Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi en-US jurnalpharmaconmw@gmail.com (Muhammad Isrul) isrulfar@gmail.com (Muhammad Isrul) Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.2.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Formulasi Emulgel Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poiret) Dengan Variasi Gelling Agent http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/201 <p>Ubi jalar ungu mengandung senyawa antosianin yang berkhasiat sebagai antioksidan. Ubi jalar ungu diformulasikan menjadi sediaan topical emulgel. Sediaan emulgel memiliki keuntungan dibandingkan sediaan gel atau sediaan emulsi saja karena emulgel merupakan gabungan dari emulsi dan gel yang terdiri atas dua fase yaitu fase minyak dan fase air sehingga dapat melarutkan bahan-bahan yang bersifat hidrofobik. Selain itu adanya fase minyak dapat membuat bahan obat akan menempel lebih lama pada kulit dengan daya sebar yang baik dan mudah dalam pengaplikasiannya di kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi <em>gelling agent</em> terhadap stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak ubi jalar ungu. Dibuat 3 formulasi emulgel ekstrak ubi jalar ungu. Formula 1 mengandung Carbopol 1%, formula 2 mengandung Carrageenan 1% dan formula 3 mengandung Carbopol 1% dan Carrageenan 1%. Uji fisik meliputi uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas, uji tipe emulsi dan uji hedonik. Hasil dari pengujian stabilitas mutu fisik didapatkan formula 1 memenuhi semua syarat dalam pengujian dan merupakan formula paling baik diantara formula 2 dan formula 3. Pada formula 2, tidak memenuhi persyaratan untuk uji homogenitas dan uji viskositas. Dan formula 3, tidak memenuhi persyaratan untuk uji homogenitas. Namun, pada pengujian hedonik didapatkan nilai tertinggi dan yang paling banyak disukai oleh panelis adalah formula 3. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan Carbopol sebagai gelling agent dapat memberikan stabilitas fisik yang baik pada sediaan emulgel ekstrak ubi jalar ungu dibandingkan dengan penggunaan Karagenan.</p> Alfiyani Bakri, Santi Sinala, St. Ratnah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/201 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Hair Emulsion Minyak Biji Chia (Salvia hispanica) dengan Kombinasi Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulgator http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/356 <p><span class="fontstyle0">Hair emulsion </span><span class="fontstyle2">saat ini sudah banyak dikembangkan untuk mengatasi kerontokan dan kebotakan pada rambut, baik dari produk yang terbuat dari bahan sintetis maupun dari bahan alam. Namun, penggunaan bahan sintetis dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal, alergi, dan beberapa efek samping lainnya. Salah satu solusi untuk menghindarinya adalah dengan menggunakan bahan alami. Minyak biji chia memiliki beragam potensi kesehatan, secara umum di masyarakat penggunaannya sebagai sumber pangan, tetapi minyak biji chia juga dapat dimanfaatkan untuk perangsang pertumbuhan rambut karena mengandung asam linoleat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan </span><span class="fontstyle0">hair emulsion </span><span class="fontstyle2">dari minyak biji chia sebagai penumbuh rambut. </span><span class="fontstyle0">Hair emulsion </span><span class="fontstyle2">dibuat menggunakan metode basah dengan kombinasi emulgator span 80 dan tween 80. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptis, pH, tipe emulsi, dan homogenitas. Uji stabilitas sediaan dilakukan dengan penyimpanan pada suhu ruang selama 21 hari dan </span><span class="fontstyle0">cycling test </span><span class="fontstyle2">sebanyak 6 siklus. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan teoritis dan analisis statistik. Formulasi sediaan dengan variasi konsentrasi<br>minyak biji chia menghasilkan sediaan emulsi tipe m/a yang homogen, berwarna putih susu, beraroma khas minyak biji chia dan memiliki pH pada rentang 4-7. Berdasarkan analisis statistik, formula I dan II tidak menunjukkan adanya signifikansi setelah dilakukan uji stabilitas pada nilai pH, sedangkan penurunan nilai pH pada formula III memiliki nilai signifikansi p (0,00) &lt; 0,05. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa FI dan FII memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik, sedangkan FIII memiliki nilai pH yang tidak memenuhi syarat pH yang baik dan tidak stabil selama penyimpanan</span> </p> Mayu Rahmayanti, Ginanjar Putri Nastiti, Mutia Azkia Fitri Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/356 Fri, 07 Jul 2023 00:00:00 +0700 Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Hair Emulsion Minyak Biji Chia (Salvia hispanica) dengan Kombinasi Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulgator http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/271 <p><em>Hair emulsion</em> saat ini sudah banyak dikembangkan untuk mengatasi kerontokan dan kebotakan pada rambut, baik dari produk yang terbuat dari bahan sintetis maupun dari bahan alam. Namun, penggunaan bahan sintetis dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal, alergi, dan beberapa efek samping lainnya. Salah satu solusi untuk menghindarinya adalah dengan menggunakan bahan alami. Minyak biji chia memiliki beragam potensi kesehatan, secara umum di masyarakat penggunaannya sebagai sumber pangan, tetapi minyak biji chia juga dapat dimanfaatkan untuk perangsang pertumbuhan rambut karena mengandung asam linoleat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan <em>hair emulsion</em> dari minyak biji chia sebagai penumbuh rambut. <em>Hair emulsion</em> dibuat menggunakan metode basah dengan kombinasi emulgator span 80 dan tween 80. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptis, pH, tipe emulsi, dan homogenitas. Uji stabilitas sediaan dilakukan dengan penyimpanan pada suhu ruang selama 21 hari dan <em>cycling test </em>sebanyak 6 siklus. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan teoritis dan analisis statistik. Formulasi sediaan dengan variasi konsentrasi minyak biji chia menghasilkan sediaan emulsi tipe m/a yang homogen, berwarna putih susu, beraroma khas minyak biji chia dan memiliki pH pada rentang 4-7. Berdasarkan analisis statistik, formula I dan II tidak menunjukkan adanya signifikansi setelah dilakukan uji stabilitas pada nilai pH, sedangkan penurunan nilai pH pada formula III memiliki nilai signifikansi p (0,00) &lt; 0,05. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa FI dan FII memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik, sedangkan FIII memiliki nilai pH yang tidak memenuhi syarat pH yang baik dan tidak stabil selama penyimpanan.</p> Mayu Rahmayanti, Ginanjar Putri Nastiti, Mutia Azkia Fitri Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/271 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Formulation and Physical Stability of Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) Antiaging Lotion with Natural Colorant from Strawberry Extract (Fragaria vesca L) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/289 <p>Skin protection is needed to reduce the unwanted effects of free radicals, such as antiaging lotions. Temulawak (<em>Curcuma xanthorhiza</em> Roxb.) contains curcumin which has antioxidant activity with the potential to antiaging. Strawberries (<em>Fragaria vesca</em> L) contain anthocyanins known used as natural dyes. This study aims to determine the antioxidant activity of temulawak extract then formulated as a lotion with the addition of natural colorant from strawberries and tested for physical stability. <em>Curcuma</em> extraction was carried out by maceration using 70% ethanol solvent to obtain a thick extract, infundation method was used to extract a strawberry. Determination of the antioxidant activity of temulawak extract using the DPPH method is expressed by the IC50 value. The antioxidant activity of temulawak extract is included in the moderate category with an IC50 value of 144.126 ppm. Evaluation of physical quality characteristics of temulawak lotion with natural colorant strawberry included organoleptic observations, spreadability, adhesion, pH test, viscosity, emulsion stability as well as stability to temperature and humidity. The results of the study after temperature and humidity treatment showed that the temulawak lotion was in the form of semi-solid, pink in color, the spreadability values were, respectively in centimeter 7.95 ; 7.35 ; 6.8 ; 7.05 ; 5.45 ; 5.85 ; 5.25 ; and 5.5 , the adhesive values are respectively in second 0.52 ; 0.56 ; 0.46 ; 0.51 ; 0.52 ; 0.50 ; 0.82 ; and 0.48, the pH value are 7; 6; 7; 7; 7; 7; 7; and 7, the viscosity values are in Pa.S 0.017; 0.031; 0.113; 0.055; 0.352; 0.263; 0.18; and 0.324. The conclusion of this study shows best formulation stability was formulas E, F, and H.</p> Muhammad Alfian, Mochamad Luqni Maulana, Muhammad Mustainin Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/289 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Formulation and Pharmaceutical Quality Evaluation of Tablets Containing Extract of Cinnamomum burmannii BARK and Colocasia esculenta (L) Schott Leaves http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/292 <p>Cinnamon bark (<em>Cinnamomum burmannii</em>) is used traditionally and has an ingredient containing cinnamic acid compounds. <em>Colocasia esculenta</em> (L) Schott leaves contains of flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, steroids, and terpenoids. Both of the plants C. esculenta and C. burmannii plants have the potential as anti-diabetics because they can lower blood glucose levels. This study aims to make combination tablets of <em>C. burmannii</em> bark and <em>C. esculenta</em> leaves extract with various concentrations of PVP K30 binder. This research made four formulas with the concentration of PVP K30, namely F1 (2%), F2 (3%), F3 (4%), and F4 (5%). Tablet preparations were prepared by the wet granulation method. Tablet analysis used flavonoids quercetin and cinnamic acid as markers. The results showed that the tablets were flat, round in shape, light green, had a slightly bitter taste, and had a distinctive aromatic odor. The differences in the concentration of PVP K30 binder 2-5% could affect the hardness, friability, disintegration time, and tablet dissolution (p&lt;0.05). The tablet's hardness was 3.65-5.01 KP; friability was 0.705%, disintegration time was &lt;15 minutes, and dissolution was 84.61% in 40 minutes. The levels of the flavonoid quercetin in the tablets were 4.21% and 8.03% cinnamic acid. A tablet combination of <em>C. burmannii</em> bark and <em>C. esculenta</em> leaves extract with a PVP K30 concentration of 5% (F4) has the best quality.