tawakalsabaniah@farmasi.unumul.ac.idFajar Prasetyasabaniah@farmasi.unumul.ac.id<p>Daun Salam (<em>Syzygium polyanthum</em>) dan Sereh Dapur (<em>Cymbopogon citratus DC</em>) Merupakan rempah Indonesia yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun Salam dan Sereh dapur mengandung metabolit sekunder yaitu, alkaloid, flavonoid, saponin dan juga tanin. Senyawa fenolik pada Daun Salam dan Sereh dapur berpotensi sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dari infusa daun salam dan sereh dapur yang berpotensi pada penurunan indeks glikemik dan kadar gula darah dan untuk mengetahui jumlah kadar sari larut air infusa daun salam dan sereh dapur. Identifikasi metabolit sekunder dilakukan dengan metode skrining fitokimia pada infusa daun salam dan sereh dapur. Hasil penelitian menunjukan infusa daun salam dan sereh dapur sama-sama mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Kadar sari larut air yang didapat pada infusa daun salam adalah 62% dan sereh dapur 34%. Infusa kombinasi daun salam dan sereh dapur 1:1 dapat menurunkan kadar indeks glikemik nasi yang berpengaruh pada penurunan kadar guladarah pada menit ke-60 sampai menit ke-120.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/472Kombinasi Teh Daun Jati Cina (Senna alexandrina) dan Cincau Hitam (Mesona palustris) untuk Mengobati Konstipasi di Tenggarong Seberang2024-03-04T18:53:47+07:00Fajar Prasetyawisnu@farmasi.unmul.ac.idFandy Wisnu Budiyanawisnu@farmasi.unmul.ac.idWisnu Cahyo Prabowowisnu@farmasi.unmul.ac.id<p>Konstipasi merupakan kegagalan merespons dorongan buang air besar. Asupan serat dan cairan yang tidak tercukupi dapat menyebabkan konstipasi karena masa feses berkurang dan sulit untuk buang air besar. Upaya untuk mengatasi konstipasi adalah dengan mengkonsumsi serat dan cairan. Teh Daun Jati Cina dengan kombinasi cincau hitam dapat menjadi alternatif untuk mengatasi konstipasi karena teh Daun Jati Cina dipercaya dapat memberikan efek pencahar dan cincau hitam memiliki kandungan serat yang tinggi dalam membantu mengatasi susah buang air besar. Jenis penelitian ini kuantitatif berupa <em>quasi eksperiment</em> rancangan <em>pre</em> dan <em>post test non aquavalent control group</em>. Populasi adalah 20 orang penderita konstipasi di Kecamatan Tenggarong Seberang. Intervensi dilakukan 3 hari dengan dosis sekali sehari. Hasil Penelitian ini berdasarkan dari nilai P <em>Value</em> yang diperoleh melalui uji <em>Friedman</em> yaitu 0,00 < 0,05 ini menunjukan adanya pengaruh pemberian kombinasi teh daun jati cina (<em>Senna alexandrina</em>) dan cincau Hitam (<em>Mesona palustris</em>) sebagai suplemen serat terhadap jadwal defekasi, perasaan, penderita saat defekasi, bentuk tinja, usaha untuk mengeluarkan tinja dan perasaan penderita setelah defekasi.</p>2024-08-08T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/473Pemanfaatan Jus Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) Kombinasi Susu Kedelai dan Madu sebagai Alternatif Meningkatkan Kadar Hemoglobin untuk Remaja Putri 2024-03-04T19:14:29+07:00Yulia Aryatiyulia.aryati.371@gmail.comNur Masyithah Zamruddinita@farmasi.unmul.ac.idFajar Prasetyafajarprasetya@farmasi.unmul.ac.id<p>Salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama negara berkembang adalah anemia. Anemia dapat terjadi jika kadar hemoglobin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu lama. Kelompok yang beresiko mengalami anemia salah satunya adalah remaja putri. Pisang ambon, susu kedelai, dan madu adalah bahan alami yang memiliki kandungan zat besi, vitamin C, dan zink yang dapat membantu dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus pisang ambon kombinasi susu kedelai dan madu terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri di wilayah kerja UPT Puskesmas Petung. Metode penelitian yang digunakan adalah <em>quasy experimental </em>dengan pengambilan sampel secara <em>purposive sampling </em>diperoleh responden sebanyak 24 orang. Analisis data menggunakan uji <em>paired t-test </em>dan <em>Mann whitney</em>. Rata-rata kenaikan kadar hemoglobin pada intervensi buah pisang ambon sebesar 1,49 g/dL dan pada intervensi jus pisang ambon kombinasi susu kedelai dan madu sebesar 2,21 g/dL. Hasil uji <em>Mann Whitney </em>menunjukkan nilai p=0,002 <?