Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi en-US jurnalpharmaconmw@gmail.com (Muhammad Isrul) isrulfar@gmail.com (Muhammad Isrul) Tue, 10 Jun 2025 15:00:15 +0700 OJS 3.2.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Uji Toksisitas Akut pada Tempe Koro Kratok dengan Penambahan Kunyit terhadap Parameter Hepar Mencit http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/666 <p>Koro kratok adalah kacang lokal di wilayah Jawa Timur yang memiliki keunggulan dikembangkan sebagai olahan sebagai olahan pangan tempe karena tinggi protein dan protein lemak. Tempe sudah dikenal sebagai pangan harian dalam perbaikan sindrom metabolik. Penambahan kunyit bubuk dalam tempe koro kratok diharapkan mampu meningkatkan nilai fungsionalnya. Jenis olahan tempe yang beracun telah ditemukan seperti tempe bongkrek dari ampas kelapa. Sementara itu asam sianida pada koro kratok perlu diteliti keamanannya saat menjadi tempe. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keamanan tempe koro kratok kunyit pada uji toksisitas akut dengan paramater hepar mencit menggunakan metode toksisitas <em>fixed dose</em>. Koro kratok ditambahkan bubuk kunyit di fermentasi selama 24 jam an-aerob dan 4 jam aerob. Sampel tempe koro kratok dilarutkan dalam aquades hingga homogen, kemudian dilanjutkan uji pendahuluan dan uji utama toksisitas akut. Dosis tempe koro kratok kunyit 300 mg/kg BB dilakukan pada uji pendahuluan. Setelah 24 jam hasil menunjukkan tidak terdapat gejala toksik, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 2000 mg/kg BB. Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Pada hari ke-15, mencit dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Berat badan mengalami perbedaan signifikan hari ke-14 dosis 2000 mg/kg. Berat organ absolut dan relatif juga tidak ada perubahan makroskopis. Hasil SGOT dan SGPT dalam batas normal serta menunjukkan perbaikan signifikan terhadap kontrol mencit. Secara keseluruhan tempe koro kratok dengan penambahan kunyit bubuk LD50 &gt;2000-5000 mg/kg tidak menyebabkan toksisitas.</p> Istiqomah Hariyanto, Trias Maharani, Eka Fitri Yanti Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/666 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Pengaruh Brand Image dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen di Apotek X http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/694 <p>Perkembangan jumlah apotek di Kota Kendari yang semakin bertambah menyebabkan persaingan bisnis apotek semakin ketat, dengan banyak apotek yang saling berlomba untuk menarik pelanggan. Dalam konteks ini, <em>brand image</em> dan kualitas pelayanan menjadi aspek krusial yang bisa memengaruhi keputusan konsumen ketika memilih apotek. Apotek X sebagai salah satu apotek yang telah lama beroperasi di Kota Kendari tentunya memiliki <em>brand image </em>dan standar kualitas pelayanan. Tujuan penelitian ini berfokus guna memahami pengaruh <em>brand image </em>dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di Apotek X Kota Kendari. Sampel penelitian sebanyak 100 partisipan merupakan pelanggan yang sudah membeli produk obat di Apotek X minimal dua kali. Metode pengambilan sampel yakni purposive sampling. Skala yang dimanfaatkan penelitian ini ialah skala <em>likert</em>. Teknik analisis data memanfaatkan analisis deskriptif dan SEM PLS yang disusun dengan bantuan software Smart PLS 4.0. Simpulan penelitian ini menegaskan bahwasanya variabel baik <em>brand image</em> maupun kualitas pelayanan berpengaruh positif dan substansial pada loyalitas pelanggan.</p> Natalia Christiani Putri, Ruslin, Sahidin, Muhammad Arba, Irnawati, Wahyuni, Nur Illiyyin Akib, Adryan Fristiohady Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/694 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Pengaruh Ekstrak Metanol Batang Etlingera alba (Blume) A. D. Poulsen Terhadap Penekanan Genicaspase-3 sebagai Penanda Apoptosis pada Lini Sel Kanker Payudara T47D Secara In Vitro http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/705 <p>Kanker merupakan suatu penyakit yang bersifat ganas dan ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal secara cepat dan terus-menerus yang dapat merusak jaringan dan organ di sekitarnya. Ciri khas dari kanker yaitu mampu menghindari mekanisme apoptosis. Salah satu gen penanda apoptosis yaitu Caspase-3. Penggunaan kemoterapi untuk mengobati kanker masih memiliki banyak efek samping yang merugikan. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif pengobatan yang lebih efektif dan efek samping yang lebih kecil seperti terapi target. Tumbuhan <em>E. alba</em> diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antikanker. Tujuan penelitian ini untuk melihat potensi penekanan ekspresi gen dari <em>E. alba</em> tehadap penanda gen apoptosis Caspase-3 pada lini sel kanker T47D. Pengujian ini dilakukan menggunakan sampel batang <em>E. alba</em> yang dimaserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak metanol batang <em>E. alba</em> dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu 50 ppm; 100 ppm; dan 200 ppm. Selanjutnya dilakukan pengujian ekspresi gen secara in vitro dengan menggunakan metode RT-PCR, lalu diukur nilai CT. Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu pada konsentrasi ekstrak 50 ppm mampu menekan ekspresi gen 1,677 kali, ekstrak 100 ppm mampu menekan ekspresi gen 1,859 kali, sedangkan ekstrak 200 ppm mampu menekan ekspresi gen 1,601 kali. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol batang <em>E. alba</em> mampu menekan ekspresi gen Caspase-3 pada lini sel kanker payudara T47D, dengan konsentrasi ekstrak yang paling baik yaitu 100 ppm dengan hasil pengujian ekspresi gen 1,859 kali dari DMSO 2%.</p> Fitria Nurcahyani, Adryan Fristiohady, Sahidin, Wahyuni Wahyuni, Agung Wibawa Mahatva Yodha, Dian Munasari Solo, Muhammad Arba, Irnawati Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/705 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Optimasi Ekstrak Daun Salam (Syzygium Polyanthum) Menggunakan Metode Konvensional dan Green Extraction Serta Profil Kimia dan Potensi Antioksidannya http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/717 <p>Daun salam (<em>Syzygium polyanthum</em>) adalah tanaman rempah yang dikenal memiliki kandungan fitokimia seperti flavonoid, tanin, dan terpenoid yang bermanfaat untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan metode ekstraksi pada daun salam (<em>Syzygium polyanthum</em>) menggunakan metode konvensional (maserasi) dan <em>green extraction</em>, yaitu <em>Ultrasound-Assisted Extraction</em> (UAE) dan <em>Microwave-Assisted Extraction</em> (MAE), serta untuk mengidentifikasi profil senyawa kimia dan potensi antioksidan dari ekstrak yang dihasilkan. Perbandingan langsung antara metode konvensional dan <em>green extraction</em> untuk mengoptimalkan potensi bioaktifnya merupakan kebaruan dari penelitian ini. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan metode ekstraksi yang ramah lingkungan dan efisien serta mendukung pemanfaatan tanaman lokal sebagai sumber alami antioksidan potensi dalam aplikasi farmasi dan pangan. Analisis karakterisasi senyawa bioaktif dilakukan menggunakan<em> Gas Chromatography-Mass Spectrometry </em>(GC-MS) dan pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode <em>green extraction</em> khususnya UAE dan MAE lebih efektif dalam mengekstrak senyawa bioaktif dengan peningkatan jumlah senyawa terekstraksi dibandingkan metode maserasi. Sebanyak 41 senyawa bioaktif termasuk golongan alkaloid, fenol, terpenoid dan asam lemak hanya ditemukan melalui metode <em>green extraction</em>. Dari pengujian antioksidan, semua ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat (nilai IC<sub>50</sub> &lt;50 ppm). Ekstrak UAE menunjukkan aktivitas tertinggi dengan IC<sub>50</sub> sebesar 10,22 ppm, diikuti MAE dengan IC<sub>50</sub> sebesar 19,30 ppm, sedangkan maserasi menghasilkan IC<sub>50</sub> sebesar 27,28 ppm.