</p> Erni Rustiani, Rina Agustina, Septia Andini Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/292 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penggunaan Antibiotik Di Provinsi Sulawesi Tenggara http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/294 <p>Infeksi bakteri bisa diobati dengan antibiotik. Masyarakat cenderung menggunakan antibiotik dengan irasional, hal tersebutlah yang menimbulkan masalah resistensi dari penggunaan antibiotik sehingga memerlukan tingkat pengetahuan karena dapat mempengaruhi terjadinya resistensi. Tujuan penelitian untuk melihat tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat Sulawesi Tenggara terhadap penggunaan antibiotik. Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan <em>cross-sectional</em>. Pengumpulan data menggunakan <em>survey online</em> dengan tekhnik <em>snowball sampling. </em>Total sampel yang ikut dalam penelitian ini berjumlah 1013 responden yang diperoleh dari wilayah kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Kuesioner disebarkan sejak Desember 2020 hingga Februari 2021. Analisis data dilakukan secara univariat dengan mendeskripsikan kedalam uraian tabel. Hubungan karakteristik dengan pengetahuan dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden adalah perempuan (59,7%) dengan umur 21-40 tahun serta berpendidikan sedang (65%). Tingkat pengetahuan masyarakat Sulawesi tenggara terhadap penggunaan antibiotik tergolong cukup (38,2%) selanjutnya dengan kategori baik (32,6%) dan kategori kurang (29,1%). Perilaku masyarakat terhadap penggunaan antibiotik antara lain ; 67% masyarakat mendapatkan antibiotik di apotek dan 28,3% diantaranya menerima informasi penggunaan antibiotik oleh apoteker. amoksisilin (45,7%) adalah antibiotik dengan penggunaan tertinggi. Masyarakat menyimpan antibiotik didalam wadah tertutup rapat (89%). Perilaku pembuangan obat antibiotic masyarakat yaitu langsung dibuang ke tempat sampah. Ada hubungan yang bermakna antara usia, pendidikan dan pekerjaan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Sulawesi Tenggara terhadap penggunaan antibiotik (p?0,005).</p> Restu Nur Hasanah Haris, Hesti Trisnianti Burhan, Wa Ode Masrida, Hizrah Hizrah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/294 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun Meistera chinensis dengan Metode DPPH (1,1 –difenil-2-pikrilhidrazil) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/296 <p><em>Meistera chinensis</em> merupakan tanaman dari famili <em>Zingiberaceae</em> yang memiliki manfaat sebagai penambah rasa pada makanan, nyeri, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan nilai IC<sub>50</sub> pada fraksi etil asetat daun <em>Meistera chinensis</em> dengan menggunakan metode DPPH. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pembuatan ekstrak daun Meistera chinensis menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol kemudian dilakukan fraksinasi menggunakan metode partisi dengan pelarut etil asetat. Jumlah aktivitas antioksidan pada sampel dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 515 nm. Penelitian ini dilakukan dengan dibuat variasi konsentrasi fraksi etil asetat daun <em>Meistera chinensis</em> yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dengan variasi konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm dan sebagai blanko digunakan metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun <em>Meistera chinensis</em> memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC<sub>50</sub> sebesar 66,71 mg/L dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC<sub>50</sub> sebesar 2,05 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun <em>Meistera chinensis</em> memiliki aktivitas antioksidan.</p> Nirwati Rusli, Muh. Syaiful Saehu, Fatmawati Fatmawati Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/296 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Drug Related Problems (DRP's) Analysis of Antipsychotics Use in Schizophrenia Patients at Mental Hospitals of Southeast Sulawesi Province in 2021 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/301 <p>Schizophrenia is a psychiatric disorder with a high incidence at the Mental Hospital of Southeast Sulawesi. Problems related to the use of drugs that are often encountered in hospitals are inaccuracies in drug administration, inaccurate dosing and drug abuse. This problem can affect the success of therapy. This study aims to determine the pattern of drug use and the prevalence of Drug Related Problems (DRPs) in Schizophrenia patients based on the correct dosage parameter. This research is an observational type with a cross sectional design. The duration of the study was 1 month taking into account the inclusion and exclusion criteria.. Patients with a diagnosis of schizophrenia, aged &gt;17 years and have a complete medical record are the inclusion criteria whereas patients with incomplete medical records, death status/forced to go home and still being treated are exclusion criteria. The total number of samples analyzed was 250 patient medical records. The results showed that the majority of Schizophrenia patients at the Mental Hospital of Southeast Sulawesi Province were male (80%) with an age range of 20-45 years (71.6%). The last education level is in the medium category (65.2%). Based on the diagnosis of the type of schizophrenia, the patient was in the category of paranoid schizophrenia (51.6%) with positive symptoms (74.8%). The pattern of psychotic drug use used by Schizophrenia patients at the Mental Hospital of Southeast Sulawesi Province in 2021 is a single pattern and the most widely used single drug combination pattern is risperidone (atypical) (35.6%) and a combination pattern, namely chlorpromazine + risperidone (typical +atypical) (27.2%). The prevalence of DRP's based on the correct dose is 0%. DRP's did not occur for the use of antipsychotic drugs in Schizophrenia patients at the mental hospital of Southeast Sulawesi Province in 2021.