(0,05) yang berarti adanya perbedaan kenaikan kadar hemoglobin antar dua intervensi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa jus pisang ambon kombinasi susu kedelai dan madu lebih baik dalam meningkatkan kadar hemoglobin.</p>2024-08-08T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/474Pengaruh Kemoterapi terhadap Kadar Hematologi pada Pasien Kanker Payudara di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2024-02-21T12:16:22+07:00Annisa Nabilahwisnu@farmasi.unmul.ac.idWisnu Cahyo Prabowowisnu@farmasi.unmul.ac.idHadi Kuncorowisnu@farmasi.unmul.ac.id<p>Kanker payudara merupakan penyakit keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Terapi kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa macam terapi, salah satunya adalah kemoterapi. Efek samping kemoterapi yang paling umum adalah mielosupresi yaitu penurunan kadar sel darah karena agen kemoterapi bersifat toksik terhadap organ pembentuk darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengaruh kemoterapi dalam menurunkan kadar sel darah pasien kanker payudara yang menerima kemoterapi di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan periode Juli 2022 sampai Juni 2023. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain <em>cross-sectional</em>. Dari 82 sampel, pasien dengan kadar eritrosit dibawah normal sebanyak 50 pasien (60%); hemoglobin 79 pasien (96%); hematokrit 75 pasien (91%); neutrofil 20 pasien (24%); leukosit 25 pasien (30%); dan trombosit 7 pasien (9%). Kadar hematologi di bawah normal paling banyak adalah hemoglobin dan hematokrit.</p>2024-08-08T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/487Karakterisasi dan Pengaruh Komposisi Kitosan terhadap Stabilitas Ukuran Nanopartikel Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.) menggunakan Metode Gelasi Ionik 2024-03-08T13:01:48+07:00Tri Riski Amaliaamaliaiki44@gmail.comVina Maulidyavimy23@gmail.comYurika Sastyarinayurika@farmasi.unmul.ac.id<p>Ekstrak etanol bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr.) mengandung senyawa metabolit sekunder yang disebut flavonoid, yang berpotensi memiliki aktivitas antijamur. Aplikasinya menggunakan teknologi nanopartikel diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk melewati membran sel yang dapat ditembus oleh ukuran partikel koloid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi nanopartikel ekstrak bawang dayak dan mengetahui pengaruh kandungan kitosan terhadap stabilitas ukuran partikel. Dengan menggunakan proses gelasi ionik, ekstrak bawang dayak dibuat dalam bentuk nanopartikel dengan tiga konsentrasi polimer kitosan (NaTPP) yang berbeda, yaitu 0,1%: 0,5% (F1), 0.2%: 0,5% (F2), dan 0,3%: 0,5% (F3). Parameter pengujian meliputi penentuan ukuran partikel, indeks polidispersitas dan potensial zeta menggunakan alat <em>Particle Size Analyzer</em>. Hasil karakterisasi nanopartikel ekstrak bawang dayak pada F1, F2, dan F3 masing-masing memiliki diameter 376,6 nm, 354,7 nm, dan 480,1 nm dengan nilai potensial zeta -20,8 mV, 11,2 mV, dan 23,7 mV, dan indeks polidispersitas 1,666, 1,702, dan 0,949. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula masuk dalam rentang sediaan nanopartikel (<1000 nm). Selain itu, uji stabilitas ukuran partikel yang dilakukan pada setiap sampel menunjukkan bahwa nanopartikel pada hari ke-7 dan ke-14 terus mempertahankan rentang ukuran nanometernya.