</p> Ahmad Najib, Audia Triani Olli, Yanti Puspitasari Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/717 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Aktivitas Analgesik Ekstrak Etanol 70% Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) pada Mencit Secara In Vivo http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/737 <p>Nyeri ditandai rasa tidak nyaman akibat adanya kerusakan jaringan tubuh sehingga memerlukan pengunaan obat golongan <em>non steroid antiinflamatory disease</em><em> (NSAID)</em> untuk mengatasi nyeri. Penggunaan obat NSAID jangka panjang memiliki resiko efek samping pada saluran pencernaan. Ekstrak Etanol 70% kayu secang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid yang dapat menghasilkan efek analgesik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgesik menggunakan beberapa varian dosis ekstrak etanol 70% kayu secang pada mencit secara <em>in vivo</em> yang diinduksi asam asetat. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan proses ekstraksi menggunakan maserasi ultrasonik dengan pelarut etanol 70%. Uji analgesik dilakukan menggunakan metode <em>writhing test</em>. Hewan uji yang digunakan adalah mencit yang dikelompokkan menjadi kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok varian dosis 50mg/kgBB (S1), 100mg/kgBB (S2), dan 200mg/kgBB (S3). Aktivitas analgesik dilihat berdasarkan %Proteksi geliat dan %Daya analgesik serta dianalisis secara statistik menggunakan <em>kruskal-wallis</em> dan <em>Post-Hoc Pairwise Comparisons</em>. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol 70% kayu secang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Hasil uji analgesik didapatkan %Proteksi geliat S1, S2, dan S3 masing-masing sebesar 54,62%, 80,81%, dan 87,62%, serta %Daya analgesik masing-masing sebesar 115,20%, 170,45%, dan 184,81%. Hasil analisis statistik menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan (&lt;0,05) antara varian dosis S2 dan S3 dengan kontrol negatif. Hasil penelitian ini menunjukan ekstrak etanol 70% kayu secang memiliki aktivitas sebagai analgesik dengan semakin tinggi jumlah ekstrak yang digunakan aktivitas analgesik yang dihasilkan semakin tinggi sehingga ekstrak etanol 70% kayu secang dapat dikembangkan menjadi sediaan obat berbasis herbal sebagai analgesik.</p> Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya, Pande Made Desy Ratnasari, Ni Putu Lia Ardianti Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/737 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Antibacterial Activity Test of Extract and Fraction of Jabon Stem Bark (Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq.) Againts Staphylococcus aureus dan Escherichia coli http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/743 <p>The stem bark of the Jabon plant (<em>Anthocephalus cadamba</em> (Roxb) Miq.) is a plant used empirically as a traditional medicine in the Jayapura City area. This study aims to determine the antibacterial activity and effective concentration of Jabon stem bark extract and fraction (<em>Anthocephalus cadamba</em> (Roxb) Miq.) against the test bacteria. The method used in this study is the Kirby-Bauer disc diffusion method to measure the diameter of the inhibition zone of each treatment. The results showed that the extract and fraction had antibacterial activity. The effective concentration of the extract was demonstrated at a concentration of 500 ppm with a strong category against the test bacteria. In comparison, the fractions were shown at a concentration of 1000 ppm with a moderate category against the test bacteria. This study concludes that the extract and fraction of the stem bark of Jabon have antibacterial activity and have the potential to be further developed as an antibacterial agent.</p> Nur Fadilah Bakri, Mustika Endah Pratiwi, Putri Winduri Manemi, Elsye Gunawan, Juniarto Mende Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/743 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Kandungan Senyawa Fenol dan Flavonoid dalam Beberapa Varietas Biji Kedelai dan Produk Olahan Kedelai http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/747 <p>Kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan dan mempunyai beberapa varietas unggul yang dibudidayakan dan dikembangkan dari berbagai cara, yakni melalui program pemuliaan dengan persilangan buatan dan mutasi, dan menghasilkan varietas dengan biji kecil, besar dan sedang. Kedelai biasanya menjadi berbagai macam hasil produk pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu dan lain-lain. Tempe mengandung kandungan bioaktif yang memiiki aktivitas antioksidan, dimana senyawa bioaktif itu adalah isoflavon dan komponen fenol. Penelitian ini dilakukan terhadap enam jenis varietas biji kedelai dan keenam varietas tersebut diolah menjadi produk tempe dengan tiga waktu fermentasi yang berbeda yaitu, 42 jam, 47 jam dan 52 jam. Seluruh varietas biji kedelai dan tempe diekstrak dengan cara maserasi dan dilakukan analisis kandungan fenol dan flavonoid dengan menggunakan sektrofotometer. Enam varietas biji kedelai memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang berbeda. Kandungan fenol tertinggi dimiliki oleh biji kedelai varietas gepak kuning (2,446/100 gram ekstrak), dan kandungan flavonoid tertinggi dimiliki oleh biji kedelai varietas Deja 1 dan Derap 1 (0,366/100 gram ekstrak). Kandungan fenol dan flavonoid dalam tempe meningkat setelah proses fermentasi, dengan lama waktu antara 42-47 jam.</p> Siti Uswatun Hasanah, Irma Erika Herawati, Nitta Nurlita Sari Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/747 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Studi Etnomedisin : Analisa Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional di Desa Tempurejo http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/760 <p>Penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat Indonesia tetap menjadi kepercayaan bagi sebagian orang dalam mengatasi berbagai penyakit. Obat tradisional Indonesia terdiri dari kombinasi berbagai tumbuhan yang telah terbukti secara empiris efektif dalam menjaga kesehatan, serta mencegah dan mengobati penyakit. Studi etnomedisin bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang mendalam mengenai penggunaan tumbuhan obat di masyarakat, manfaat serta potensi ekonominya di pasar, dan keberadaannya dalam konteks ekologi. Tujuan: Membuat <em>database</em> tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat Kecamatan Tempuran khusunya di Desa Tempurejo sehingga dapat dipergunakan sebagai langkah awal dalam upaya penemuan senyawa obat baru guna pembuatan obat-obatan atau pengembangan obat tradisional. Metode: Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam dan teknik pengambilan data menggunakan metode <em>snowball sampling</em><em>. </em>Analisis data dilakukan secara deskriptif dan non-parametrik <em>chi-square</em>. Hasil: Hasil etnomedisin diperoleh sebanyak 17 jenis tanaman obat digunakan oleh masyarakat setempat dengan tanaman obat yang paling sering digunakan masyarakat setempat adalah kunyit (<em>Curcuma longa</em>) dan kencur (<em>Kaempferia galanga</em>). Tanaman obat kebanyakan diperoleh dengan cara membeli di pasar. Sebanyak 78% responden mendapatkan obat herbal dari hasil ramuan, dengan bagian tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah rimpang dan daun. Sebanyak 36% responden mengolah tanaman obat dengan teknik direbus dan mayoritas masyarakat menggunakan tanaman obat tradisional dengan cara pemakaian diminum dengan persentase sebesar 96%. : Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tempurejo masih sangat mengandalkan obat tradisional, terutama kunyit dan kencur, untuk menjaga kesehatan. Temuan tersebut dapat membuka peluang besar untuk pengembangan obat-obatan baru berbasis tanaman dan pelestarian pengetahuan tradisional.