Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi
Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluyaen-USJurnal Mandala Pharmacon Indonesia2442-6032Kajian Pengembangan Sediaan Nanoemulsi Gel untuk Penghantaran Perkutan Agen Analgesik dan Antiinflamasi
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/184
<p>Obat-obat golongan antiinflamasi non steroid (AINS) banyak dikembangkan dalam bentuk sediaan topikal dengan tujuan untuk menurunkan efek samping sistemik dan memungkinkan aplikasi sediaan langsung pada jaringan target yang mengalami nyeri/inflamasi. Untuk membantu meningkatkan penetrasi perkutannya maka obat golongan AINS banyak dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sediaan nanoemulsi gel untuk penghantaran senyawa yang memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi dalam hal formulasi dan karakterisasi sediaan, juga kajian pengaruhnya terhadap penetrasi perkutan dan efek analgesik/antiinflamasi yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dalam bentuk <em>systematic literature review</em>, dengan mengkaji jurnal yang diperoleh dari database bereputasi dan kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Dari hasil kajian diketahui bahwa senyawa agen analgesik/antiinflmasi dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi gel tipe minyak dalam air menggunakan minyak, surfaktan, kosurfaktan, dan <em>gelling agent</em>. </p> <p>Surfaktan yang paling banyak digunakan adalah kelompok Tween dan Cremophor yang merupakan surfaktan non-ionik hidrofilik (HLB>12). Kosurfaktan yang paling banyak digunakan adalah transcutol, PEG 400, etanol, dan propilenglikol<em>. Gelling agent</em> yang paling banyak digunakan adalah Carbopol pada konsentrasi 0,5-1,5%. Pengembangan sediaan nanoemulsi gel secara signifikan mampu meningkatkan penetrasi perkutan zat aktif yang ditandai dengan peningkatan nilai flux atau jumlah zat terpentrasi dibandingkan dengan sediaan gel konvensional. Pengembangan sediaan nanoemulsi gel juga terbukti mampu meningkatkan efek antiinflamasi terutama dilihat dari peningkatan nilai % inhibisi edema dibandingkan dengan sediaan gel/marketed/puredrug. Dapat disimpulkan bahwa formulasi nanoemulsi gel sesuai untuk diaplikasikan sebagai sistem penghantaran topikal senyawa dengan aktivitas analgesik/antiinflamasi.</p>Sani Ega Priani
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278211312710.35311/jmpi.v8i2.184Hubungan Interaksi Obat Antibiotik dengan Length of Stay Pasien Pneumonia di Rumah Sakit “X” Ponorogo
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/191
<p>Pneumonia adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah yang merupakan penyebab kematian terbanyak di negara-negara berkembang. Prevalensi penyakit pneumonia di Indonesia tahun 2018 sebanyak 1.017.290 jiwa. Pengobatan pneumonia terdiri dari kombinasi antibiotik dan atau terapi suportif yang apabila digunakan secara bersamaan akan berpotensi terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi obat antibiotik dalam pengobatan pasien pneumonia dan menganalisis hubungannya dengan <em>Length of Stay</em> (<em>LOS</em>). Penelitian menggunakan metode <em>cross-sectional</em> dengan rancangan deskriptif dan data diambil secara retrospektif. Analisis data secara deskriptif menggunakan aplikasi <em>Lexicomp Reference, Medscape Reference </em>dan buku <em>Stokley’s Drug Interaction</em> serta analisis dengan metode <em>Chi-Square </em>untuk mengetahui hubungan antara kejadian interaksi obat dengan <em>LOS</em>.</p> <p>Dari total 73 sampel pada periode Januari- Desember tahun 2021 menunjukkan karakteristik pasien didominasi oleh laki- laki sebesar 43 pasien (58,9%), usia diatas 46 tahun sebanyak 56,2%. Penggunaan antibiotik tunggal terbanyak adalah levofloxacin sebesar 50,8% dan antibiotik kombinasi azithromycin+ levofloxacin sebesar 43,5%. Interaksi obat ditemukan pada 54 pasien dengan mekanisme interaksi farmakodinamik, farmakokinetik dan mekanisme tidak diketahui masing-masing sebesar 72,5%, 18,1%, dan 9,3%. Interaksi berdasarkan tingkat keparahan <em>minor</em><em>, moderate </em>dan <em>major </em>masing-masing sebesar 5,2%, 74,3%, dan 20,5%. Potensi interaksi obat antibiotik tidak memiliki hubungan dengan lama rawat inap pasien (nilai signifikansi >0,05).</p>Bima Nur PriambudiSamuel Budi HarsonoInaratul Rizkhy Hanifah
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278212814010.35311/jmpi.v8i2.191Formulasi Sediaan Balsem Stik Dari Lada Putih (Piper album)
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/202