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/498Analisis Penggunaan DMARD dan Antiinflamasi Pada Penderita Rheumatoid Arthritis Di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda2024-03-08T13:21:40+07:00Desy Hernawatidesy.heti@gmail.comHifdzur Rashif Rija’Idesy.heti@gmail.comLaode Rijaidesy.heti@gmail.com<p>Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi yang bersifat permanen. Pengobatan RA ditujukan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi serta menghentikan kerusakan sendi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik, profil pengobatan dan penggunaan obat DMARD dan antiinflamasi dengan metode analisis deskriptif pada pasien rawat inap di RSU Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda pada priode tahun 2019 – juli 2023. Hasil dari penelitian ini diperoleh 30 data pasien pada tahun 2019 sampai Juli 2023. Berdasarkan data yang didapatkan, persentase terbanyak adalah jenis kelamin perempuan sebesar (83,3%), usia usia 46-55 tahun (46,7%), dan Pendidikan terakhir terbanyak tingkat SD (36,7%). Profil pengobatan didapatkan golongan kortikosteroid sebesar (52,2%) golongan DMARD sebesar (28,2%) dan golongan nonSteroid sebesar (19,6%). Bentuk sediaan terbanyak adalah tablet sebesar 56,5%, dengan pemberian terbanyak secara oral sebesar 56,5% dan secara tunggal maupun kombinasi memiliki presentase yang sama besar yaitu 46,7%. Penggunaan obat DMARD dan antiiflamasi pada hasil penelitian ini tepat pasien sebesar 90%, tepat indikasi dan tepat dosis sebesar 100%.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/502Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan2024-03-13T09:15:15+07:00Andi Raihan Fadhila.raihan.fadhil@gmail.comVenna Sintharyvenna.s@farmasi.ac.idLaode Rijailaode@farmasi.unmul.ac.id<p>Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan tumbuhan sebagai alternatif dalam mengobati berbagai penyakit. Di Duampanua, sebuah wilayah di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, alamnya sangat melimpah. Mayoritas penduduknya adalah suku Bugis yang mengandalkan tumbuhan lokal sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Duampanua, beserta proses persiapannya dan penggunaannya dalam pengobatan penyakit. Penelitian ini melibatkan survei tumbuhan etnofarmasi yang dilakukan melalui tokoh masyarakat dan individu yang memiliki pengetahuan tentang tumbuhan obat, menggunakan metode purpose sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Duampanua masih mempertahankan tradisi etnofarmasi. Sebanyak 35 keluarga dan 61 spesies tumbuhan diidentifikasi, digunakan baik secara individual maupun dalam ramuan, disiapkan dengan cara direbus dan diperas, dan diadminisrasikan melalui pemberian oral, aplikasi topikal, atau berkumur untuk mengobati penyakit.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/532Karakteristik dan Pola Pengobatan Analgesik pada Pasien Post Sectio Caesarea di Rumah Sakit X Samarinda2024-07-16T10:30:18+07:00Andi Mulahaera M. Hnurussobah@farmasi.unmul.ac.idRolan Ruslinurussobah@farmasi.unmul.ac.idNurus Sobahnurussobah@farmasi.unmul.ac.id<p>Metode bedah yang dikenal sebagai operasi caesar digunakan untuk membantu wanita yang tidak dapat melahirkan secara alami. Salah satu efek dari operasi ini ialah timbulnya rasa sakit, yang diobati dengan analgesik. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui gambaran dan tren terapi analgesik pada pasien di RSIA X Samarinda yang menjalani operasi caesar. Jumlah sampel sebanyak 72 pasien diperoleh dengan melakukan penulisan secara retrospektif menggunakan strategi purposive sampling berdasarkan data medis. Temuan penulisan mengungkapkan bahwa 44,4% pasien termasuk dalam kelompok kehamilan risiko tinggi, usia kehamilan maksimal antara 36 dan 41 minggu, 52,7% pasien bekerja, dan 43,05% pasien tidak bekerja. Ketorolac 30mg ialah analgesik yang paling banyak digunakan (28%). Suntikan intravena ialah metode pemberian yang paling sering digunakan (38,3%). Penurunan skor nyeri terbesar, yang terjadi pada 36% pasien, ialah 1.