</p> Cut Dewi Bunga, Luluc Rianawati, Nurkhayati Nurkhayati, Bilqis Rahil Azizah, Fitriana Yuliastuti, Heni Lutfiyati, Adinda Laila Azzahra Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/760 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Hubungan Rasionalitas Antibiotik Terhadap Outcome Klinik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Infeksi Saluran Kemih di Sebuah Rumah Sakit Badung Bali http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/685 <p>Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) rentan mengalami infeksi salah satunya Infeksi Saluran Kemih (ISK). Antibiotik menjadi pilihan terapi utama yang harus diberikan secara rasional untuk mencegah kondisi penyakit yang semakin memburuk. Temuan menunjukkan, rasionalitas penggunaan antibiotik ISK di Indonesia tidak mencapai 100%. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan rasionalitas penggunaan antibiotik untuk ISK dengan <em>outcome</em> klinik pasien. Penelitian ini dilakukan secara observasional <em>cross-sectional</em> pada periode Januari 2023-Juli 2024. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> menggunakan catatan pengambilan data pada rekam medik. Kriteria inklusi meliputi pasien DMT2 dengan ISK yang menjalani terapi rawat jalan atau inap, mendapatkan terapi antidiabetik dan antibiotik serta data rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi yaitu memperoleh antibiotik pada waktu &lt;24 jam (rawat jalan), atau &lt;72 jam (rawat inap). Kajian rasionalitas penggunaan antibiotik dianalisis menggunakan metode <em>Gyssens </em>berdasarkan pedoman terapi, dikategorikan menjadi rasional dan tidak rasional. <em>Outcome</em> klinik dikategorikan menjadi membaik dan tidak membaik. Hubungan rasionalitas dengan <em>outcome</em> klinik diuji dengan <em>Kendall’s-Tau b</em>. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 86 responden yang terdiri 75 pasien rawat jalan dan 11 pasien rawat inap. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional ditemukan pada beberapa kategori, yaitu IVa (17,83%), IVc (25,97%), IVd (26,74%), IIIa (4,26%), IIIb (10,85%), IIa (9,69%), dan IIb (3,49%) pada pasien rawat jalan, serta kategori IVa (20,59%), IVc (20,59%), IVd (20,59%), IIIa (2,94%), IIIb (20,59%), dan IIb (5,88%) pada pasien rawat inap. Jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah sefiksim (50,67%) Terdapat hubungan signifikan antara rasionalitas penggunaan antibiotik dan <em>outcome</em> klinis pada pasien rawat jalan (p=0,018; r=-0,237) dan pasien rawat inap (p=0,040; r=0,592). Temuan ini mengindikasikan penggunaan antibiotik secara rasional berperan penting dalam meningkatkan perbaikan o<em>utcome </em>klinis pasien.</p> I Putu Yuda Pratama, Pande Made Desy Ratnasari, Ni Putu Desy Ratna Wulan Dari, Ni Putu Amara Angelina Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/685 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Formulasi dan Evaluasi Produk Gigi Mouthwash Ekstrak Rimpang Walay (Zingiberaceae) untuk Pengobatan Plak dan Karies Gigi http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/693 <p>Zingiberaceae merupakan salah satu family tumbuhan terbesar yang diyakini memiliki potensi aktivitas biologis yang tinggi untuk mengatasi berbagai penyakit. Beberapa generasi Zingiberaceae, seperti <em>Cinnamomum</em>, <em>Meistera</em>, dan <em>Wurfbainia</em>, telah diidentifikasi. Tumbuhan walay (Zingiberaceae) merupakan salah satu tanaman endemik Sulawesi Tenggara yang memiliki khasiat sebagai pengobatan. Skrining fitokimia rimpang walay menunjukkan kandungan senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid dan terpenoid dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri pada <em>Staphylococcus aureus</em>, <em>Streptococcus mutans</em> dan <em>Bacillus subtilis</em>. Formulasi produk gigi menggunakan bahan dasar herbal sedang menjadi sorotan utama dalam upaya mengurangi peradangan gusi. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan perawatan gigi dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan gigi, termasuk dalam pemilihan bentuk produk gigi yang sesuai. Salah satu produk yang digunakan ialah <em>mouthwash</em>. Penelitian ini bertujuan untuk formulasi <em>mouthwash</em> berbasis herbal rimpang walay dan efektivitasnya sebagai antibakteri penyebab plak dan karies gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Ekstrak rimpang walay dibuat dalam bentuk <em>Mouthwash</em> dengan tiga formula konsentrasi A(10%), B(20%) dan C(30%). Pengujian evaluasi sediaan dilakukan dengan parameter pengujian yaitu uji organoleptik, homogenitas, pH, dan kejernihan. Selanjutnya sediaan dilakukan pengujian antibakteri pada <em>Streptococcus mutans </em>ATCC 25175. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak rimpang walay pada formula A, B, C dapat dibuat sediaan <em>mouthwash</em> dan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan, yaitu sediaan memiliki aroma mentol, berwarna bening kecoklatan, tekstur cair, homogen, pH berkisar 6-7. Aktivitas antibakteri pada bakteri <em>Streptococcus mutans</em> ATCC 25175 memiliki daya hambat dengan diameter zona bening secara berturut-turut pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% sebesar 6,47 mm, 9,3 mm dan 12,57 mm serta kontrol positif (moutwash herbal x) sebesar 1,49 mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan sediaan <em>mouthwash</em> dapat digunakan sebagai produk gigi untuk pengobatan plak dan karies gigi.</p> Muhammad Asman Setiawan Jumain, Suhikma Sofyan, Nur Saadah Daud, Muhammad Azdar Setiawan, Selfyana Austin Tee, Eny Nurhikmah, Yulianti Fauziah, Musdalipah Musdalipah Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/693 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Quercetin-Lesitin Kompleks dalam In Situ Vaginal Gel Sebagai Peningkat Terapi Kanker Serviks http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/698 <p>Secara global kanker serviks menduduki posisi kedua tertinggi di dunia dari seluruh kanker yang menyerang perempuan. Quercetin (QC) merupakan flavonoid yang telah terbukti memiliki efek antipoliperatif dan sitotoksik. QC tergolong BCS kelas II dengan permeabilitas tinggi namun kelarutan rendah sehingga sulit mencapai bioavabilitas yang tinggi. Kompleksasi antara lipid dan zat aktif diketahui dapat meningkatkan kelarutan zat aktif. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kelarutan QC yang selanjutnya dimasukkan dalam formula in situ gel vagina untuk meningkatkan efektifitas terapi kanker serviks. Quercetin-Lecitin Kompleks (QC-LK) dibuat dalam 13 formula menggunakan <em>Central Composite Design</em> (CCD) aplikasi Design-Expert®. Formula optimum selanjutnya dibuat in situ gel vagina menggunakan Poloxamer (PX) dan HPMC. Karateristik gel ditentukan dengan penentuan suhu gelasi, daya lekat, uji permeasi retensi secara <em>ex vivo</em> dan uji MTT secara in vitro pada sel HeLa. Formula 4 dengan perbandingan polimer 1:5 dipilih sebagai formula optimum yang mampu melarutkan QC sejumlah 0,44 ± 0,15 mg/mL dengan efisiensi penjerapan sebesar 95,8% yang berbeda signifikan dengan QC murni (<em>p&lt;0.05</em>). Formula in situ gel berhasil menahan QC sebanyak 3,3 ± 0,22 mg/mL pada membran mukosa. Hasil uji MTT menunjukkan IC<sub>50</sub> sediaan QC-LK sebesar 18,42 ± 2,13 dengan persentasi viabilitas sebesar 3,48 ± 0,42%.