<p>Lada putih atau merica (<em>Piper album</em>) dapat digunakan sebagai analgetik dan anti inflamasi pada asam urat. Asam urat (<em>artritis gout</em>) merupakan suatu penyakit dengan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi dimana terjadi penumpukan kristal pada daerah sendi sehingga menyebabkan adanya nyeri, kerusakan sendi, dan kehilangan fungsi pada sendi. Untuk itu dicari penemuan baru ekstrak yang dapat mengurangi nyeri dan inflamasi serta stabil apabila dibuat sediaan topikal atau balsem. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kestabilan fisik dari sediaan balsem stik lada putih (<em>Piper album</em>). Sediaan balsem stik dari ekstrak biji lada putih (<em>Piper album</em>) ini dilakukan beberapa pengujian mutu fisik yakni uji organoleptis, uji homogenitas, pengukuran pH, uji daya oles, uji daya sebar, uji iritasi dan uji hedonik. Formulasi sediaan balsem stik dari ekstrak biji lada putih (<em>Piper album</em>) dibuat dengan variasi tiga formula. Hasil dari pengujian mutu fisik sediaan balsem stik diperoleh semua sediaan memenuhi syarat. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sediaan balsem ekstrak Lada putih (<em>Piper </em><em>album</em>) dengan tiga variasi formula memiliki kestabilan mutu fisik sediaan yang baik dan memenuhi syarat.</p>Jumriani JumrianiSanti SinalaIsmail Ibrahim
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278214115010.35311/jmpi.v8i2.202Formulasi Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum L) dengan Variasi PVA (Polivinil Alkohol)
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/203
<p>Masker merupakan salah satu jenis perawatan kosmetik yang banyak digunakan dan dikenal oleh masyarakat. Kosmetik didefinisikan sebagai bahan yang dioleskan. Masker gel peel off dideskripsikan sebagai sediaan kosmetik perawatan kulit berbentuk gel yang dapat dilepas atau terkelupas seperti selaput elastis setelah dioleskan pada kulit selama beberapa waktu hingga mengering. Karena dapat mempengaruhi sifat fisik masker yang dihasilkan, maka pembentukan lapisan film merupakan tambahan yang paling berpengaruh terhadap formula masker gel peel-off. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat lapisan film adalah PVA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ekstrak kulit buah langsat menjadi sediaan masker gel peel-off dan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi konsentrasi PVA yang stabil terhadap sediaan masker gel peel-off. Masker gel peel-off dibuat dengan konsentrasi polivinil alkohol (PVA) yang berbeda: 10%, 12,5%, 15%. Evaluasi mutu fisik dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan sediaan masker wajah gel peel-off terutama percepatan penyimpanan melalui metode (freeze thaw) sebanyak 6 siklus yang meliputi homogenitas, viskositas, pengamatan organoleptik, waktu kering, pengukuran pH, dan daya sebar. Ekstrak kulit buah langsat dapat dibuat menjadi sediaan masker gel peel-off, menurut hasil penelitian. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi PVA 12,5% dan 15% memenuhi syarat mutu fisik.</p>Een SamsulJumain JumainSanti Sinala
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278215116410.35311/jmpi.v8i2.203Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Daun Stroberi (Fragaria x ananassa A.N. Duch) Asal Malino, Sulawesi Selatan
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/211
<p>Daun stroberi (<em>Fragaria x anannasa</em> A.N. Duch) adalah salah satu bagian tanaman stroberi yang dapat dimanfaatkan sebagai produk tabir surya. Kandungan senyawa fenolik daun stroberi memiliki aktivitas antioksidan dan aktivitas tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat krim tabir surya yang memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan dan penentuan <em>Sun Protecting Factor</em> (SPF) krim. Daun stroberi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak daun stroberi dibuat dalam tiga formula pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Uji evaluasi fisik terhadap sediaan dilakukan dengan beberapa parameter pengujian yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tipe krim dan uji daya sebar. Penentuan aktivitas tabir surya menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 290 nm - 320 nm. Parameter yang digunakan berdasarkan transmisi eritema (Te), transmisi pigmentasi (Tp) dan <em>Sun Protecting Factor</em> (SPF) pada krim tabir surya. Hasil penelitian menujukkan krim tabir surya (F1, F2, F3) berbentuk krim, berwarna hijau kecoklatan, dan aroma khas ekstrak. Sediaan homogen, tipe krim berupa sediaan minyak dalam air, nilai pH 6,0. Nilai SPF pada konsentrasi ekstrak 5, 10 dan 15% secara berturut-turut 5,94, 10,58 dan 14,65. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak, nilai SPF yang dihasilkan semakin besar. Formula 3 (15%) merupakan krim yang terbaik dengan nilai SPF tertinggi dengan kategori proteksi maksimal.</p>Nur Saadah DaudMusdalipah MusdalipahKarmilah KarmilahEny Nur HikmaSelfyana Austin TeeNirwati RusliYulianti FauziahEvi Nur Indah Sari