</p> Restu Nur Hasanah Haris, Rifa’atul Mahmudah, Vica Aspadiah, Nur Fitriana Muhammad Ali, Wa Ode Masrida, Nursyam Nursyam Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/301 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Antioxidant activity of ethanolic extract Tetragonula testaceitarsis propolis combined with of Lepisanthes amoena leaves http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/303 <p>The illnesses brought on by free radicals are a common source of health issues. Pathogenic processes and tissue damage are both significantly influenced by free radicals. Natural ingredients from Indonesia has been carried out for generations by the community with various kinds of treatments according to existing tribes, for example, such as kelulut bee (<em>Tetragonula testaceitarsis</em>) propolis and kokang (<em>Lepisanthes amoena</em>) leaves. Stingless bee propolis has several bioactivities to prevent diseases. The research about <em>T. testaceitarsis</em> propolis still limited. The purpose of this research to find out whether the combination of <em>T. testaceitarsis</em> propolis and <em>L.</em> <em>amoena</em> leaves extracts has antioxidant activity. Ethanol extract <em>T. testaceitarsis</em>. propolis and ethanol extract <em>L.</em> <em>amoena</em> leaves was collected and then tested for antioxidant activity using the DPPH method. The results showed that all three concentrations had very strong antioxidant activity. <em>T. testaceitarsis</em> propolis extract (50%) combined with <em>L. amoena</em> leaves (50%) showed strong antioxidant activity (92%) in 25 ppm concetration. Then 75% <em>T. testaceitarsis</em> propolis extract and 25% <em>L. amoena</em> leaves extract had the highest antioxidant activity (95%) at a concentration of 50 ppm concentration. This strong antioxidant activity was prospected to be continued as a pharmaceutical product.</p> Yogi Pratama, Paula Mariana Kustiawan Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/303 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Metode DPPH http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/299 <p>Temu ireng (<em>Curcuma aeruginosa</em> Roxb.) adalah tanaman obat tradisional yang mengandung senyawa fenol, steroid, triterpenoid, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin. Penelitian ini menggunakan pelarut polar yaitu metanol dan nonpolar yaitu n-heksana untuk menarik senyawa sesuai dengan sifatnya. Tujuan penelitian ini untuk melihat aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan ekstrak n-heksana rimpang temu ireng. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Metode yang digunakan adalah metode DPPH. Sampel yang digunakan adalah ekstrak metanol rimpang temu ireng variasi konsentrasi 100, 150, 200, 250 dan 300 ppm serta ekstrak n-heksana rimpang temu ireng variasi konsentrasi 1500, 1600, 1700, 1800, 1900 ppm dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian diperoleh IC<sub>50</sub> ekstrak metanol rimpang temu ireng sebesar 171 ppm, IC<sub>50</sub> ekstrak n-heksana rimpang temu ireng sebesar 1.724 ppm. Pembanding yang digunakan adalah vitamin C dengan IC<sub>50</sub> 6,175 ppm. Disimpulkan bahwa ekstrak metanol rimpang temu ireng mempunyai aktivitas antioksidan lebih baik dari ekstrak n-heksana rimpang temu ireng.</p> Fadli Sukandiarsyah, Indah Purwaningsih, Gervacia Jenny Ratnawaty Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/299 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Evaluasi Pengobatan Covid-19 di Rumah Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2020-2021 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/300 <p>Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang menginfeksi seluruh dunia di akhir tahun 2019. Data WHO Per April 2021 melaporkan 141.057.106 kasus yang terkonfirmasi COVID-19. Di Indonesia terdapat 1.609.300 kasus dan di Sulawesi Tenggara khususnya Rumah Sakit Bahteramas pasien yang telah di konfirmasi positif sebanyak 609 orang. Dalam pengobatan Covid-19, Rumah Sakit memberikan berbagai macam terapi untuk mengobati berbagai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terapi Covid-19 dengan mengikuti kesesuaian pedoman Covid-19 di Rumah Sakit Bahteramas tahun 2020-2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif melalui pengambilan data rekam medik pada pasien Covid-19 di Rumah Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah sampel penelitian ini sebanyak 154. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan obat pada pasien Covid-19 terdiri dari terapi antivirus; oseltamivir 18% dan favipiravir 5%, golongan antibiotik; azitromisin 17% dan levoflaksasin 2% dan terapi supportif; paracetamol 8%, asetilsistein 16%, deksametason 1%, lanzoprasol 1%, vitamin C 16%, zink 2%, become C® 10%, becefort® 3%, Amlodipine 1%. Pengobatan pasien Covid-19 yang diberikan di Rumah Sakit Bahteramas telah sesuai dengan pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020.