</p> Muli Sukmawaty, Djuniasti Karim, R. Ardian Priyambodo, Dwi Rachmawaty Daswi, Arisanty Arisanty Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/698 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Lipid Profile Animal Trial Model of Metabolic Syndrome with Soggak Coffee Intervention http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/712 <p>Sindrom metabolik adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan obesitas, diabetes, dislipidemia (hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia), dan tekanan darah tinggi. Stres oksidatif memiliki keterkaitan dengan sindrom metabolik, makanan kaya flavonoid bermanfaat untuk pencegahan dan perbaikan sindrom metabolik. Songgak adalah kopi yang dicampur dengan rempah-rempah dengan kandungan flavonoid dan fenolik total yang berkorelasi dengan aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek kopi songgak dalam mencegah sindrom metabolik. Parameter yang diuji adalah profil lipid yang terdiri dari kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar<em> low-density lipoprotein</em> (LDL), dan kadar <em>high-density lipoprotein</em> (HDL). Sebanyak 24 ekor hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok kontrol, P1, P2, dan P3). Semua hewan diberikan makanan tinggi, lipid, dan <em>Propylthiouracil </em>(PTU). Kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberi 8 gram, 12 gram, dan 16 gram kopi Songgak sedangkan kelompok kontrol tidak diberi kopi Songgak. Setelah perlakuan selama 21 hari, hewan coba diterminasi dan profil lipid diukur. Uji statistik dengan Kruskal Wallis pada kadar total kolesterol dan HDL kolesterol dengan hasil uji nilai P berturut-turut adalah 0,205 dan 0,637 (P&gt;0,05), disimpulkan tidak ada perbedaan antar kelompok perlakuan. Sedangkan kadar trigliserida dan LDL diuji dengan uji parametrik ANOVA, hasil uji nilai sig berturut-turut adalah 0,068 dan 0,748 &gt;0,05 disimpulkan tidak ada perbedaan antar kelompok perlakuan. Walaupun menurut uji ststistik disimpulkan tidak ada perbedaan antar kelompok perlakuan, namun kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL pada kelompok perlakuan lebih baik daripada kelompok kontrol. Kelompok P2 menunjukkan kadar kolesterol total, gliserida, dan LDL yang terendah dengan kadar secara berurutan yaitu 69,67±11,86; 51,00±892; dan 9,33±3,01 mg/dL. Sementara itu, kadar HDL tertinggi pada kelompok P3. Terdapat penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta peningkatan kadar kolesterol HDL pada kelompok perlakuan. Oleh karena itu, kopi songgak dapat dikembangkan menjadi minuman tradisional untuk mencegah sindrom metabolik.</p> Lale Budi Kusuma Dewi, Lina Permatasari, Ari Khusuma, Agrijanti Agrijanti Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/712 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Murbei (Morus alba) Menggunakan Metode BCB, CUPRAC, dan FRAP http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/723 <p><em>Morus alba</em> dikenal sebagai sumber senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal radikal bebas yang berkontribusi terhadap penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol dan fraksi daun <em>M</em><em>.</em><em>alba</em> menggunakan metode BCB, CUPRAC, dan FRAP. Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut metanol, kemudian difraksinasi dengan <em>n</em>-heksana, etil asetat, <em>n</em>-butanol, dan air. Metode BCB digunakan untuk menentukan IC<sub>50</sub>, metode CUPRAC untuk mengukur kapasitas antioksidan dalam GAEAC (<em>Gallic Acid Equivalent Antioxidant Capacity</em>), dan metode FRAP untuk menilai kemampuan reduksi ion besi dalam FeEAC (<em>Ferri Sulfate Equivalent Antioxidant Capacity</em>). Pengujian aktivitas antioksidan pada metode FRAP dilakukan dengan reagen dapar asetat, TPTZ, dan FeCl? yang diukur menggunakan <em>microplate reader</em> pada panjang gelombang 595 nm berdasarkan kemampuan sampel dalam mereduksi ion besi. Metode CUPRAC menggunakan reagen CuCl? 10 mM, <em>neocuproine</em> 7,5 mM, dan ammonium sulfat 1 M. Hasil uji BCB menunjukkan bahwa fraksi <em>n</em>-heksana memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC<sub>50</sub> sebesar 64,85 ppm dibandingkan dengan etil asetat (437,23 ppm). Pada CUPRAC, ekstrak metanol menunjukkan kapasitas tertinggi (342,74 µM/g), diikuti oleh etil asetat (342,43 µM/g). Uji FRAP menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas tertinggi (809,28 mmol/g), diikuti oleh metanol (761,03 mmol/g), dan n-butanol (613,03 mmol/g). Ekstrak metanol, fraksi etil asetat, dan <em>n</em>-butanol menunjukkan kemampuan signifikan dalam mereduksi ion Cu²? dan Fe³? dibandingkan dengan <em>n</em>-heksana dan air. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak <em>M.</em><em> alba</em> bervariasi tergantung pada fraksi dan metode yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan metode yang tepat sangat penting dalam mengevaluasi potensi antioksidan dari suatu sampel.</p> Mirnawati Salampe, Sitti Rahimah, Syamsu Nur, Sukamto S. Mamada, Frans Syukur Biring, Kurnia Keyzia, Friska Nissa Matandung, Deslin Payung, Annisa Amirah Rahman, Nurzadrina Wahyuddin, Velyostri Ivone P. Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/723 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Pengaruh Display dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Apotek Retail Modern http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/726 <p>Perkembangan apotek retail modern di Kota Kendari semakin cepat, mempengaruhi dinamika pasar produk farmasi dan perilaku konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tampilan produk dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian di apotek retail modern. Menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melibatkan 100 responden yang merupakan pelanggan di salah satu Apotek retail modern. Data dikumpulkan melalui kuesioner berbasis skala Likert dan dianalisis menggunakan metode deskriptif serta SEM PLS 4.0 dengan software Smart PLS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tampilan produk dan persepsi harga memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Model yang dibangun memiliki nilai R Square sebesar 0,710, yang menunjukkan bahwa 71% variasi dalam keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang diteliti. Nilai Q Square sebesar 0,692 mengindikasikan bahwa model ini memiliki relevansi prediktif yang tinggi. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi manajer apotek dalam merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan meningkatkan pengalaman pelanggan.</p> Wa Ode Mirawanti G, Ruslin Ruslin, Asriullah Jabbar, Sahidin Sahidin, Adryan Fristiohady, Muh. Arba, Irnawati Irnawati, Wahyuni Wahyuni Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/726 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Analisis Mikroskopis, Standarisasi dan Profil Kandungan Kimia secara LC-ESI-MS dari Ekstrak Etil Asetat Curculigo latifolia http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/736 <p><em>Curculigo latifolia</em> merupakan tanaman obat yang memiliki potensi farmakologis signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik mikroskopis, melakukan standarisasi simplisia, dan menganalisis profil metabolit ekstrak etil asetat daun<em> C. latifolia </em>ini menggunakan LC-ESI-MS. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan pembuatan simplisia dari masing-masing bagian tanaman <em>C. latifolia</em> yaitu akar, pelepah dan daun dan selanjutnya dilakukan analisis mikroskopis dengan menggunakan mikroskop binokule dengan pembesaran 400x. Simplisia bagian daun diekstrak secara bertingkat yang dimulai dengan n-heksan dan dilanjutkan etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak etil asetat bagian daun distandarisasi dan diidentifikasi metabolit sekundernya dengan metode LC-MS/MS. Hasil Pengamatan mikroskopis menunjukkan adanya struktur trikoma, kristal kalsium oksalat dalam berbagai bentuk, dan berkas pembuluh pada daun, pelapah, dan akar, yang mendukung fungsi fisiologis tanaman. Standarisasi simplisia mengungkapkan bahwa kadar air (6,32±0,66%), kadar abu total (0,32±0,04%), bobot jenis (1,01±0,00), dan susut pengeringan (6,71±0,52%) telah memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia. Analisis LC-ESI-MS mengidentifikasi sepuluh senyawa bioaktif, yaitu valeroidine, afzelin, (-)-caryophyllene oxide, triptolide, epi-tulipinolide, testosterone acetate, 11-hydroxyetiocholanolone, 3-deoxyestradiol, 13-hydroxy-alpha-tocopherol, dan 3beta-hydroxy-4beta-methyl-5alpha-cholest-7-ene-4alpha-carboxylic acid. Penelitian ini memberikan landasan ilmiah untuk pengembangan <em>C. latifolia</em> sebagai bahan obat herbal modern yang berkualitas serta menjadi model bagi studi komprehensif terhadap tumbuhan obat lainnya.</p> Rifta Sari, Ratika Rahmasari, Syamsu Nur, Berna Elya Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/736 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Wound Healing Activity of Ethyl Acetate Extract of Piper crocatum Leaves Combined with Geniotrigona thoracica Propolis http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/767 <p>Wounds are a common health issue caused by various types of injuries, burns, or infections. Although several wound healing methods are available, many rely on synthetic chemicals that may have side effects. Therefore, there is a need for safer and more effective alternatives. <em>Piper crocatum</em> leaves and <em>Geniotrigona thoracica</em> propolis are known to contain flavonoid compounds that have the potential to accelerate wound healing naturally. However, limited research has explored the combination of these two substances to enhance wound healing effectiveness. This study aims to provide scientific evidence regarding the potential of the combination of ethyl acetate extract of <em>P. crocatum</em> leaves and <em>G. thoracica</em> propolis as a more effective, safe, and natural alternative for wound healing treatment. The research involved creating wounds on the backs of male rabbits, which were divided into seven groups. Each group received different treatments, including ethyl acetate extract of <em>P. crocatum</em> leaves and <em>G. thoracica</em> propolis, combinations of both (P1-P5), and a positive control (bioplacenton), while the negative control received no treatment. The preparations were applied topically, and wound healing was monitored daily. The results indicate that the combination of ethyl acetate extract of <em>P. crocatum</em> leaves and <em>G. thoracica</em> propolis (1:3) promoted faster wound healing compared to other combination.</p> Dea Puspita Dewi , Paula Mariana Kustiawan Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/767 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Analisis Biaya Riil pada Tarif INA-CBG’s Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di RS X Surakarta Tahun 2023 dan Analisis SWOT http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/781 <p>Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan pembiayaan tinggi yang berdampak pada ekonomi dan produktivitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis komponen biaya riil perawatan pasien rawat inap diabetes melitus di RS X Kota Surakarta serta mengevaluasi kesesuaian biaya tersebut dengan tarif INA-CBG’s. Selain itu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi selisih biaya serta memberikan strategi perbaikan menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menjadi analisis farmakoekonomi menurut perspektif rumah sakit terhadap biaya medik langsung, metode penggambilan data menggunakan <em>purposive sampling </em>secara retrospektif melalui catatan rekam medik pasien serta rincian data keuangan pengobatan pasien diabetes melitus rawat inap periode januari-desember 2023. Analisa yang dilakukan dengan uji beda <em>one sample t-test </em>serta uji korelasi bivariate serta analisis strategi perbaikan menggunakan uji analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan komponen biaya tertinggi biaya ialah biaya obat &amp; alkes 44,03%, dan komponen biaya terendah biaya administrasi 0,31%. Ada ketidaksamaan positif biaya <em>riil</em> pada tarif <em>INA-CBG’s</em> pada Nilai p hanya 0,05. Di kelas perawatan 3 tingkat keparahan III, selisih biaya pada tarif INA-CBg menunjukkan hasil yang paling menguntungkan (Rp.179.035.583). LOS (lamanya tinggal) dan tingkat keparahan penyakit merupakan dua komponen yang mempengaruhi biaya <em>riil</em>. Hasil evaluasi analisis SWOT biaya <em>riil</em> di RSU Kota Surakarta terletak pada quadran I dengan strategi S-O, Strateginya dengan memanfaatkan standar pelayanan dan tim PKRS untuk mengoptimalkan kesadaran masyarakat tentang DM, memastikan obat yang baik serta efektif, menjamin kualitas pengobatan DM melalui pengadaan obat serta standar pelayanan, dan meningkatkan ketersediaan obat dan peralatan medis.</p> Nyoman Youpita, Ika Purwidyaningrum, Ismi Rahmawati Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/781 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Formulasi dan Evaluasi Fitosom Mengandung Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis L.) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/770 <p>Teh putih adalah salah satu jenis teh dengan kandungan polifenol yang tinggi. Senyawa polifenol sudah terbukti memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, seperti sebagai agen sitotoksik. Polifenol teh putih bersifat hidrofil sehingga memiliki keterbatasan dalam menembus membran lipid. Sistem fitosom diketahui dapat membantu meningkatkan permeasi membran dari fitokonstituen yang bersifat hidrofilik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan formula fitosom yang optimum mengandung ekstrak teh putih serta mengetahui karakteristik fitosom yang dihasilkan. Teh putih diekstraksi dengan metode refluks menggunakan etanol 70%. Terhadap ekstrak dilakukan pengukuran kadar polifenol total dengan metode <em>Follin-Ciocalteu</em>. Ekstrak selanjutnya dikembangkan menjadi sistem fitosom menggunakan metode hidrasi lapis tipis, dengan variasi perbandingan ekstrak dan fosfatidilkolin. Hasil penelitian menunjukkan formula terbaik untuk fitosom teh putih diperoleh pada perbandingan ekstrak dan fosfatidilkolin (2:3), dengan nilai efisiensi penjerapan sebesar 91,31 % ± 0,29, ukuran partikel sebesar 423,67 ± 3,88 nm, indeks polidispersitas sebesar 0,50 ± 0,07, dan potensial zeta sebesar -25,20 <strong>± </strong>14,50 mV. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh putih telah berhasil dikembangkan menjadi sistem fitosom dengan karakteristik yang baik. Penelitian lanjutan terkait pengaruh pengembangan fitosom teh putih pada aktivitas sitotoksis perlu dilakukan.