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278216517610.35311/jmpi.v8i2.211Potensi Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk) Sebagai Antibakteri dan Antijamur Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/212
<p>Bajakah Tampala merupakan tanaman asli Kalimantan Timur yang mempunyai aktivitas antibakteri, tetapi hingga saat ini aktivitas antibakteri dan antijamurnya terhadap <em>S. aureus </em>dan <em>C. albicans </em>belum ada yang melaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bajakah tampala sebagai antibakteri terhadap <em>S. aureus </em>dan antijamur <em>C. albicans. </em>Efektivitas antibakteri bajakah tampala terhadap <em>S. aureus </em>dan antijamur <em>C. albicans </em>dilakukan menggunakan metode <em>microbroth dilution </em>dengan melihat nilai <em>minimal </em><em> </em><em>inhibitory </em><em>concentration </em>(MIC<sub>50</sub>). Ekstrak etanol kulit bajakah tampala mempunyai senyawa flavonoid, alkaloid dan terpenoid. Ekstrak etanol bajakah tampala mempunyai aktivitas terhadap antibakteri <em>S. aureus </em>serta antijamur <em>C. albicans. </em>Oleh karena itu, etanol kulit bajakah tampala dapat dikembangkan menjadi kandidat agen antibakteri dan atijamur terhadap <em>S. aureus </em>dan <em>C. albicans.</em></p>Chaerul Fadly MochtarLysa Oktaviani SalehHasyrul Hamzah Nita Magfirah Ilyas
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278217718410.35311/jmpi.v8i2.212Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan Body Scrub Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L) dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/218
<p><em>Body scrub </em>merupakan sediaan farmasi berupa produk kecantikan yang dapat menghaluskan dan mengangkat sel kulit mati.Penggunaan kulit buah masih jarang karena kulit buahnya dianggap sebagai produk buangan.Kulit pepaya mengandung serat pangan, senyawa fenolik, abu, vitamin C, dan berbagai zat yang terdiri dari kalium, tembaga, dan belerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas mutu fisik sediaan dan mengetahui daya terima sediaan <em>Body scrub </em>dengan variasi konsentrasi trietanolamin melalui uji hedonik. Sediaan <em>Body scrub </em>dibuat 5 formulasi dengan memvariasikan konsentrasi Trietanolamin sebanyak 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% setelah itu dilakukan pengujian mutu fisik melalui beberapa pengujian seperti uji organoleptic, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar yang dilanjutkan dengan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan sediaan <em>Body scrub </em>sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat telah homogen, memiliki pH 5,37- 6,61, viskositas 2380-5841 cps, daya sebar 5-6,6 cm serta pengujian statistik menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan di setiap formula. Pada pengujian hedonik sebelum dilakukan penyimpana dipercepat formula 2 memiliki daya terima yang tinggi dan setelah dilakukan penyimpanan dipercepat formula 1 menjadi formula yang memiliki daya terima yang tinggi. Pada pengujian mutu fisik dan hedonic formula 1 dan 2 menjadi formula yang memenuhi kedua persyaratan.</p>Nurul HikmaDwi RachmawatiSitti Ratnah
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278218519510.35311/jmpi.v8i2.218Pengaruh Variasi Konsentrasi Minyak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) terhadap Sifat Fisik Krim dan Penghambatan Bakteri Propionibacterium acnes
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/224
<p>Kayu manis (<em>Cinnamomum burmanii) </em>termasuk bahan alam yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Minyak dari kayu manis secara ilmiah terbukti memiliki aktivitas untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh variasi konsentrasi minyak kayu manis terhadap sifat fisik krim dan penghambatan bakteri <em>Propionibacterium acnes.</em> Minyak kayu manis diformulasikan menjadi sediaan krim, selanjutnya krim diujikan sifat fisik dan aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi, dengan tiga variasi konsentrasi minyak kayu manis (2%, 4% dan 6%). Hasil pengujian, krim minyak kayu manis memiliki aktivitas antibakteri terhadap <em>Propionibacterium acnes. </em>Krim minyak kayu manis yang paling bagus dalam menghambat bakteri pertumbuhan bakteri yaitu dengan konsentrasi 6%. Dengan peningkatan konsentrasi minyak kayu manis menunjukkan kemampuan aktivitas aktibakteri yang semakin baik.</p>Dwi Larasati