</p> Sunandar Ihsan, Sabarudin Sabarudin, Nuralifah Nuralifah, Rachma Malina, Nita Trinovitasari, Irvan Anwar, Nur Apriani Baharudin, Hasrin Ainun Hikbar Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/300 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Formulation and Physical Stability Test of Essence Sheet Mask Preparation from Kokang Leaf Extract (Lapisanthes amoena) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/302 <p>Kokang leaf ethanol extract contains secondary metabolite compounds such as phenolics, flavonoids, tannins, steroids, and saponins that have antioxidant and antibacterial effects and play a role in wound healing. Seeing the potential in kokang leaves (<em>Lepisanthes Amoena</em>) until now the use of kokang leaves is still very lacking, therefore the need for innovation in the use of leaves, one of which is by developing a formulation of essence sheet mask preparations from kokang leaf extract (<em>Lepisanthes Amoena</em>). Formulations in the form of essence sheet masks are currently the latest developments in cosmetic preparations. The purpose of this study was to formulate and test the physical stability of the essence sheet mask preparation from the extract of kokang leaves. The preparation is made as many as 3 formulas, the leaf extract used is 0.1% (F1), 0.3% (F2), and 0.5% (F3). The evaluation carried out includes organoleptic tests (color, aroma, and texture), homogeneity tests, pH tests, room temperature stability tests, viscosity tests, and hedonic tests (favorability and irritation). The results showed that the preparation of the essence sheet mask was a thick solution with a characteristic green and homogeneous odor. The preparation of the essence sheet mask is stable at room temperature without any change. The pH value of the preparation essence sheet mask 5 – 6. Viscosity with a viscosity of 2,217 cP. A hedonic test of 12 panelists showed that the average favorability of all categories was superior to F2 (0.3%) and there was no irritation to the entire formula<em>.</em></p> Tsaniya Ukhti Nabilah, Ika Ayu Mentari Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/302 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Analisis Efektivitas Biaya Kombinasi CCB-ACEI dan CCB-ARB pada Pasien Hipertensi dengan Penyerta DM Tipe II http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/311 <p>Hipertensi dan DM merupakan kasus kronis yang dialami oleh usia degeneratif. Kombinasi terapi antihipertensi jangka panjang membutuhkan biaya tinggi. Analisis diperlukan untuk mengetahui efektifitas terapi dari segi biaya dalam memberikan <em>outcome</em> yang paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas biaya terapi kombinasi obat antihipertensi pada pasien BPJS dengan penyerta DM tipe II pada pasien rawat jalan di RSI NU Demak. Penelitian observasional dilakukan dengan pendekatan analisis farmakoekonomi menggunakan <em>cost effectiveness analysis </em>dengan menghitung nilai ACER dan ICER. Pengambilan data retrospektif menggunakan rekam medis dan melihat biaya medis langsung. Data dikelompokkan berdasarkan pola terapi kemudian dilakukan analisis efektivitas biaya pada setiap kelompok terapi. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya medis langsung, efektivitas terapi berdasarkan target minimal tekanan darah, serta menghitung nilai ACER dan ICER. Hasil penelitian menunjukkan antihipertensi yang paling <em>cost-effective </em>berdasarkan ACER adalah kombinasi golongan CCB-ACEI, kombinasi Amlodipin 10 mg–Lisinopril 10 mg dengan nilai sebesar Rp.6.388,70. Nilai ICER didapatkan antihipertensi yang paling <em>cost-effective</em> yaitu kombinasi golongan CCB-ARB dengan terapi Amlodipin 5 mg–Valsartan 160 mg yang menunjukkan nilai sebesar Rp. – 58.401,38. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penggunaan CCB-ARB lebih sensitif terhadap kenaikan 25% biaya dibandingkan dengan kombinasi CCB-ACEI.</p> Junvidya Heroweti, Indah Rokhmawati Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/311 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) dengan Variasi Konsentrasi Gelatin Sebagai Bahan Pengikat http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/315 <p>Biji Pinang adalah salah satu pengobatan antelmintik yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia berupa senyawa alkaloid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (<em>Areca catechu</em> L.) dapat diformulasikan dalam sediaan tablet dengan gelatin sebagai pengikat dan mengetahui konsentrasi gelatin memberikan mutu fisik yang baik pada tablet. Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (<em>Areca catechu</em> L). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia Universitas Pancasakti Makassar dan Laboratorium Tekhnologi Farmasi Poltekes Kementrian kesehatan Makassar. Terlebih dahulu biji Pinang diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang diformulasikan menjadi sediaan tablet dengan menggunakan variasi konsentrasi Gelatin sebagai bahan pengikat yaitu 1%, 3% dan 5% lalu dilakukan pengujian mutu fisik granul Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (<em>Areca catechu</em> L.) yang meliputi uji kadar lembab, uji kecepatan alir, uji sudut diam, uji indeks pemampatan dan uji densisitas massa. kemudian dilanjutkan dengan uji mutu fisik tablet Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (<em>Areca catechu</em> L.) meliputi uji keseragaman bobot tablet, uji keseragaman ukuran tablet, uji kekerasan, uji kerapuhan, dan uji waktu hancur. Dari hasil penelitian dan analisis data menunjukan bahwa Gelatin sebagai bahan pengikat dengan variasi konsentrasi Gelatin pada konsentrasi 3% dan 5% telah memenuhi semua persyaratan sebagai tablet yang baik.