</p> Sani Ega Priani, Nurul Siti Aisyah, Gita Cahya Eka Darma Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/770 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Optimization and Characterization of Naringenin Transfersomes with Simplex Lattice Design and Anti-Aging In Vivo Study http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/782 <p>Naringenin acts as an antioxidant, neutralizing free radicals that are present in the atmosphere and which are responsible for a number of adverse effects on the skin, including photoaging, the formation of wrinkles, and a loss of radiance. The objective of this study is to determine the effect of varying phospatidilcholine, cholesterole, and tween 80 on the characteristics of naringenin transfersome and their efficacy as anti-aging agents. A total of 14 naringenin transfersome formulas were subjected to testing using the Design-Expert application, using simplex lattice design method. The particle size, polidispersity index, zeta potential, and % Entrapment efficiency were evaluated. Subsequently, the optimal formula was subjected to in vivo anti-aging testing. The characterization results obtained for the PSA test indicate a range of values between 70 and 90 nm for the naringenin transfersomes. The % Efficiency of Absorption test yielded results between 80 and 92%, while the PDI test exhibited a range close to. The value of zero is obtained for the zeta potential, and the results are distant from this value. The optimum formula, as predicted by the Simplex lattice design method, provides results for the characterization test that are in close alignment with the actual outcomes.</p> Sinta Yuliana, Ilham Kuncahyo, Nuraini Harmastuti Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/782 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Formulasi dan Penentuan Nilai SPF Krim Ekstrak Rimpang Temu Mangga (Curcuma manga Val.) Dengan Kombinasi Emulgator Tween 80 Dan Span 80 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/788 <p>Rimpang temu mangga (<em>Curcuma manga</em> Val.) mengandung senyawa flavonoid yang bermanfaat sebagai tabir surya alami. Senyawa tersebut telah dikethaui memiliki kemampuan untuk menyerap sinar ultraviolet. Potensi tersebut perlu untuk dimaksimalkan, maka ekstrak rimpang temu mangga diformulasi menjadi sediaan krim. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh kombinasi konsentrasi tween 80 dan span 80 sebagai emulgator terhadap sifat fisik sediaan krim ekstrak rimpang temu mangga. Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimental. Sediaan krim dibuat menjadi 4 formula yaitu FI, FII, FIII, dan FIV dengan kombinasi konsentrasi emulgator tween 80 (8,58%; 6,58%;4,58%; 2,58%) dan span 80 (1,41%; 1,91%; 2,41%; 3,21%). Evaluasi sediaan krim meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji stabilitas, uji iritasi, uji viskositas, uji hedonik dan penentuan nilai SPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi tween 80 dan span 80 sebagai emulgator berpengaruh terhadap daya sebar, daya lekat, viskositas, dan pH krim. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperoleh Formula terbaik sediaan krim ekstrak rimpang temu mangga pada FII yaitu konsentrasi tween 80:span 80 (6,58%:1,91%).</p> Elvina Yuniarti Prasetya, Nur Cholis Endriyatno Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/788 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Ambroxol Therapy as an Antibiofilm Candidate in Diabetic Ulcer Patients http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/791 <p>Patients with diabetic ulcers are susceptible to infection because the tissue in their extremities is constantly exposed to various pathogenic bacteria, so biofilm formation plays an important role in developing the disease. Based on previous studies, ambroxol can inhibit the formation of biofilm bacteria. The purpose of this study was to identify biofilm-forming bacteria, prove that ambroxol has the potential to inhibit and eradicate biofilms formed by bacteria in diabetic ulcers and analyse the potential of ambroxol in eradicating biofilms formed by bacteria in diabetic ulcer patients based on PEDIS and SEM scores. The method used was a 96-well microtiter plate assay (MtPA) with crystal violet and MTT staining techniques, a test using human samples with a quasi-experimental method with sampling carried out by nonprobability sampling. The samples used were diabetic ulcer patients with culture results forming biofilms. The results obtained identified 3 clinical isolates that formed biofilms with 100% Gram-negative bacteria, including two isolates of <em>Pseudomonas aeruginosa </em>and one isolate of <em>Escherichia coli </em>with the ability to form biofilms are moderate. Ambroxol effectively inhibits and eradicates 50% of biofilms formed by diabetic ulcer bacteria at a minimum concentration of 1 mg/ml. Based on the PEDIS score and SEM images of diabetic ulcer patients, there was a decrease in the PEDIS score in each patient, with an average score of 2. Several studies have demonstrated that combining Ambroxol with antimicrobials can synergistically enhance the antibiotic's efficacy against biofilms. The co-administration of Ambroxol with other antimicrobial agents represents a promising approach to improving antibiotic effectiveness. Nevertheless, careful consideration must be given to the concentration of Ambroxol used.</p> Munifah Wahyuddin, Ika Puspita Sari, Rizka Humardewayanti Asdie, Titik Nuryastuti Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/791 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Efek Neuroprotektif Kombinasi Jus Buah Tomat dan Lamotrigin pada Mencit yang Diinduksi Lipopolisakarida http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/800 <p>Neuroinflamasi merupakan respon peradangan pada sistem saraf pusat yang dapat berkontribusi terhadap berbagai gangguan neurologis. Pada epilepsi, neuroinflamasi dapat terjadi sebagai akibat dari aktivitas kejang berlebihan yang kemudian akan berkontribusi terhadap perkembangan epiloptogenesis. Lamotrigin (LTG) merupakan salah satu obat antiepilepsi namun diketahui memiliki keterbatasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi jus buah tomat (JBT) bersama (LTG) pada mencit yang diinduksi dengan lipopolisakarida (LPS). Mencit dibagi menjadi 6 kelompok; kelompok sehat ( KI), kelompok LPS ( K2), kelompok LTG + LPS (K3), kelompok JBT 50 mg/kg +LTG +LPS (K4), kelompok BT 150 mg/kg +LTG +LPS (K5), dan kelompok JBT 600 mg/kg +LTG +LPS ( K6). LTG diberikan secara oral (p.o) setelah satu jam pemberian JBT (p.o), selama tujuh (7) hari berturut-turut. LPS diberikan melalui rute intraperitonial pada hari ke empat (4) perlakuan. Kadar MDA diukur sebagai penanda stres oksidatif, dan pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk melihat adanya kerusakan pada jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian LPS dapat menginduksi neuroinflamasi pada mencit yang ditandai dengan terjadinya penurunan berat badan, gangguan penglihatan, peningkatan kadar MDA dan perubahan histopatologi pada organ otak. K4 dan K5 secara signifikan lebih efektif dalam menurunkan kadar MDA dengan gambaran histopatologi yang lebih baik dibandingkan K2. Perbaikan terbaik ditunjukkan pada K5 dengan kerusakan paling ringan, sementara K6 tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap parameter yang dianalisis. Dapat disimpulkan pemberian kombinasi LTG dan JBT dosis 50 mg/kg dan 150 mg/kg dapat menunjukkan efek neuroprotektif pada mencit yang diberi LPS.</p> Putri Diah Anggini RH, Vina Awalia Rustam, Wahyudi Wahyudi, Ridha Izzah Syahida, Rina Agustina Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/800 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Analisis Pengaruh Organizational Citizenship Behavior Ditinjau dari Gaya Kepemimpinan Transformasional yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Instalasi Farmasi RSUD Kota Kendari http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/801 <p>Pada era perkembangan layanan kesehatan saat ini menjadikan Instalasi Farmasi memiliki peran strategis dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna melalui pengobatan efektif secara rasional. Dalam mendukung tugas ini, pengelolaan sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif menjadi hal utama. Keberhasilan pelayanan kafarmasian yang bermanfaat bagi masyarakat tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis pegawai farmasi, tetapi juga pada penerapan gaya kepemimpinan tepat yang diharapkan dapat menumbuhkan perilaku <strong><em>Organizational Citizenship Behavior</em></strong><strong> (OCB) melalui kepuasan kerja pegawai kefarmasian</strong>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap perilaku OCB dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif non eksperimental dengan sampel seluruh pegawai Instalasi Farmasi RSUD Kota Kendari berjumlah 51 orang. Penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur masing – masing variabel. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik <em>smart</em>PLS4. Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis <em>direct effect</em> menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap perilaku OCB dengan nilai <em>p-value</em> 0,00 &lt; 0,05 dan <em>path coefficient</em> 0,554 menunjukkan hubungan kuat dengan arah positif. Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dengan nilai <em>p-value</em> 0,00 &lt; 0,05 dan <em>path coefficient</em> 0,893 menunjukkan hubungan sangat kuat dengan arah positif serta terdapat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap perilaku OCB dengan nilai <em>p-value</em> 0,01 &lt; 0,05 dan <em>path coefficient</em> 0,414 menunjukkan hubungan sedang dengan arah positif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap perilaku OCB yang dimediasi oleh kepuasan kerja karyawan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.</p> Hairul Nisi, Wahyuni Wahyuni, Adryan Fristiohady Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/801 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Analisis Kadar Vitamin C dan E pada Tepung Limbah Biji Durian dengan Perbedaan Proses Pengeringan http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/803 <p>Biji durian memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder yang menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah biji durian menjadi tepung, mengevaluasi potensinya sebagai bahan baku kosmetik, dan menentukan kadar vitamin C dan E dengan tiga variasi pengeringan seperti dengan sinar matahari, di angin–angin, dan oven. Tepung biji durian dievaluasi mutu fisik berupa uji organoleptis, kadar air, dan pH. Tepung biji durian dianalisis kandungan vitamin C menggunakan metode titrasi iodimetri dan vitamin E menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji organoleptis menunjukkan tepung biji durian memenuhi SNI 16-6070-1999 sebagai syarat tepung bahan kosmetik. Hasil uji kadar air tidak memenuhi SNI 16-6070-1999 sebagai syarat tepung bahan kosmetik dikarenakan hasil kadar air tepung &gt;10%. Hasil uji pH memenuhi SNI 16 4399-1996 dengan ketentuan pH kulit yaitu dalam rentang 4,5-8. Sampel tepung limbah biji durian positif mengandung vitamin C dengan perubahan warna menjadi warna biru, dan vitamin E dengan perubahan warna menjadi jingga kecoklatan setelah dilakukan perlakuan. Hasil rata–rata kadar vitamin C dengan pengeringan sinar matahari 0,063 mg AAE/g, diangin-angin 0,137 mg AAE/g, dan oven 0,099 mg AAE/g. Hasil rata-rata kadar vitamin E dengan pengeringan sinar matahari 35,6 mg ATE/g, diangin-angin 19,611 mg ATE/g, dan oven 25,773 mg ATE/g. Variasi pengeringan berpengaruh terhadap kadar vitamin C dan E dikarenakan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama menyebabkan kandungan berkurang. Metode pengeringan yang paling efektif digunakan adalah metode pengeringan angin-angin.</p> Tutik Tutik, Tasya Luthfia Aulia, Septi Ayu Anggraini Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/803 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Evaluasi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari dengan Metode SERVQUAL dan Zone of Tolerance (ZoT) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/697 <p>Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, Puskesmas Lepo-Lepo senantiasa menampung semua saran, keluhan dan pengaduan dari masyarakat yang menyoroti tentang kualitas pelayanan yang telah diterima. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas pelayanani di Puskesmas Lepo-Lepo dapat i diukuri dengani menggunakani metodei <em>servicei qualityi (servqual)</em>.i Metodei servquali pertamai kalii dikenalkani olehi Parasuramani meliputii 5i i dimensii <em>yaitui Tangible,ii Reliability,ii Responsiveness,ii Assurance,ii Emphaty.i </em>Metodei inii seringi digunakani untuki melihati sejauhi manai kesenjangani antarai harapani padai suatui layanani dani kenyataani layanani yangi diterima. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas pelayanan di Puskesmas Lepo-Lepo apakah sudah sesuai dengan harapan pasien atau sebaliknya sehingga Puskesmas Lepo-Lepo dapat melakukan perbaikan yang lebih baik. Pada penelitian ini telahi dilakukani wawancarai dengani menggunakani kuisoner kepada 100 responden jumlah pasien Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2023. Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai GAP untuk dimensi <em>tangible</em> nilai GAP terkecil -0,57 dan terbesar -0,46, untuk dimensi <em>reliability</em> nilai GAP terkecil -0,49 dan terbesar -0,46, untuk dimensi <em>responsiveness</em> nilai GAP terkecil -0,51 dan terbesar -0,31, untuk dimensi <em>assurance</em> nilai GAP terkecil -0,51 dan terbesar -0,32, dan untuk dimensi <em>emphaty</em> nilai GAP terkecil -0,39 dan terbesar -0,28. Nilai GAP pada tiap dimensi masih negatif menunjukkan bahwa ada beberapa pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan Puskesmas Lepo-Lepo. Nilai GAP kemudian dianalisis dengan metode <em>Zone of Tolerance</em> (ZoT) untuk melihat apakah ketidakpuasan pasien masih bisa diterima atau tidak. Hasil analisis dengan ZoT positif yaitu pada 0,36 – 0,58, dapat disimpulkan bahwa meskipun pasien tidak sepenuhnya puas, kualitas pelayanan yang diberikan masih dalam batas yang dapat diterima.</p> Shienny Kuncoro, Wahyuni Wahyuni, Sahidin Sahidin, Irnawati Irnawati, Muhammad Arba, Ruslin Ruslin, Adryan Fristiohady Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/697 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Optimasi Waktu Ekstraksi Dengan Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) Terhadap Kandungan Senyawa Flavonoid dan Fenolik Daun Kayu Bulan (Pisonia alba Span.) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/715 <p>Daun kayu bulan (<em>Pisonia alba</em> Span.) merupakan tanaman hias yang diketahui memiliki kemanfaatan sebagai antioksidan yang diperankan oleh metabolit sekunder antara lain flavonoid dan fenolik. Kedua senyawa tersebut dapat diperoleh dengan cara ekstraksi salah satunya dengan metode <em>Ultrasound Assisted Extraction</em> (UAE). Untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan secara maksimal, diperlukan adanya suatu optimasi salah satunya terhadap waktu. Pada penelitian ini, ekstraksi sampel dilakukan dengan metode UAE menggunakan pelarut etanol 70% dengan variasi 6 waktu ekstraksi yaitu 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 menit. Hasil ekstrak diuji terhadap kandungan flavonoid dan fenolik dengan metode KLT dan spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan analisa kualitatif dengan KLT diperoleh pada seluruh ekstrak mengandung senyawa flavonoid dan fenolik dengan nilai Rf 0,5875 dan 0,6375 secara berurutan. Pada analisa kuantitatif, adanya perbedaan pada kadar flavonoid dan fenolik dengan adanya perbedaan waktu ekstraksi. Waktu ekstraksi yang menghasilkan kadar tertinggi baik pada flavonoid maupun fenolik adalah 45 menit dengan kadar berturut-turut 6,345 ± 0,009 mg QE/gram dan 15,6438 ± 0,0199 mg GAE/gram. Dapat disimpulkan bahwa 45 menit merupakan waktu ekstraksi optimum ekstraksi daun kayu bulan dengan metode UAE.</p> Rizqa Salsabila Firdausia, Nofran Putra Pratama, Endah Kurniawati, Irrena Ervany, Dika Irawan Wibisono, Rikhaturhohmah Rikhaturhohmah, Lisman Septa Ardianto Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/715 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Optimasi Formula Sediaan Tablet Konvensional Ekstrak Terpurifikasi Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) sebagai Antidiabetes dengan Variasi PVP sebagai Pengikat http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/809 <p>Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat tingginya kadar gula dalam darah yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimasi formula sediaan tablet konvensional ekstraketanol daun pacar kuku (<em>Lawsonia inermis </em>L.) sebagai antidiabetes dengan variasi pvp sebagai pengikat. Metode penelitian ini yaitu eksperimental. Adapun prosedur dalam penelitian ini dimulai dari penyiapan sampel, ektraksi sampel, skrining fitokimia, proses purifikasi, pencampuran dan granulasi, evaluasi fisik granul, percetakan tablet, serta evaluasi fisik tablet terpurifikasi daun pacar kuku. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu fomula sediaan tablet ekstrak terpurifikasi daun pacar kuku dengan menggunakan bahan pengikat PVP telah memenuhi uji stabilitas fisik sediaan granul yang baik pada formula I dengan konsentrasi 5 % dan formula II dengan konsentrasi 3 % karena mampu menghasilkan tablet yang sesuai dengan persyaratan parameter uji tablet.</p> Putri Mega Wijayanti, Alni Sugiartin, Mus Ifaya, Rina Andriani Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/809 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Formulasi Sediaan Toner Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Antioksidan Kulit http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/811 <p>Bunga telang <em>(Clitoria ternatea</em>) dikenal sebagai tanaman obat yang mengandung antosianin dengan potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan merumuskan dan mengevaluasi sediaan toner berbahan dasar ekstrak bunga telang sebagai antioksidan untuk perawatan kulit. Ekstrak diperoleh melalui maserasi menggunakan etanol 70%, kemudian diuji kandungan metabolit sekunder serta aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Toner diformulasikan menggunakan basis gliserin 5% dan dievaluasi melalui uji organoleptik, pH, stabilitas, dan aktivitas antioksidan selama empat siklus suhu. Hasil menunjukkan rendemen ekstrak sebesar 7,88% dengan kandungan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan tanin. Aktivitas antioksidan ekstrak tergolong kuat dengan nilai IC50 sebesar 67,73 ppm dan persen peredaman tertinggi 30,603% pada konsentrasi 90 ppm. Toner dengan formula basis gliserin 5% memenuhi kriteria organoleptik dan menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 25,145% pada suhu 4?, meskipun nilai pH sediaan belum seluruhnya berada dalam rentang ideal.</p> Herman Herman, Maria Almeida, Rachel Devara, Mahfuzun Bone, Nur Masyithah Zamruddin Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/811 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Artikel Review: Formulasi Krim Liposome Ceramide, Nyamplung, VCO ¬dan Glutathione sebagai Sunscreen Moisturizer http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/566 <p>Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki paparan sinar UV yang cukup tinggi, yang dapat menyebabkan kulit terbakar, dehidrasi, ruam, hiperpigmentasi, penuaan dini, bahkan meningkatkan risiko kanker kulit. Oleh karena itu, diperlukan produk perawatan kulit yang dapat melindungi kulit dari radikal bebas dan mencegah masalah kulit tersebut. Salah satu solusi efektif adalah menggunakan krim tabir surya yang mengandung formula bahan alami yang di kombinasikan dengan sistem pengiriman <em>liposome yang </em>aman dan efektif karena dapat menyimpan bahan yang larut dalam air maupun dalam minyak di dalam membrannya. Selain itu juga ramah lingkungan, tidak beracun, dan tidak menyebabkan reaksi alergi. <em>Liposome</em> membantu menjaga kelembaban kulit dan meningkatkan penyerapan bahan aktif di kulit. Tujuan artikel <em>review</em> ini yaitu untuk mengetahui potensi kombinasi bahan alami yakni nyamplung, <em>Virgin Coconut Oil </em>(VCO), dan <em>gluthatione</em> yang dapat dibuat dalam bentuk sediaan krim <em>sunscreen</em>. Metode yang digunakan adalah studi literatur ilmiah dari pustaka yang berasal dari jurnal nasional, jurnal internasional, seminar nasional ilmiah, dan buku ilmiah yang diterbitkan selama sepuluh tahun terakhir. Hasil <em>review</em> menunjukan bahwa dari beberapa artikel ilmiah nasional maupun internasional bahwa kombinasi dari tiga bahan alami yakni nyamplung, <em>VCO</em> dan <em>gluthatione</em> dapat diformulasikan sebagai krim <em>sunscreen</em> yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV serta memberikan efek moisturizer, sangat direkomendasikan untuk dikembangkan menggunakan <em>drug delivery system</em> atau teknologi penghantaran zat aktif, yakni <em>liposome</em>. Sehingga dapat disimpulkan kombinasi dari tiga bahan alami yakni nyamplung, <em>VCO,</em> dan <em>gluthatione</em> dapat diformulasikan sebagai krim <em>sunscreen</em> moisturizer.</p> Muhammad Aidil Adha, Selpirahmawati Saranani, Rina Andriani Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/566 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Artikel Review: Studi Etnobotani dan Aktivitas Antioksidan Tanaman Coleus http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/639 <p>Antioksidan dapat disintesis secara kimia atau ditemukan secara alami pada mikroorganisme, tumbuhan, dan mamalia. Ada berbagai teknik dalam memilih tanaman untuk mencari zat bioaktif baru, termasuk taksonomi, skrining fitokimia, dan etnobotani. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan adalah <em>Coleus</em>. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan tanaman <em>Coleus </em>oleh etnis di Indonesia serta mengkaji aktivitas antioksidan yang terdapat dalam <em>Coleus</em>. Metode yang digunakan adalah mengkaji sumber ilmiah dari pustaka jurnal nasional &amp; internasional ber ISSN, <em>proceeding</em>, buku ilmiah dan karya tulis ilmiah yang diterbitkan selama 10 tahun terakhir. Hasil review menunjukkan <em>Coleus</em> dimanfaatkan oleh beberapa etnis di Indonesia sebagai obat batuk, antibakteri, obat nyeri pinggang dan antituberkulosis. Beberapa penelitian menunjukkan empat jenis <em>Coleus</em> yang dikaji, <em>C. scutellarioides</em>, <em>C. atropurpureus</em>, <em>C. blumei </em>dan <em>C. amboinicus</em> mempunyai aktivitas antioksidan yang beragam dengan kandungan senyawa yang berpotensi sebagai pengobatan tradisional, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, glikosida, steroid, terpenoid, antosianin, asam rosmarinik, minyak atsiri dan senyawa fenolik. Sehingga dengan populasinya di berbagai daerah, beberapa etnis di Indonesia menjadikan <em>Coleus</em> sebagai pengobatan tradisional.</p> Enjelin Nur Fathika Sjahrul, Selpirahmawati Saranani, Rina Andriani Copyright (c) 2025 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/639 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700