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278219620410.35311/jmpi.v8i2.224Pengaruh Pemberian Sirup Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Sebagai Imunostimulan Terhadap Covid-19
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/226
<p>Penyebaran virus Covid-19 secara global menimbulkan kecemasan masyarakat dunia khususnya Indonesia.. Buah naga mengandung flavonoid, polifenol dan vitamin C sebagai antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak kulit buah naga dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap Covid-19. Metode yang digunakan adalah uji fagositosis makrofag terhadap sediaan sirup ekstrak kulit buah naga. Kulit buah naga diekstraksi dan dibuat formulasi sirup untuk memudahkan dalam penggunaannya. Sediaan sirup dibuat menjadi 3 formula yaitu FI 5%b/v, FII 10% dan FIII 15% b/v. Sirup kulit buah naga terlebih dahulu di uji mutu fisik meliputi pH, organoleptik, homogenitas, viskositas dan stabilitas sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Hasil pengujian mutu fisik semua sediaan stabil dan menenuhi persyaratan. Perlakuan diberikan per oral pada mencit selama tujuh hari dan pada hari kedelapan semua kelompok diinfeksikan <em>Escherichia coli</em> secara intraperitonial. Hasil penelitian pengujian fagositosis makrofag dari semua formula sirup yang berefek imunostimulan yaitu FIII dengan persentase 95,51% dan efeknya hampir sama dengan kontrol positif yaitu 96,811% dan tidak berbeda nyata secara statistik dengan nilai sig 0,008<0,05.</p>Muliana HafidSyachriyani Syachriyani
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278220521610.35311/jmpi.v8i2.226Potensi Ekstrak Kulit Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Dalam Sediaan Sirup Sebagai Imunomodulator Pencegah Covid-19
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/229
<p>Kulit buah Terong Belanda diketahui mengandung senyawa golongan fenol, flavonoid dan saponin yang merupakan metabolit sekunder yang paling banyak terdapat dalam tanaman dan tumbuhan yang berperan sebagai antioksidan, membantu metabolisme seperti meningkatkan imunitas dan kesegaran tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek imunomodulator ekstrak kulit buah Terong Belanda yang dibuat dalam bentuk sirup sebagai pencegah <em>Covid-19</em>. Pembuatan ekstrak kulit buah Terong Belanda dengan cara Maserasi menggunakan Etanol 96%. Ekstrak kulit buah Terong Belanda di buat dalam sediaan Sirup dengan tiga formula yaitu formula I (ekstrak kulit buah Terong Belanda 5 %), formula II (ekstrak kulit buah Terong Belanda 10 %) dan formula III (ekstrak kulit buah Terong Belanda15 %). Hewan uji Mencit sebanyak 15 ekor terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok I (kontrol negative Na-CMC 1 % b/v), kelompok II kontrol positif (Ekstrak Echinacea, Elderberry, Zn Picolinate), kelompok III (sirup ekstrak 5 %), kelompok IV (sirup ekstrak 10 %) dan kelompok V (sirup ekstrak 15 %). Perlakuan diberikan selama tujuh hari berturut-turut secara per oral dan pada hari ke delapan diinfeksikan <em>Staphylococcus aureus</em> 0,5 mL secara intraperitonial setiap kelompok. Apusan cairan peritoneum digunakan untuk menentukan aktivitas fagositosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji stabilitas dipercepat terhadap Sirup stabil setelah penyimpanan. Sirup ekstrak kulit buah Terong Belanda memiliki efek imunomodulator yaitu kelompok V (sirup ekstrak kulit buah Terong Belanda konsentrasi 15 %) dengan rata-rata persentase nilai aktivitas fagositosisnya adalah 95,22 %. Dan kontrol positif (Imboost force®) 97,33%. Hasil analisis uji <em>one way</em> ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dengan nilai sig. 0,036 < 0,05 yang berarti kontrol positif (Imboost Force®) memiliki efek imunomodulator yang lebih besar dibandingkan dengan sirup ekstrak kulit buah Terong Belanda.</p>Firmansyah FirmansyahMuhahammad Taufiq Duppa
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278221723010.35311/jmpi.v8i2.229Formulasi Lulur Eksfoliasi Bekas Cacar Kombinasi Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Pare (Momordica charantia L.)