</p> Ariyani Buang, Andi Nur Ilmi Adriana, Sri Rejeki Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/315 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Pengaruh Perbandingan Obat-Polimer terhadap Karakteristik Fisik Mikrokapsul Simvastatin http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/316 <p>Simvastatin adalah salah satu jenis obat untuk mengatasi hiperlipidemia yang memiliki efek samping yakni miopati dan rhabdomiolisis jika dikonsumsi dengan dosis tinggi. Sehingga dibutuhkan sistem pelepasan obat terkontrol untuk meminimalisir efek samping yang dihasilkan melalui pembuatan mikrokapsul dengan metode penguapan pelarut. Pembuatan mikrokapsul menggunakan polimer yang memiliki karakteristik <em>biodegradable</em> dan <em>biocompatible</em> yakni poli(L-asam laktat) dan polikaprolakton. Perlakuan yang diberikan yakni dengan memvariasikan perbandingan obat dengan jumlah polimer yang digunakan untuk memperoleh mikrokapsul terbaik dari aspek efisiensi enkapsulasi dan ukuran partikel. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mikrokapsul dengan perbandingan obat dan polimer 1:12,5 memiliki nilia efisiensi enkapsulasi sebesar 84,73±1,5% dengan ukuran sebesar 0,45±0,01µm. Nilai efisiensi enkapsulasi tidak bisa maksimal disebabkan pada saat proses pemadatan mikrokapsul, diklorometana menghasilkan lubang pada permukaan mikrokapsul yang diamati dengan menggunakan <em>Scanning Electron Microscope</em> (SEM) sehingga difusi obat ke fase eksternal lebih mudah.</p> Findi Citra Kusumasari Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/316 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Efek Nefroprotektif Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var. Sapientum) terhadap Kadar Kreatinin Tikus yang Diinduksi Parasetamol http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/320 <p>Gagal ginjal merupakan masalah Kesehatan dunia ditinjau dari insidensi, prevalensi dan tingkat kematian. Berdasarkan data dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa gagal ginjal kronik meningkat sebesar 20-25% setiap tahun. Pisang raja (<em>Musa paradisiaca</em> var. Sapientum) merupakan spesies dari genus <em>Musa</em> yang digunakan sebagai pengobatan tradisional dan mengandung senyawa flavonoid yang dapat berpotensi sebagai nefroprotektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek nefropeotektif kulit pisang raja pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Kulit pisang raja diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut methanol. Penelitian ini adalah penelitian jenis eksperiment dengan <em>metode pre and post test control design</em>. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok hewan uji dan setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol negatif yang diberikan Na CMC 0,5%, kelompok 2 merupakan kelompok induksi parasetamol dosis toksik dengan dosis 180 mg/kgBB. Kelompok 3,4, dan 5 merupakan kelompok yang diberikan ekstrak metanol kulit pisang raja dengan masing-masing dosis sebesar 700 mg/kgBB, 1400 mg/kgBB dan 2100 mg/kgBB. Kerusakan sel ginjal disebabakan karena pemberian parasetamol dosis toksik dengan mengukur kadar serum kreatinin tikus. Anaslisis data SPSS dengan <em>Paired sample T test</em> menunjukkan nilai P sebesar 0,016&lt;0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit pisang raja dapat menurunkan kadar kreatinin serum tikus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit pisang raja memiliki efek nefroprotektif pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik melalui penurunan kadar serum kreatinin tikus.</p> Jastria Pusmarani, La Ode Novial Ashar, Mus Ifaya, Nur Hatidjah Awaliyah Khalid Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/320 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Skrining Fitokimia dan Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Limbah Kulit Pisang (Musa acuminata Colla) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/330 <p>Kulit pisang umumnya dianggap sebagai limbah sampah yang tidak digunakan. Senyawa aktif yang terkandung di dalam kulit pisang diantaranya senyawa flavonoid dan fenol yang bersifat antioksidan. Flavonoid merupakan bagian dari senyawa turunan <em>polyphenolic </em>yang terdapat pada tumbuhan. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dimiliki kulit pisang. Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk menentukan kadar flavonoid ektrak etanol kulit pisang. Ekstrak etanol kulit pisang dihasilkan melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil identifikasi kualitatif dari ekstrak etanol kulit pisang mengandung senyawa diantaranya flavonoid, steroid dan tanin galat. Penetapan kandungan flavonoid dilakukan panjang gelombang maksimum 435 nm berdasarkan metode AlCl<sub>3</sub>. Kandungan flavonoid yang dihasilkan yaitu 0,175%.