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/533Pristane modulates specific changes on T cell dependent pathway of lupus in non-F1 BALB/c mice 2024-07-16T10:30:29+07:00Niken Indriyantiniken.indriyanti@gmail.comLusiana Arifiantiniken@farmasi.unmul.ac.idJoewono Soerosoniken@farmasi.unmul.ac.idJunaidi Khotibniken@farmasi.unmul.ac.id<p>Animal modeling for lupus is a crucial step in the process of discovering efficacious drugs. There are many drug candidates that have potential benefits for the treatment of lupus, but finding an appropriate model remains challenging. The appropriate model based on the literature is an induction model that uses 2,6,10,14 tetramethylpentadecane (TMPD) in female Balb/c mice. The TMPD increases the probability of damage beyond lupus, to the joint and kidneys. Therefore, the purpose of this study was to develop a lupus model by TMPD to test a drug candidate. The experimental method was measuring many biomarkers involved in the TMPD mechanism to obtain lupus-like disease mice. We measured CD4<sup>+</sup>CD25<sup>+</sup>FOXP3<sup>+ </sup>and CD4<sup>+</sup>CD62L<sup>+</sup> T-regs, CD123<sup>+</sup>IFN-?<sup>+ </sup>dendritic cells (flow cytometry); total leukocytes (Turk staining); anti-Sm antibody (ELISA); and renal and joint histology (HE staining). After the 6<sup>th</sup> month, there were reduction (p<0.05) of the T regulatory percentage of CD4<sup>+</sup>CD25L<sup>+</sup> T cells (Naïve=19.39±3.06%, TMPD-treated=5.72±3.43%) and CD25<sup>+</sup>FOXP3<sup> +</sup> T cells (Naïve=10.32±4.47%, TMPD-treated=7.70±4.47%), meanwhile, the IFN-? increased significantly (p<0.05), (Naïve=6.92±8.67%, TMPD-treated=11.42±0.95%), and the total leukocytes increased (p<0.05) (Naïve=9,800±1,698, TMPD-treated=17,500±1,490 cells/mm<sup>3</sup>). The anti-Sm antibody was also present in the TMPD-treated mice as one cause which led to renal and joint structural disorders. The biomarkers were analyzed by using Independent T-test, so this positive lupus model with its tested biomarkers is valid and can be used to test drugs for lupus.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/534Pemanfaatan Pewarna Alami dari Bunga Asoka (Ixora coccinea) pada Formulasi Lip Cream2024-07-16T10:45:47+07:00Chintiya Vera Nandaniken@farmasi.unmul.ac.idDwi Elfira Kurniatiniken@farmasi.unmul.ac.idNiken Indriyantiniken@farmasi.unmul.ac.id<p>Bunga asoka (<em>Ixora coccinea</em>) mengandung pigmen untuk dimanfaatkan menjadi pewarna alami dalam bidang kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti manfaat ekstrak etanol dari bunga asoka yang menjadi pewarna alami terutama dalam produk <em>lip cream</em>. Studi dimulai melalui ekstrasi bunga asoka menggunakan pendekatan maserasi dimana pelarut etanolnya adalah 96% serta asam sitrat. Kemudian dilaksanakan pengoptimasian basis menggunakan lilin carnauba serta lilin candelilla, kemudian diformulasikan dengan ekstrak bunga asoka dan dievaluasi kualitasnya melalui uji organoleptik, pH, stabilitas sediaan, iritasi, daya lekat, viskositas, homogenitas, uji hedonik. Ekstraksi menghasilkan rendemen sebesar 27,1%. B3, B4, dan B5 adalah basis yang memenuhi kriteria <em>lip cream</em> dengan basis terbaik yaitu B3. <em>Lip cream</em> dengan konsentrasi ekstrak bunga asoka 2%, 4%, serta 6% memberikan hasil berupa warna masing-masing cokelat muda, cokelat sedikit merah, serta merah. Hasil evaluasi menunjukkan aroma khas cokelat, konsistensi semipadat, dan homogenitas yang sesuai dengan persyaratan <em>lip cream</em>. Namun, F3 menunjukkan ketidakstabilan dan tidak memenuhi persyaratan pH. Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa F1 dan F2 merupakan formula yang lulus uji kriteria <em>lip cream</em>, sementara F3 adalah formula yang paling disukai. Kesimpulannya adalah hasil pengekstraksian etanol bunga asoka bisa dipergunakan menjadi pewarna alami dalam produk <em>lip cream</em>.