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/241
<p><em>Varisella zooster</em>, virus yang mengikfeksi kulit mengakibatkan bintik kemerahan hingga gelembung berair pada kulit yang berakibat terjadinya luka atrofi seperti bopeng. Rimpang kunyit (<em>Curcuma domestica Val.</em>) mengandung kurkumin dan vitamin C yang berkhasiat sebagai antioksidan, mempercepat proliferasi sel dan sintesis kolagen. Tanaman pare (<em>Momordica charantia</em> L.) mengandung senyawa metabolit sekunder yang membantu proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan memformulasi lulur eksfoliasi kombinasi rimpang kunyit dan daun pare yang berkhasiat sebagai penghilang bekas cacar dan memperoleh formula yang aman terhadap kulit. Penelitian ini dilakukan dengan mengeringkan rimpang kunyit kemudian diayak menggunakan <em>mesh</em> 30/40 sehingga diperoleh serbuk kunyit. Simplisia daun pare diekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Lulur diformulasikan dengan memvariasikan konsentrasi rimpang kunyit dan ekstrak daun pare berturut-turut F1 (7%:3%), F2 (10%:5%), dan F3 (10%:10%). Evaluasi mutu fisik terhadap lulur meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas serta uji stabilitas dipercepat. Hasil penelitian setelah penyimpanan dipercepat diperoleh F1 memiliki warna hijau, bau khas kunyit, tipe krim M/A, daya sebar 3,8 cm, viskositas 32000 cPs, pH 7,12, daya lekat 72,25 detik. Hasil pengujian iritasi diperoleh indeks iritasi primer (0) yang menunjukkan sediaan lulur eksfoliasi aman digunakan pada kulit. Dapat dismpulkan bahwa konsentrasi yang paling baik dan aman lulur kombinasi rimpang kunyit dan daun pare adalah 7% : 3%.</p>Tuti Handayani ZainalMichrun Nisa
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278223124210.35311/jmpi.v8i2.241Potensi Antihiperglikemik Ekstrak Kulit Buah Semangka (citrullus lanatus linn.) terhadap Diabetes Mellitus Melalui Penghambatan Aktivitas Enzim Alfa Glukosidase
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/244
<p>Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme endokrin yang ditandai dengan abnormalitas kadar glukosa dalam aliran darah karena aktivitas gaya hidup yang tidak sehat. Pendekatan terapeutik yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit Diabetes Mellitus yaitu dengan cara penghambatan enzim yang berhubungan dengan penyerapan glukosa di tubuh, seperti enzim alfa-glukosidase. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui potensi antihiperglikemik ekstrak Kulit Buah Semangka melalui penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase dengan menentukan persen inhibisi dan IC<sub>50</sub> ekstrak Kulit Buah Semangka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antidiabetes terhadap Diabetes Mellitus. Ekstrak Kulit Buah Semangka diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut Etanol 96 %. Enzim alfa-glukosidase yang digunakan pada penelitian ini berasal dari <em>Saccharomyces cerevisae</em> dan p-nitrofeni –?-D-glukopiranosid (pNPG) yang berfungsi sebagai substrat. Ekstrak Kulit Buah Semangka dibuat dengan variasi konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm.. Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil absorbansi p-Nitrofenol yang absorbansinya terukur pada panjang gelombang 410 nm menggunakan microplate reader. Hasil pengujian inhibitor ekstrak Kulit Buah Semangka konsentrasi 20 ppm. 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm terhadap enzim alfa-glukosidase menunjukkan rata-rata persen inhibisi 7,904 %, 17,937 %, 24,757 %, 32, 894 % dan 41,840 % sedangkan baku Akarbose diperoleh persen inhibisi 50,115 %, 60,000 %, 69,152 %, 73,837 % dan 79,179 %. Nilai IC<sub>50</sub> ekstrak Kulit Buah Semangka 120,212 ppm dan baku Akarbose 13,055 ppm, Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Kulit Buah Semangka dapat memberikan efek penghambatan (inhibitor) terhadap enzim alfa-glukosidase.</p>Syachriyani SyachriyaniFirmansyah Firmansyah
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278224325110.35311/jmpi.v8i2.244Formulasi dan Evaluasi Sediaan Tablet Hisap Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) dengan Perbandingan Manitol-Sukrosa
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/250