</p> Dwi Larasati, Filu Marwati Santoso Putri Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/330 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Perbandingan Beberapa Metode Ekstraksi Ekstrak Etanol Daun Sawo Duren (Chrysophyllum cainito L.) Terhadap Kadar Flavanoid Total Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/336 <p>Sawo Duren (<em>Chrysophyllum cainito </em>L.) memiliki Kandungan kimia yang teridentifikasi seperti flavonoid, saponin, tanin, steroid, triterpen dan polifenol. Penelitian ini bertujuan membandingkan metode ekstraksi terhadap kadar flavanoid total daun sawo duren. Penelitian ini meliputi ekstraksi menggunakan metode refluks, soxhletasi, maserasi, perkolasi, dengan etanol 70% sebagai penyari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara metode ekstraksi menghasilkan kadar flavonoid yang berbeda-beda pada ekstrak etanol daun sawo duren (<em>Chrysophyllum cainito </em>L.). Metode ekstraksi yang paling efektif digunakan untuk mengekstraksi daun sawo duren (<em>Chrysophyllum cainito </em>L.) adalah metode maserasi dibandingkan metode perkolasi, soxhletasi, dan refluks.</p> Fadillah Maryam, Yuri Pratiwi Utami, Suwahyuni Mus, Rohana Rohana Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/336 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Studi In Vivo Ekstrak Etanol Kulit Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Sebagai Kandidat Obat Analgetik Terhadap Model Hewan Uji Mecit (Mus musculus) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/338 <p>Nyeri merupakan tanda bahwa telah terjadi kerusakan jaringan, inflamasi, atau infeksi. Terapi yang umum digunakan dalam penatalaksanan nyeri adalah menggunakan NSAID (<em>Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs</em>). Namun, penggunaan jangka panjang serta penggunaan yang kurang tepat dapat memicu berbagai efek samping, seperti <em>ulcer pepticum</em>. Tanaman Nangka ((<em>Artocarpus heterophyillus</em> L) telah banyak diteliti terkait khasiat dan kandungannya, namun hanya sedikit eksplorasi terhadap bagian kulitnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas analgetik dari ekstrak etanol kulit buah Nangka (<em>Artocarpus heterophyillus</em> L). Pengujian aktivitas analgetik menggunakan tiga metode <em>in vivo</em> model hewan uji mencit (<em>Mus musculus</em>), yaitu metode <em>hot plate, tail immersion</em> dan induksi kimia asam asetat. Setiap metode pengujian analgetik menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Ekstrak etanol kulit buah Nangka (EEKN) yang diuji dibuat dalam tiga variasi dosis, 100 mg/kg, 300 mg/kg dan 500 mg kg. Pada pengujian dengan metode <em>hot plate</em>, EEKN dosis 500 mg/kg menunjukkan hasil yang terbaik dengan persen aktivitas analgesik sebesar 97,26%. Hal ini juga terlihat pada pengujian menggunakan metode <em>tail immersion</em>, EEKN dengan dosis 500 mg/kg memiliki waktu latensi terbaik di menit ke 30 yaitu 6.8 ±1.20 detik. Untuk metode induksi geliat menggunakan asam asetat, EEKN dengan dosis 300 mg/kg dan 500 mg/kg menghasilkan persen penghambatan geliat paling baik dengan nilai 78.28% dan 89.14%. Berdasarkan hasil analasis statistik yang digunakan EEKN 500 mg/kg memiliki nilai signifikansi jika dibandingkan dengan kelompok negatif (p&lt;0.05). Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu ekstrak etanol kulit buah Nangka pada rentang dosis 300 mg/kg hingga 500 mg/kg memiliki aktivitas sebagai obat analgetik walaupun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut kedepannya.</p> Muhammad Nur Amir, Rifdah Aulia, Harfiana Suardi, Zainah Aura Hatifah, Ismail Ismail, Muhammad Raihan, Yayu Mulsiani Evary Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/338 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Uji Kestabilan Fisik Krim Antijerawat Ekstrak Etanol Daun Sagu (Metroxylon sagu Rottb) dan Uji Aktivitas Bakteri Terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/355 <p>Daun sagu (<em>Metroxylon sagu</em> Rottb) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, steroid, dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Untuk meningkatkan aktivitas dalam pemanfaatan potensi dari daun sagu, maka dibuat dalam bentuk sediaan yang praktis dan mudah digunakan yaitu dalam bentuk krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan krim ekstrak daun sagu <em>(Metroxylon sagu </em>Rottb<em>)</em> terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri <em>Propionibacterium acnes </em>dan <em>Staphylococcus epidermidis</em> sebagai antijerawat. Sampel daun sagu (<em>Metroxylon sagu</em> Rottb) diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian dibuat formulasi dalam bentuk sediaan krim dengan konsentrasi ekstrak 2,5%, 5%, dan 10% Selanjutnya evaluasi fisik sediaan yaitu meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji viskositas. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi fisik sediaan krim antijerawat ekstrak daun sagu (<em>Metroxylon sagu</em> Rottb) dengan kosentrasi 2,5%, 5%, dan 10% memiliki warna, bau dan bentuk yang stabil, sediaan yang homogen, viskositas sediaan yang baik , dan nilai pH yang dapat diterima. Sediaan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Propionibacterium acnes</em> pada kosentrasi 2,5% sebesar (4,87 mm) kategori lemah, 5% sebesar (7,87 mm) kategori sedang dan 10% sebesar (12,60 mm) kategori kuat. Sedangkan pada bakteri <em>Staphylococcus epidermidis</em> yaitu 2,5% sebesar (5,07 mm) kategori sedang, 5% sebesar (7,07 mm) kategori sedang dan 10% sebesar (10,53 mm) kategori kuat.</p> Muhammad Isrul, Silviana Hasanuddin, Citra Dewi, Asnur Alimasi Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/355 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Uji Efektivitas Sediaan Gel Biji Muda Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/282 <p>Biji muda pepaya (<em>Carica papaya </em>L.) diketahui memiliki khasiat sebagai antibakteri terhadap bakteri Methicillin-resistant <em>Staphylococcus aureus </em>(MRSA) dengan adanya kandungan terpenoid, karpain, dan flavonoid sehingga dapat diformulasi menjadi sediaan gel antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel ekstrak biji muda pepaya sebagai antibakteri terhadap bakteri MRSA. Ekstrak biji muda pepaya diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dibuat dalam 3 seri konsentrasi yaitu 7,5%, 10% dan 15%, kemudian diujikan pada bakteri MRSA. Ekstrak dengan konsentrasi 10% dengan diameter zona hambat 12,1 mm kemudian diformulasi dalam bentuk sediaan gel dengan menggunakan variasi konsentrasi <em>gelling agent, </em>FI (Carbopol 0.5%), FII (Carbopol 1%) dan FIII (Carbopol 2%). Berdasarkan hasil penelitian formula II sebagai formula stabil diuji efektivitasnya sebagai sediaan gel terhadap Methicillin-resistant <em>Staphylococcus aureus </em>dengan hasil diameter zona hambat sebesar 11,34 mm.</p> Radhia Riski, Ismail Ismail, Harlyanti Muthma'innah Mashar, Nurfahmi Ruslan, Michrun Nisa, Maria Ulfa, Sitti Rahimah, Dwi Anggara Putri Usman Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/282 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm.) Terhadap Mencit Jantan dengan Metode Transit Intestinal http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/319 <p>Diare merupakan masalah pada saluran gastrointestinal yang ditandai dengan buang air besar yang lebih sering, dan feses yang cair. Kecombrang (<em>Etlingera elatior</em> (Jack) R. M. Sm.) adalah salah satu tanaman yang dinilai memiliki potensi sebagai antidiare. Golongan senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antimikroba terdapat pada bagian bunganya. Melihat golongan senyawa metabolit sekunder dan menghitung aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga <em>E. elatior</em> (Jack) R. M. Sm. merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini. Bunga kecombrang diserbukkan dan dimaserasi menggunakan cairan penyari etanol 96%. Ekstrak ini lalu diskrining secara fitokimia dan diuji aktivitas antidiarenya pada mencit jantan secara transit intestinal dengan 2 mL <em>Oleum ricini </em>sebagai penginduksi, tinta cina sebagai <em>marker</em>, dan loperamid HCl dosis 1 mg/kgBB sebagai kontrol positif. Dosis ekstrak yang diberikan per oral adalah 5; 7,5; dan 10 mg/kgBB. Besarnya efek antidiare tergantung dari nilai rasio antara <em>x</em> dan <em>y</em>, dimana <em>x</em> merupakan panjang usus yang dilalui <em>marke</em><em>r</em> sementara <em>y</em> adalah panjang usus keseluruhan. Maserat kental yang diperoleh yaitu 220 g dengan peroleh kembali sebesar 44%. Uji kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga kecombrang mengandung alkaloid, saponin, tanin, fenol, dan flavonoid. Secara beruturut-turut nilai rasio <em>x</em> dan <em>y</em> dari dosis 5; 7,5; dan 10 mg/kgBB yaitu 40,83±5,84; 35,72±0,14; dan 37,05 30,59±0,24 cm. Hasil yang didapat ini tergolong lemah apabila dibandingkan dengan kontrol positif yang memiliki nilai rasio sebesar 23.82±0,08 cm. </p> Nur Herlina Nasir, Ursula Grafila Hagur, Risky Juliansyah Putri, Rismayanti Fauziah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/319 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Optimasi Transcutol dan Propilenglikol Sebagai Peningkat Penetrasi dalam Gel Natrium Diklofenak Menggunakan Simplex Lattice Design http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/307 <p>Penggunaan natrium diklofenak sebagai analgetik dan antiinflamasi topikal dibatasi oleh stratum korneum sebagai barrier penetrasi kulit sehingga dibutuhkan penambahan zat peningkat penetrasi. Transcutol dan propilenglikol merupakan senyawa yang diketahui mampu meningkatkan penetrasi perkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan transcutol dan propilenglikol serta kombinasinya terhadap penetrasi natrium diklofenak dalam sediaan gel. Rancangan formula sediaan ditentukan dengan <em>metode Simplex Lattice Design</em> (SLD). Terhadap semua formula sediaan gel hasil desain SLD dilakukan uji difusi <em>in vitro</em> sebagai pengukuran profil respon dengan sel difusi Franz. Profil respon berupa nilai flux difusi dianalisis kembali dengan SLD untuk mengetahui pengaruh kombinasi dan juga formula optimum. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa penambahan transcutol dan propilenglikol mampu meningkatkan penetrasi natrium diklofenak dalam bentuk sediaan gel. Penambahan transcutol dan propilenglikol dalam bentuk kombinasi, memberikan efek peningkat penetrasi yang lebih rendah, dibandingkan dengan penggunaan tunggal. Penggunaan propilenglikol tunggal sebagai peningkat penetrasi lebih baik dibandingkan dengan penggunakan kombinasi ataupun penggunaan transcutol tunggal. Formula optimum berdasarkan SLD adalah formula dengan perbandingan transcutol dan propilenglikol 0:1, yang memberikan nilai flux 416,33 ±13,89 ?g/cm2.menit yang tidak berbeda bermakna secara statistik dengan hasil prediksi software.</p> Sani Ega Priani, Muhammad Taufik Septian, Budi Prabowo Soewondo Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/307 Fri, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700