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/535Efektivitas Ekstrak Kratom (Mitragyna speciose) pada Inhibisi Withdrawal Syndrome Model Adiksi Morfin2024-07-16T11:08:19+07:00Niken Indriyantiniken.indriyanti@gmail.comHajrah Hajrahhajrah@farmasi.unmul.ac.idMukti Priastomoniken@farmasi.unmul.ac.idErwin Samsulniken@farmasi.unmul.ac.idWisnu Cahyo Prabowoniken@farmasi.unmul.ac.idFajar Prasetyaniken@farmasi.unmul.ac.id<p>Kratom (<em>Mitragyna speciose</em>) secara empiris banyak digunakan di area Kalimantan untuk berbagai keluhan yang berkaitan dengan nyeri. Banyak hasil penelitian bahwa tanaman ini mampu mengatasi kecanduan narkotik, dan sebaliknya. Maka, penelitian ini mengukur potensi kratom pada penanganan gejala <em>withdrawal syndrome </em>adiksi morfin. Pengujian dilakukan secara in vivo pada model mencit yang diinduksi adiksi morfin. Hasil yang didapatkan berupa aktivitas penekanan gejala adiksi pada parameter perilaku psikomotorik, sensitivitas saraf pendengaran, dan sensitivitas saraf mata terhadap cahaya. Pemberian bahan uji aman pada parameter bilirubin dan urobilinogen, serta parameter ginjal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menelusuri efek terhadap organ otak dan limpa. Ekstrak kratom memiliki <em>multiple compounds </em>yang memungkinkan adanya penekanan aktivitas adiksi. Maka disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol kratom dengan dosis 4 mg/kgBB mencit mampu menekan gejala <em>withdrawal syndrome</em> pada model adiksi morfin.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/467Uji Aktivitas Antiinflamasi Akut Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air Daun Telang (Clitoria ternatea L.) dengan Induksi Karagenan2024-03-04T18:52:54+07:00Ferawati Salempang Putriferasalempang2421@gmail.comMaryam Jamila Ariefmaryamjamilaa@farmasi.unmul.ac.idRolan Ruslirolan@farmasi.unmul.ac.id<p>Inflamasi akut merupakan respons biologis tubuh terhadap adanya kerusakan jaringan, cedera, infeksi ataupun paparan senyawa iritan sehingga diperlukan alternatif antiinflamasi dari bahan alam yaitu daun telang.Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan golongan metabolit sekunder ekstrak etanol dan ekstrak air daun telang, mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol dan ekstrak air daun telang pada kaki tikus putih jantan yang diinduksi karagenan. Penelitian ini menggunakan metode <em>paw edema </em>dengan melakukan pengukuran volume radang, kemudian dihitung persen inflamasi dan persen inhibisi radang. Hasil penentuan metabolit sekunder menunjukkan golongan metabolit sekunder yang teridentifikasi pada ekstrak etanol dan air ialah alkaloid, flavonoid, tanin dan steroid. Sedangkan saponin hanya teridentifikasi pada ekstrak air. Efek antiinflamasi yang menunjukkan persen inhibisi terbesar adalah pada jam ketujuh untuk semua kelompok uji, yaitu 42,49% untuk ekstrak etanol kelompok 400 mg/KgBB dan 57,44% untuk kelompok 600 mg/KgBB, serta 44,63% untuk ekstrak air kelompok 0,8% dan 39,74% untuk kelompok 1,2%. Hasil analisis uji <em>One Way </em>Anova persen inhibisi radang menyatakan data signifikan sebesar 0,020 (p<0,05). Uji LSD persen inhibisi radang menunjukkan kelompok ekstrak etanol 600 mg/KgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (p>0,05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,690 sehingga kedua kelompok tersebut memberikan efek antiinflamasi yang sebanding.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/537Formulasi Sediaan Pewarna Alis Eyebrow dye dari Tinta Cumi-Cumi (Loligo sp.)2024-07-16T15:23:04+07:00Militani Zebaothi I.D.Gmaryamjamilaa@farmasi.unmul.ac.idRiski Sulistiarinikikyidris@gmail.comSatriani Badawimaryamjamilaa@farmasi.unmul.ac.id<p>Pewarna alis merupakan produk kecantikan dekoratif untuk wajah yang digunakan pada rambut alis mata untuk membentuk dan mempertegas alis. Tinta cumi (<em>Loligo </em>sp.) merupakan sebuah tinta berwarna hitam yang terdapat didalam kantong tinta cumi (<em>Loligo</em> sp.) yang memiliki manfaat salah satunya dapat digunakan sebagai pigment pewarna hitam