<p>Bunga telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) dikenal secara tradisional dimanfaatkan untuk pengobatan karena memiliki efek farmakologi sebagai antioksidan. Penelitian ini menetapkan sediaan tablet hisap karena memiliki rasa yang manis dan penggunaanya mudah. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbandingan manitol-sukrosa pada sifat fisik tablet hisap ekstrak bunga telang yang baik. Metode penelitian yang digunakan yaitu granulasi basah dengan perbandingan bahan tambahan manitol-sukrosa dari ketiga formula yaitu Formula 1 3:1, Formula II 1:1 dan Formula III 1:3. Granul diuji laju alir, sudut diam dan kompresibilitas dilanjutkan dengan evaluasi tablet hisap yang meliputi pengujian organoleptik, uji keseragaman bobot, pengujian keseragaman ukuran, pengujian waktu hancur, pengujian kerapuhan dan pengujian kekerasan. Hasil pada penelitian perbandingan manitol dan sukrosa 3:1, 1:1 dan 1:3 menghasilkan perbandingan bahan tambahan yang baik. Berdasarkan hasil evaluasi sifat fisik sediaan tablet hisap dipilih Formula I dengan perbandingan manitol dan sukrosa 3:1 menjadi Formula terbaik memiliki nilai rata-rata keseragaman bobot 520±2,80 mg, keseragaman ukuran diameter 1,22±0 cm, tebal 0,438±0,002 cm, waktu hancur 11,95±0,73 menit, kerapuhan 0,52±0,32% dan kekerasan 10,76±0,60 Kg. Berdasarkan uji analisis One Way ANOVA pada keseragaman bobot, tebal dan waktu hancur terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) dari penggunaan perbandingan manitol- sukrosa dalam tablet hisap.</p>Nina Dwi StiyaniDesy NawangsariGalih Samodra
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278225226110.35311/jmpi.v8i2.250Formulasi dan Evaluasi Tablet Hisap Ekstrak Kulit Pisang Raja (Musa X paradisiaca L.) Menggunakan Polivinil Pirolidon (PVP)
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/249
<p>Kulit pisang raja (<em>Musa x paradisiaca L</em>) memiliki senyawa metabolit sekunder salah satunya flavonoid yang berfungsi untuk antioksidan, kulit pisang raja memiliki nilai IC50 2,690 ppm. Penelitian ini bertujuan mengetahui variasi konsentrasi dari Polivinil Pirolidon (PVP) terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak kulit pisang raja (<em>Musa x paradisiaca L</em>). Ekstrak kulit pisang raja diperoleh dengan metode remaserasi menggunakan etanol 96%. Tablet hisap ekstrak kulit pisang raja dibuat menggunakan metode granulasi basah sebanyak 3 formula dengan konsentrasi PVP 1%, 3%, 5% yang kemudian dilakukan evaluasi untuk granul dan sifat fisik tablet. Hasil evaluasi granul menunjukkan bahwa PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan granul yang baik. Dari penelitian ini menunjukkan PVP konsentrasi 1%, 3% dan 5% menghasilkan sifat fisik tablet yang memenuhi syarat FI. PVP dengan konsentrasi 5% merupakan formula terbaik karena memiliki nilai rata-rata keseragaman bobot 514,93 ± 0,61 mg, waktu hancur 10,18 ± 0,16 menit, diameter 1,22 ± 0 cm, tebal 0,47 ± 0,006 cm, kekerasan 10,53 ± 0,51 kg dan kerapuhan 0,12 ± 0,01 %. Berdasarkan uji <em>One Way Anova</em>, variasi konsentrasi PVP berpengaruh signifikan terhadap waktu hancur tablet dengan nilai 0,012 (<em>p </em>< 0,05).</p>Yessi Linda SaputriDesy NawangsariGalih Samodra
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278226227410.35311/jmpi.v8i2.249Aktivitas Antioksidan Fraksi Air, Etil Asetat dan N-Heksan Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var. Sapientum)
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/252
<p>Radikal bebas merupakan salah satu penginduksi patogenesis seluler dan jaringan yang menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes, kanker dan kardiovaskular. Oleh karena itu, diperlukan suatu senyawa penangkal radikal bebas yaitu antioksidan. Kulit pisang raja (<em>Musa paradiasiaca</em> var. <em>Sapientum</em>) mengandung senyawa flavonoid dan fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi <em>n</em>-heksana ekstrak kulit pisang raja (<em>Musa paradiasiaca</em> var. <em>Sapientum</em>) dengan metode <em>2,2-diphenyl-1-picryl-hidrazilhidrat </em>(DPPH). Kulit pisang dimaserasi dengan metanol. Selanjutnya ekstrak metanol kulit pisang dibuat menjadi fraksi air, etil asetat, dan <em>n</em>-heksana dengan metode partisi cair-cair. Semua fraksi ekstrak kulit pisang menggunakan 5 konsentrasi yaitu 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm dan asam askorbat sebagai pembanding. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada 517 nm. Data dianalisis dengan menghitung nilai IC<sub>50 </sub>(<em>inhibition concentration</em> 50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC<sub>50</sub> sebesar 139,498 ppm (antioksidan sedang). Fraksi <em>n</em>-heksana dan air kulit pisang raja memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC<sub>50</sub> masing-masing sebesar 875,529 ppm (antioksidan lemah) dan 358,395 ppm (antioksidan lemah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua fraksi kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC<sub>50</sub> tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat kulit pisang raja.</p>Jastria PusmaraniUlfa UlfaCitra DewiNur Herlina Nasir
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278227528310.35311/jmpi.v8i2.252Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Daun Murbei (Morus alba L) dengan Variasi Na-CMC Sebagai Gelling Agent
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/254
<p>Daun murbei (Morus alba L) memiliki efek sebagai antioksidan, antibakteri, antivirus dan anti inflamasi. Ekstrak daun murbei memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sebagai penyebab karies gigi (Djamaan,2014). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L) menjadi pasta gigi dengan memvariasikan Na-CMC sebagai gelling agent. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%. Formula dibuat dalam 4 sediaan. Ekstrak etanol daun murbei yang digunakan yaitu kosentrasi 4% serta kosentrasi Na-CMC yang digunakan yaitu 3%,4%,5% dan 6%. Kemudian dilakukan uji stablilitas fisik terhadap sediaan pasta gigi tersebut meliputi uji organoleptik, homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan uji viskositas. Pengujian dilakukan selama penyimpanan 4 minggu. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan ekstrak etanol daun murbei dapat diformulasikan menjadi pasta gigi. Semakin tinggi kosentrasi Na-CMC yang digunakan maka semakin meningkat pula viskositas sediaannya. Pada formula 3 dengan kosentrasi Na-CMC 6% sebagai gelling agent dapat membentuk pasta gigi yang memenuhi syarat uji stabilitas fisik.</p>Muhammad ArisAndi Nur Ilmi AdrianaSyarifuddin Katjo Arsyad
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-2782284293Optimasi Formula Nanoemulsi Antioksidan Minyak Nilam (Pogostemon cablin Benth.) dengan Metode Box Behnken Design
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/259
<p>Minyak nilam (<em>Pogostemon cablin </em>Benth.) yang memiliki konstituen utama <em>patchouli alcohol </em>menunjukkan aktivitas antioksidan. Karakteristik khusus dari minyak nilam yaitu memiliki sifat volatilitas yang tinggi sehingga perlu untuk diformulasi menjadi bentuk sediaan yang lebih stabil seperti nanoemulsi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan konsentrasi optimum dari masing-masing komponen penyusun nanoemulsi yang melibatkan proses yaitu waktu pengadukan yang menghasilkan sediaan nanoemulsi dengan karakteristik yang baik menggunakan <em>Box Behnken Design </em>(BBD) serta melakukan uji aktivitas antioksidan nanoemulsi minyak nilam. Konsentrasi <em>Smix </em>(surfaktan dan kosurfaktan), air, dan waktu pengadukan merupakan faktor yang diamati dalam optimasi formula dan sebagai respon digunakan persen transmitan. Karakteristik yang diamati antara lain rata-rata ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan zeta potensial. Berdasarkan data diagram fase digunakan minyak nilam 5%. Data hasil optimasi diperoleh nilai konsentrasi <em>Smix </em>24%, air 35,511%, dan waktu pengadukan 5,516 menit, memberikan nilai rata-rata ukuran partikel 12,76 nm, indeks polidispersitas 0,162, dan zeta potensial -26,1 mV. Aktivitas antioksidan nanoemulsi minyak nilam menunjukkan nilai IC<sub>50 </sub>>1000 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa <em>Box Behnken Design </em>(BBD) dapat digunakan untuk optimasi nanoemulsi minyak nilam yang menghasilkan nanoemulsi dengan karakteristik yang baik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan konsentrasi minyak nilam yang diformulasikan sebagai nanoemulsi untuk penggunaan sebagai antioksidan.</p>Ferdy FirmansyahWidia WulandariWildan Khairi MuhtadiNofriyanti Nofriyanti
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278229430610.35311/jmpi.v8i2.259Uji Aktivitas Inhibitor Enzim Tirosinase dan Antioksidan Tagetes erecta L. sebagai Whitening Agent Formulasi Losio Pencerah Kulit
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/248
<p>Pencerah kulit merupakan salah satu produk kosmetik yang digunakan dengan tujuan untuk mencerahkan dan merubah warna kulit yang tidak diinginkan. Dewasa ini produk pemutih yang mengandung bahan kimia berbahaya dan menimbulkan banyak dampak negatif banyak digunakan secara jangka panjang. Tanaman yang diduga dapat menjadi tanaman obat dan kosmetik adalah tanaman gemitir (<em>Tagetes erecta</em> L.). Bunga gemitir memiliki kandungan metabolit sekunder berupa terpenoid, minyak atsiri, flavonoid dan karotenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antioksidan dan inhibitor tyrosinase bunga gemitir (<em>Tagetes erecta</em> L.) sebagai <em>whitening agent</em> baru dari bahan alam, serta mengetahui kestabilan dari sediaan losio dari ekstrak bunga gemitir (<em>Tagetes erecta</em> L.). Penelitian dilakukan secara eksperimental, uji aktivitas antioksidan dan inhibitor tyrosinase dilakukan pada hasil ekstrasi bunga gemitir dari dua jenis pelarut yang berbeda yaitu metanol 96% dan etilasetat. Uji evaluasi sediaan formulasi losio dilakukan dengan uji stabilitas fisik dan uji hedonik menggunakan 30 orang panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol 96% dan ethyl asetat bunga gemitir (<em>Tagetes erecta</em> L.) tidak memiliki aktivitas penghambat enzim tyrosinase yang baik. Ekstrak metanol 96% dan ethyl asetat bunga gemitir (<em>Tagetes erecta</em> L.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC<sub>50</sub> yaitu 17,24 µg/mL dan 17,04 µg/mL. Losio ekstrak metanol dan ekstrak etilasetat bunga gemitir (<em>Tagetes erecta</em> L.) yang diformulasikan memiliki stabilitas yang baik.</p>Lia PuspitasariNi Putu Desy Ratna Wulan Dari
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278231833110.35311/jmpi.v8i2.248Formulasi dan Evaluasi Krim Body Scrub Kombinasi Ekstrak Moringa oleifera dan Oryza sativa Sebagai Eksfolian
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/242
<p>Kosmetik pada umumnya mengandung senyawa kimia. Untuk menjaga keamanan diperlukan senyawa aktif yang aman sehingga digunakan bahan alami. Masa pandemi mengharuskan masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga tren merawat kesehatan dan kecantikan kulit semakin meningkat. Antioksidan membantu mengatasi kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. Saat ini orang lebih mengarah pada kosmetik yang mengandung bahan alami. Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan yaitu daun kelor (<em>Moringa oleifera</em> L.). Selain itu beras putih (<em>Oryza sativa</em> L.) memiliki kandungan tokoferol dan tokotrienol yaitu vitamin E alami sebagai zat yang bermanfaat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan evaluasi krim <em>body scrub</em> kombinasi ekstrak daun kelor dan beras putih sebagai eksfolian. Serbuk kering simplisia daun kelor direndam dan dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% lalu diuapkan menggunakan rotary evaporator sampai menjadi ekstrak. Beras putih dioven lalu diayak. Dilakukan formulasi krim <em>body scrub</em> dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 10% (F1), 20% (F2) dan 30% (F3). Pengujian sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji stabilitas, uji tipe emulsi, uji hedonik dan uji efektivitas kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan sediaan yang dibuat memenuhi evaluasi fisik sediaan yaitu tekstur semipadat, F1 hijau, F2 hijau kecoklatan dan F3 coklat, aroma bau khas kelor, setiap sediaan homogen terdapat butiran <em>scrub</em>, pH berkisar 5,9-6,2, memiliki stabilitas yang baik, tipe emulsi m/a, hasil uji kesukaan ketiga formulasi diperoleh F1 yang paling disukai dan pada uji kelembaban menunjukkan pemakaian body scrub ekstrak daun kelor selama 4 minggu dapat melembabkan kulit (p<0,05). Kesimpulan penelitian yaitu ekstrak <em>Moringa oleifera</em> dan <em>Oryza sativa</em> dapat diformulasikan sebagai krim <em>body scrub</em> dan memberikan efek melembabkan kulit.</p>Made Asmarani DiraKadek Maya Cyntia Dewi
Copyright (c) 2022 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2022-12-272022-12-278230731710.35311/jmpi.v8i2.242