alami serta memiliki manfaat sebagai antioksidan, sehingga cocok digunakan dalam sediaan kosmetik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pembuatan formula sediaan pewarna alis dari tinta cumi (<em>Loligo</em> sp), mengetahui sifat fisik pewarna alis dari tinta cumi (<em>Loligo</em> sp.) dan mengetahui formula pewarna alis dari tinta cumi (<em>Loligo</em> sp.) yang terbaik. Metode menggunakan serbuk tinta cumi (<em>Loligo</em> sp.) yang divariasikan dalam F1, F2 dan F3 sebanyak 1%, 1,5% dan 2%, setiap formula ditambahkan titanium dioxide, <em>talc</em>, kaolin, <em>microcrystalline wax</em>, <em>beeswax, hydrogened castor oil,</em> metil paraben, petrolatum, <em>stearic acid</em>, lanolin <em>oil, liquid paraffin</em> dan aquadest. Lalu dievaluasikan dalam 28 hari pada suhu ruang (25-30<sup>o</sup>C) dengan uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya oles, uji waktu mengering, uji iritasi dan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinta cumi efektif digunakan untuk pewarna hitam alami pada kosmetik dan aman pada kulit. </p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/475Kajian Literatur: Aktivitas Anti-Inflamasi, Antibakteri, Dan Antioksidan Dari Tanaman Genus Piper Spesies Sirih Merah (Piper Crocatum), Dan Sirih Hijau (Piper Betle L.)2024-02-22T16:40:03+07:00Leo Ronaldorleo935251@gmail.comNovita Eka Kartab Putri nekatobing@gmail.comAngga Cipta Narsaangga@farmasi.unmul.ac.id<p>Di Indonesia banyak sekali tumbuhan sirih yang dapat kita temukan, pembudidayaan tanaman sirih tidak terlalu rumit, akan tetapi penggunaan daun sirih belum terlalu dimaksimalkan. Tanaman sirih mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan minyak atsiri. Metabolit tersebut diduga memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi, antibakteri, dan antioksidan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kajian literatur dengan mengumpulkan literatur mengenai aktivitas anti-inflamasi, antibakteri dan antioksidan dari tanaman sirih merah dan sirih hijau. Hasil yang diperoleh sirih merah dan sirih hijau memiliki aktivitas anti-inflamasi, antibakteri dan antioksidan; sirih hijau menunjukkan aktivitas anti-inflamasi yang paling baik sebesar 64,53%; aktivitas antibakteri yang paling baik pada bakteri gram positif sebesar 15,031 mm dan bakteri gram negatif sebesar 16,01 mm dan aktivitas antioksidan sebesar 2,0375 ppm. Sirih merah menunjukkan aktivitas anti-inflamasi yang paling baik sebesar 21%; aktivitas antibakteri yang paling baik pada bakteri gram positif sebesar 5,7 mm dan pada bakteri gram negatif sebesar 8,74 mm dan aktivitas antioksidan sebesar 47,45 ppm.</p>2024-08-08T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesiahttps://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/531Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus dan Hipertensi dalam Program Penyakit Kronis (Prolanis) di Indonesia: Narative Review2024-07-16T10:28:55+07:00Dewi Rahmawatidewi@farmasi.unmul.ac.id<p>Penyakit kronis menurut WHO tahun 2008 menyumbang kematian hampir sepertiga dari jumlah kematian. Prolanis merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan Prolanis berfokus pada dua penyakit: hipertensi dan diabetes. Dua penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. menganalisis tingkat kualitas hidup pasien diabetes melitus dan hipertensi dalam Prolanis di Indonesia dan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien melalui tinjauan review. Penelusuran literatur dilakukan di bulan Juni-Juli 2023 menggunakan mesin pencari google scholar. Jurnal dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi melalui proses penilaian kritis. Hasil tinjauan dari 18 jurnal menunjukan secara sistematik menunjukkan kualitas hidup pasien kategori baik yang mempengaruhi oleh beberapa faktor keaktifan peserta dalam grup, dukungan lingkungan dan konseling apoteker.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia