Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya en-US Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 2442-6032 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat) dengan Metode DPPH: Fraksi Larut Air, Etil Asetat, n-Heksan dari Varietas lamet dan sheena http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/309 <p>Bunga krisan (<em>Chrysanthemum morifolium</em> Ramat) varietas<em> lamet </em>dan <em>sheena</em> diketahui dapat berperan sebagai antioksidan alami yang berpotensi mencegah radikal bebas karena mempunyai kandungan senyawa fenolik dan flavonoid. Untuk mendapatkan senyawa yang lebih spesifik yang berfungsi dalam aktivitas antioksidan pada bunga krisan dilakukan dengan fraksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak fraksi larut air, n-heksan, dan etil asetat pada bunga krisan varietas<em> lamet </em>dan <em>sheena </em>menggunakan metode DPPH. Serbuk bunga krisan diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya difraksinasi menggunakan air, n-heksan, dan etil asetat. Filtrat dipekatkan menggunakan <em>waterbath</em> pada suhu 60<sup>?</sup>C hingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian diidentifikasi fenolik dan flavonoid secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Analisis antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH untuk mengukur nilai IC<sub>50­</sub>. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total kadar fenolik, flavonoid, dan antioksidan yang paling baik dari varietas <em>lamet </em>sebesar 2,342% (fraksi etil asetat), 3,077% (fraksi n-heksan), dan 137,589 ppm (fraksi etil asetat). Sedangkan dari varietas <em>sheena </em>terdapat pada fraksi etil asetat dengan nilai sebesar 6,174%; 4,824%; dan 21,208 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak fraksi larut air, n-heksan, dan etil asetat pada bunga krisan varietas<em> lamet </em>dan <em>sheena</em> terdapat aktivitas antioksidan.</p> Kharisma Mayda Mahera Rizqa Salsabila Firdausia Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-18 2023-12-18 9 2 179 188 10.35311/jmpi.v9i2.309 Karakteristik Mikroemulsi Deksametason Menggunakan Variasi Surfaktan Tween 80 dengan Kombinasi Kosurfaktan Propilen Glikol dan Gliserin http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/314 <p>Bentuk sediaan dengan penghantaran yang buruk dapat menurunkan bioavailabilitas dan menyebabkan obat tidak dapat menghasilkan efek terapi secara optimal. Obat yang mempunyai kelarutan sukar larut dalam air yaitu deksametason. Salah satu langkah yang dapat meningkatkan kecepatan disolusi dan ketersediaan hayati obat yaitu diformulasikan menjadi sediaan mikroemulsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik mikroemulsi deksametason menggunakan variasi surfaktan tween 80 dengan kombinasi kosurfaktan propilen glikol dan gliserin. Pada penelitian ini digunakan metode observasi dengan mengamati karakteristik dari masing-masing formula yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji morfologi, dan uji ukuran partikel. Hasil pengujian organoleptis formula 1 dan 2 terjadi pemisahan fase ketika telah dimasukkan dalam <em>climatic chamber</em>, pengujian pH formula 1-4 mempunyai nilai rata-rata pH sebelum masuk <em>climatic chamber </em>berturut-turut 5,5; 5,7; 5,4; 5,8; dan setelah 4,3; 4,9; 5,0; 4,8; Pengujian viskositas formula 1-4 sebelum masuk dalam <em>climatic chamber </em>berturut-turut 211 cps, 344 cps, 496,7 cps, 413 cps, dan setelah 250,7 cps, 287,3 cps, 315,3 cps, 428,3 cps, pengujian morfologi semua formula berbentuk sferis, pengujian ukuran partikel formula 1-4 berturut turut 42,7 µm, 38,7 µm, 23,2 µm, 28,7 µm. Mikroemulsi deksametason pada konsentrasi tween 80 sebesar 30% mampunyai karakteristik yang paling stabil karena sifat fisikokimia yang paling stabil secara orgonoleptik dan mempunyai ukuran partikel yang paling kecil.</p> Nur Husfianingsi Santi Sinala Arisanty Arisanty Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-18 2023-12-18 9 2 189 196 10.35311/jmpi.v9i2.314 Eksplorasi Jenis dan Pemanfaatan Tanaman Obat Di Bumi Patowonua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/335 <p>Kearifan lokal di Bumi Patowonua Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki budaya tersendiri dalam memanfaatkan berbagai tanaman yang berkhasiat obat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi jenis, khasiat, serta cara pemanfaatan tanaman obat yang meliputi akar, batang, daun, bunga, buah dan biji yang dilakukan oleh masyarakat di Bumi Patowonua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi tenggara. penelitian ini menggunakan metode survey eksploratif dan metode <em>Participatory Rural Appraisal </em>(<em>PRA</em>), survey ini dilakukan di 6 kecamatan di daerah Bumi Patowonua yaitu di Kecamatan Porehu, Lasusua, Kodeoha, Ranteangin, Batu Putih, dan Kecamatan Tolala dengan luas wilayah survey 1.933,84 km<sup>2</sup>. Survey yang dilakukan melibatkan 102 orang responden yang telah menggunakan tanaman sebagai obat tradisional selama lebih dari 10 tahun<em>.</em> peneltian ini menunjukan bahwa ditemukanya 46 koleksi tanaman obat dalam pengisian kuisioner dan wawancara kepada responden atau masyarakat di bumi Patowonua Kabupaten Kolaka Utara. Dari 46 tanaman tersebut 1 diantaranya menjadi tanaman yang telah digunakan secara turun temurun untuk pengobatan tradisional yaitu patikala/paccilaka dengan nama indonesia kecombrang <em>(E</em><em>tlingera</em><em> e</em><em>latior</em><em> </em>(Jack) R.M.Sm.). Tanaman patikala banyak ditemukan di Kecamatan Porehu, Kecamatan Tolala dan Kecamatan Batu Putih Kabupaten Kolaka utara. Selain itu terdapat 1 tanaman endemik dimana masyarakat lokal menyebutnya dengan tanaman dara karena klasifikasi dari tanaman tersebut belum diketahui secara pasti. Keberadaan tanaman dara sudah mulai punah karena tidak banyak orang yang mengetahui manfaat dari tanamana tersebut. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh sebanya 46 tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat bumi Patowonua sebagai obat tradisional yaitu 1 diantaranya merupakan patikala yang telah digunakan secara turun temurun untuk pengobatan dan 1 tanaman endemik yang dikenal masyarakat lokal dengan nama tanaman dara.</p> Muhammad Syahruddin Saparuddin Saparuddin Zhaqina Tun Islamiyah M. Arjun Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-18 2023-12-18 9 2 197 220 10.35311/jmpi.v9i2.335 Uji Toksisitas Subkronis Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L.) dengan Parameter Kadar Kreatinin dan BUN pada Mencit (Mus musculus) Jantan http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/339 <p>Daun sembukan (<em>Paederia foetida</em> L.) merupakan salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai antidiabetes, antihiperlipidemia dan antioksidan, sehingga perlu diuji toksisitasnya dalam penggunaan jangka waktu lama untuk memastikan keamanannya terutama pada organ ginjal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian daun sembukan terhadap toksisitas ginjal dengan parameter kreatinin dan <em>Blood Urea Nitrogen</em>. Hewan coba yang digunakan yaitu mencit putih (<em>Mus musculus</em>) jantan sebanyak 28 ekor dan dibagi menjadi 4 kelompok (1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan) dengan pemberian secara oral pada dosis masing-masing 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB dan 1000 mg/KgBB. Selanjutnya dilakukan pengambilan darah dan diukur kadar kreatinin dan BUN setelah pemberian selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa hewan coba mengalami peningkatan kadar kreatinin dan <em>Blood Urea nitrogen </em>tetapi hasilnya tidak signifikan (p &gt;0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun sembukan yang diberikan selama 28 hari tidak menyebabkan toksiksitas pada mencit jantan.</p> Suwahyuni Mus Fadhilla Maryam Yuri Pratiwi Utami Rosadika Fatimah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-18 2023-12-18 9 2 221 227 10.35311/jmpi.v9i2.339 Aktivitas Anti-elastase dan Antioksidan dari Ekstrak Etanol Kayu Bangkal (Nauclea subdita) Korth. Steud. dengan Variasi Metode Ekstraksi http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/347 <p>Kayu Bangkal (<em>Nauclea subdita</em>) (Korth.) Steud. telah digunakan secara tradisional oleh penduduk asli Kalimantan Selatan, sebagai produk perawatan kulit berupa masker wajah, yang diyakini dapat melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rendemen, aktivitas anti-elastase, efek proliferasi sel, total polifenol, dan total flavonoid dan aktivitas antioksidan dari berbagai metode ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan metode UAE (<em>Ultrasound Assisted Extraction</em>), MAE (<em>Microwave Assisted Extraction</em>), dan Soxhlet. Aktivitas anti-elastase dilakukan secara enzimatis menggunakan <em>Porcine Pancreatic Elastase</em> (PPE). Ekstrak teraktif dilanjutkan dengan pengujian proliferasi sel menggunakan HDFa. Pengujian kadar total polifenol dan flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, ABTS, dan FRAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen metode ekstraksi UAE (<em>Ultrasound Assisted Extraction</em>) kayu bangkal menghasilkan rendemen tertinggi, dengan nilai 7,12% lebih tinggi dibandingkan metode MAE (<em>Microwave Assisted Extraction</em>) dan Soxhlet, aktivitas anti-elastase tertinggi diperoleh pada ekstrak metode UAE (361,22 ?g/mL). Ekstrak teraktif memiliki efek proliferasi terhadap sel HDFa dependent dose, total fenol dan flavonoid tertinggi pada metode MAE dengan kadar berturut-turut 124.96±0.42 mg EAG/g ekstrak dan 16.62±0.23 mg EK/g ekstrak. Pengujian antioksidan dari masing-masing ekstrak umumnya menunjukkan aktivitas yang kuat dalam meredam radikal ABTS, DPPH dan reduksi besi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ekstraksi UAE dalam menarik senyawa aktif N. subdita berpotensi sebagai anti elastase, antiaging, dan antioksidan dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk dapat dikembangkan pada penelitian lebih lanjut.</p> Sintiami Ramadhani Berna Elya Roshamur Cahyan Forestrania Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-18 2023-12-18 9 2 228 243 10.35311/jmpi.v9i2.347 Penentuan Nilai SPF (Sun Protecting Factor) Sunscreen Gel Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) Secara In Vitro http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/352 <p>Sunscreen disebut salah satu jenis kosmetik baik secara fisik maupun kimia dapat memberikan efek penghambatan efek penetrasi sinar ultraviolet ke dalam kulit. Dimana adanya paparan sinar secara berlebih dan terus menerus mengakibatkan jaringan epidermis kulit kurang mampu melawan berbagai efek negatifnya seperti penuaan dini, penggelapan pada warna kulit, kulit terbakar sinar matahari, bahkan dapat memicu dan meningkatkan risiko kanker kulit. Sediaan sunscreen sangat diperlukan dalam membantu mekanisme alami pertahanan tubuh dalam melindungi dari paparan tinggi radiasi ultraviolet. Efek perlindungan terhadap sinar UV dapat diperoleh dari bahan yang tinggi kandungan antioksidan. Daun cengkeh dengan kandungan flavanoid dan eugenol memiliki efek antioksidan tinggi yang mampu melindungi kulit dari paparan dan bahaya dari sinar UV. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik fisik dan nilai SPF dari sediaan sunscreen gel dengan ekstrak daun cengkeh (<em>Syzygium aromaticum</em>). Ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol 96% yang dipekatkan menggunakan alat <em>rotary evaporator</em> dan penentuan nilai SPF menggunakan metode spektofotomeri UV-Vis. Ekstrak etanol daun cengkeh discreening fitokimia dan menunjukkan warna orange kemerahan menandakan positif kandungan flavonoid. Sunscreen Gel ekstrak etanol daun cengkeh dibuat 5 formula dengan perbedaan pada konsentrasi ekstrak etanol daun cengkeh, yaitu 0, 1, 2, 4 dan 8 % menggunakan basis karbopol. Formula kemudian diuji karakteristik fisik dan nilai SPFnya. Kelima formula gel ekstrak etanol daun cengkeh memenuhi persyaratan dalam uji karakteristik sifat fisik yaitu organoleptis, homogenitas, daya sebar, pH, dan viskositas. Nilai SPF untuk formula 1, 2, 3, 4 dan 5 yaitu sebesar 0,19; 0,53; 2,05; 3,83; 2,16 dan berpotensi melindungi kulit dari radiasi UVB.</p> Nurfadilah Nurfadilah Fityatun Usman Andi Ulfah Magefirah Rasyid Zulkifli Zulkifli Yulfina Wahdaniah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-22 2023-12-22 9 2 244 252 10.35311/jmpi.v9i2.352 Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Daun Kesambi (Schleichera oleosa. L) Asal kabupaten Gowa http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/394 <p>Daun kesambi (<em>Schleichera oleosa</em> L.) merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan karena mengandung metabolit primer maupun sekunder seperti fenolik dan flavonoid. Efek farmakologi dari tanaman ini merupakan sumbangan dari adanya senyawa golongan fenolik dan flavonoid. Penarikan kandungan senyawa dari tanaman dipengaruhi oleh tingkat kepolaran pelarut berdasarkan prinsip <em>like dissolve like.</em> Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid dan fenolik total pada daun kesambi dengan variasi cairan penyari. Simplisia kering daun kesambi diekstraksi menggunakan berbagai pelarut dengan metode <em>ultrasonic assisted extraction </em>(UAE) yang dimulai dengan n-heksan dan dilanjutkan secara berturut-turut dengan etil asetat, aseton dan metanol. Penentuan kadar fenolik dan flavonoid total dari semua ekstrak daun kesambi dilakukan secara kolorimetri dengan menggunakan reagen kimia dan absorbansinya diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan Kadar fenolik total pada ekstrak daun kesambi diperoleh hasil ekstrak aseton sebesar 355,3 ± 3,74 (mgEAG/g), ekstrak etil asetat sebanyak 158,3 ± 3,33 (mgEGA/g), ekstrak metanol 86,2 ± 1,08 (mgEAG/g) dan ekstrak n-heksan 18,5 ± 0,45 (mgEGA/g). Sementara itu, kadar flavonoid total ekstrak daun kesambi diperoleh hasil ekstrak etil asetat 166,3 ± 3,72 (mgEQ/g), ekstrak aseton 61,4 ± 2.60 (mgEQ/g), ekstrak metanol 65,7 ± 0,65 (mgEQ/g) dan ekstrak n-heksan sebesar 33,7 ± 0,83 (mgEQ/g). Kadar fenolik total tertinggi diperoleh pada ekstrak aseton dan kadar flavonoid total tertinggi diperoleh pada ekstrak etil asetat.</p> Nursamsiar Nursamsiar Alfad Fadri Marwati Marwati Fitriyanti Jumaetri Sami Nur Syam Hidayah Rahma Ismail Henny Kasmawati Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 253 261 10.35311/jmpi.v9i2.394 Phytochemical Screening Analysis and Determination of Total Flavonoids and Total Phenolics Content of Ethanol Extract of Sungkai Leaf (Penorema canescens Jack) from Samarinda City http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/360 <p>Sungkai is a plant that contains compounds such as flavonoids, tannins, phenolics, saponins, steroids, and terpenoids, which have the potential to develop native Indonesian herbal medicines to treat the prevention and treatment of various diseases. This research aimed to analyze phytochemical screening and the total flavonoid and phenolic content in sungkai leaves originating from Samarinda City. This research method was carried out by extracting sungkai leaves with 96% ethanol and evaporating them with a vacuum rotary evaporator. Sungkai leaf extract was analyzed for phytochemical screening using the tube method with color testing from various reagents and total phenolic and flavonoid content testing using the colorimetric method using a UV-Vis spectrophotometer. The results of the phytochemical screening showed that the ethanol extract of sungkai leaves from Samarinda City was positive for containing flavonoids, saponins, alkaloids, phenolics, and steroids. The results of determining the flavonoid and phenolic content of sungkai leaf ethanol extract were 18,210 ± 0.271 mg QE/g sample and 33,666 ± 1.052 mg GAE/g sample.</p> Muhammad Ma'ruf Moch. Saiful Bachri Laela Hayu Nurani Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 262 272 10.35311/jmpi.v9i2.360 Fraksinasi dan Karakterisasi Senyawa Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Andong Merah (Cordyline fruticosa (L.) A. Cheval) Menggunakan Uv-Vis dan FT-IR http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/362 <p>Daun andong merah merupakan tanaman yang dipercaya dapat mengobati beberapa penyakit dengan aktivitas berkhasiat sebagai antibakteri, serta memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa antioksidan yang diisolasi dari ekstrak etanol daun andong merah (<em>Cordyline fruticosa</em> (L.) A. Cheval). Metode yang digunakan yaitu ekstrak dipartisi dengan metode cair-cair menghasilkan fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air. Fraksi etil asetat difraksinasi lebih lanjut menggunakan kromatografi kolom, menghasilkan 8 fraksi dan dipilih fraksi ke 5 (F5) diuji kualitatif antioksidan dengan penyemprotan DPPH selanjutnya dilakukan isolasi dengan KLTP. Hasil KLTP diperoleh 5 pita, dan dipilih pita ke 5 (F5e) kemudian dilakukan uji kemurnian menggunakan metode KLT 2 dimensi dan multi eluen. Isolat dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan Spektroskopi FT-IR. Dari hasil analisis hasil data UV-Vis mengindikasikan adanya gugus kromofor yang terikat pada cincin aromatik (gugus kromofor C=C atau C=O) pada panjang gelombang maksimum 261 nm dan pada hasil data FTIR diperoleh gugus O-H, C-H (alifatik), C=C (aromatik), dan C-O pada bilangan gelombang 4000-600 cm?¹. Hal ini menunjukkan bahwa golongan senyawa yang diisolasi dari ekstrak daun andong merah (<em>Cordyline fruticosa </em>(L.) A. Cheval) diduga golongan senyawa flavonoid.</p> Yuri Pratiwi Utami Fadillah Maryam Suwahyuni Mus Nurul Ainun Agustin Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 273 281 10.35311/jmpi.v9i2.362 Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Golongan Statin dalam Manajemen Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Kota Madiun 2021/2022 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/363 <p>Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi salah satu prevalen dengan angka yang cukup tinggi di Indonesia. Pengobatan utama yang digunakan di RSUD Kota Madiun adalah golongan <em>HMG-CoA Reduktase Inhibitor</em> atau Statin, yaitu atorvastatin dan simvastatin. Penggunaan obat jangka panjang, biaya perawatan rumah sakit, frekuensi kunjungan ke dokter dan biaya pengobatan PJK menjadi beban yang signifikan. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui <em>cost effective</em> antidislipidemia golongan statin pada penyakit jantung koroner. Pendekatan metode yang digunakan adalah <em>deskriptif non-interventional</em>, yaitu dengan mengumpulkan data secara <em>retrospektif</em> dari rekam medik dan <em>billing</em> pasien. Subyek penelitian sejumlah 64 pasien PJK yang menerima terapi simvastatin dan atorvastatin. Efektivitas pengobatan diukur berdasarkan jumlah pasien yang mencapai target penurunan LDL sebesar 18 – 55% dan peningkatan HDL 5-15%, sementara biaya yang diukur adalah biaya medis langsung yang diperoleh dari data billing selama pasien dirawat dalam satu periode rawatan. Pendekatan farmakoekonomi yang digunakan adalah <em>Cost Effectiveness Analysis</em> dengan menghitung nilai ACER, ICER dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya total atorvastatin dan simvastatin sebesar Rp. 7.874.384 dan Rp. 6.828.385 dengan persentase efektivitas sebesar 94,28% dan 79,31%. Atorvastatin lebih <em>cost effective</em> dengan nilai ACER yang lebih rendah yaitu Rp. 8.352.125, sementara simvastatin sebesar Rp.8.609.740. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antidislipidemia yang paling <em>cost-effective</em> adalah atorvastatin dan untuk menambah 1 efektifitas diperlukan biaya sebesar Rp. 6.987.241,15.</p> Emiliya Dwi Agustin Lucia Vita Inandha Dewi Inaratul Rizkhy Hanifah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 282 290 10.35311/jmpi.v9i2.363 Studi Etnobotani dan Kajian Aktivitas Antimikroba Metabolit Sekunder Tumbuhan Tolisi (Wrightia calycina A.DC) sebagai Anti Katarak Pada Suku Pedalaman Sulawesi Tenggara http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/372 <p>Tanaman Tolisi (<em>Wrightia calycina</em> A.DC) yang tumbuh di pedalaman Sulawesi Tenggara telah lama menjadi fokus perhatian masyarakat setempat untuk pengobatan penyakit. Tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit mata seperti mata merah, katarak dan radang usus. Oleh karena itu, penting untuk melakukan eksplorasi dan identifikasi komponen kimia yang terdapat pada tanaman ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang manfaat tumbuhan Tolisi dan potensinya sebagai agent antikatarak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif melalui pendekatan etnobotani dan skrining fitokimia. Studi etnobotani melibatkan wawancara untuk mendokumentasikan pengetahuan dan penggunaan tradisional masyarakat terhadap tanaman Tolisi. Selanjutnya, skrining fitokimia dilakukan untuk menentukan keberadaan berbagai metabolit sekunder dalam ekstrak tanaman Tolisi, seperti alkaloid, polifenol, saponin, kuinon, dan steroid. Hasil studi etnobotani menggambarkan bahwa masyarakat telah lama mengakui efektivitas tanaman Tolisi dalam pengobatan penyakit katarak. Analisis skrining fitokimia menegaskan keberadaan beragam senyawa bioaktif dalam ekstrak tanaman Tolisi antara lain: alkaloid, polifenol, saponin, kuinon dan steroid. Selain itu, uji aktivitas antimikroba menggunakan ekstrak tumbuhan Tolisi baik dari batang maupun daun menunjukkan efektivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji dengan adanya zona bening pada media uji. Komponen biaktif yang teridentifikasi dalam tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kandidat agent antikatarak.</p> Ratna Umi Nurlila Jumarddin La Fua Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 291 301 10.35311/jmpi.v9i2.372 Efek Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara zapota (L.) Van Royen) Sebagai Adjuvant Antibiotika Amoxicillin Terhadap Resistensi Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/381 <p>Resistensi terhadap antibiotik yang tersedia pada bakteri patogen menjadi tantangan global karena jumlah strain resisten terhadap berbagai jenis antibiotik terus meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak daun Sawo Manila sebagai adjuvant antibiotika Amoksisilin terhadap resistensi bakteri <em>Escherichia coli</em> dan <em>Staphylococcus aureus</em>. Ekstrak daun Sawo Manila diperoleh dengan cara Maserasi menggunakan pelarut Etanol 96 %. Penetuan daya hambat dengan metode difusi cakram diinkubasi 1 x 24 jam. Penentuan uji interaksi Amoksilin adjuvant ekstrak daun Sawo Manila berdasarkan ZOI dengan metode AZDAST. Hasil penelitian menunjukkan daya hambat rata-rata Amoksisilin Adjuvant ekstrak daun Sawo Manila terhadap <em>Escherichia coli</em> 1 x 24 jam adalah 14,6 mm, daya hambat Amoksisilin adjuvant ekstrak daun Sawo Manila 10 % b/v terhadap <em>Staphylococcus aureus</em> 1 x 24 jam adalah 15,60 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah Ekstrak daun Sawo 10% b/v Manila memiliki efek daya hambat terhadap <em>Escherichia coli</em> dan <em>Staphylococcus aureus</em> dan penentuan interaksi Amoksisilin adjuvant daun Sawo Manila 10% b/v memiliki aktivitas antibakteri sinergis terhadap <em>Eschericihia coli</em> dan <em>Staphylococcus aureus</em>.</p> Muhammad Taufiq Duppa Firmansyah Firmansyah Syachriyani Syachrir Anshari Masri Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 302 312 10.35311/jmpi.v9i2.381 Formulasi Pasta Gigi Antibakteri Ekstrak Daun Murbei (Morus alba L.) dengan Bahan Abrasif Cangkang Telur Bebek http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/383 <p>Proses karies gigi dapat dicegah dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung agen antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri yang menyebabkan karies gigi adalah <em>Streptococcus mutans</em>. Tujuan penelitian ini mengetahui ekstrak daun Murbei dengan bahan abrasif Cangkang Telur Bebek dapat di buat Pasta gigi dan mengetahui efek antibakteri Pasta gigi daun Murbei. Pasta gigi dibuat dalam tiga formula yaitu F 2 (ekstrak daun Murbei 4 % b/v), F 3 (ekstrak daun Murbei 6 % b/v), F 4 (ekstrak daun Murbei 8 % b/v) dan F 1 kontrol negatif (Basis Pasta Gigi tanpa ekstrak). Pada formula dilakukan uji mutu fisik sediaan dengan <em>Cycling test</em> yang meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji tinggi busa dan uji daya sebar. Selanjutnya pasta gigi diuji efek antibakteri metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi syarat uji mutu dan stabilitas fisik. Hasil pengujian daya hambat Pasta gigi ekstrak daun Murbei terhadap <em>Streptococcus mutans</em> yaitu formula 2 (4% b/v) rata-rata diameter daya hambat 24,64 mm, formula 3 (6% b/v) rata-rata diameter daya hambat 26,02 mm dan formula 4 (8% b/v) rata-rata diameter daya hambat 27,77 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah Pasta gigi ekstrak daun Murbei konsentrasi 4 % b/v, 6 % b/v dan 8 % b/v dengan bahan abrasif Cangkang Telur Bebek memenuhi syarat mutu. Daya hambat Pasta gigi ekstrak daun Murbei 4 % b/v berbeda bermakna dengan daya hambat 8 % b/v (dimana p &lt; 0,05) terhadap <em>Streptococcus mutans</em> dengan daya hambat antibakteri kategori sangat kuat.</p> Muhammad Aris Syachriyani Syachrir Firmansyah Firmansyah Ariyani Buang Muhammad Taufiq Duppa Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 313 323 10.35311/jmpi.v9i2.383 Acute Toxicity Determination and Compound Changing with Chemometric Procedures from Komba-Komba Leaf (Chromolaena odorata L.) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/384 <p>The employing of komba-komba leaves (<em>Chromolaena odorata</em> L.), a medicinal plant that can prevent and treat many ailments, is one example of the expanding use of traditional medicine in the health field. To increase their use as traditional medicine, Komba-komba leaves must have complete information about their safety due to the abundance of secondary metabolite substances they contain. The goal of this work was to classify the extract components and fractions of komba-komba leaves using FTIR spectra and a PCA chemometric technique, as well as to estimate the hazardous potential of komba-komba leaves, total flavonoid and phenolic levels from komba-komba leaves. The BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method was used for acute toxicity testing. The toxicity test results revealed that the LC<sub>50</sub> values of the komba-komba leaves (<em>Chromolaena odorata</em> L.) <em>n</em>-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and insoluble ethyl acetate fraction had LC<sub>50 </sub>values 1000 ppm, indicating that the extract and <em>n</em>-hexane fractions were poisonous. The total flavonoid concentration was determined to be 243.4 mgEQ/g in the methanol extract, 380.1 in the n-hexane fraction, 512.8 in the ethyl acetate fraction, and 189 mgEQ/g in the ethyl acetate insoluble fraction. The methanol extract's total phenolic content was 146.3 mgEAG/g, whereas that of the <em>n</em>-hexane, ethyl acetate, and insoluble ethyl acetate fractions was 269.6, 360.9, and 109.3 mgEAG/g, respectively. From the results of the score plot, it can be seen that the PCA analysis was successful in demonstrating group differences between extracts and fractions of komba-komba leaves. Extracts and fractions of <em>C.odorata </em>L. leaves have moderate toxicity due to the presence of flavonoid and phenolic content, making them potential candidates for development as natural antioxidants.</p> Irvan Anwar Yamin Yamin Rachma Malina Sabarudin Sabarudin Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-23 2023-12-23 9 2 324 334 10.35311/jmpi.v9i2.384 Isolasi dan Uji Aktivitas Bakteri Asam Laktat dari Produk Fermentasi Kombucha Teh Dalam Menghambat Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella thypi http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/386 <p>Bakteri asam laktat atau juga disebut mikroorganisme probiotik merupakan bakteri yang memiliki kemampuan menghasilkan asam organik. Bakteri asam laktat yang terkandung pada kombucha teh diketahui mempunyai kemampuan dalam menghambat bakteri patogen seperti <em>Eschericia coli, Staphylococcus aureus, </em>dan <em>Salmonella thypi. </em>Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana bakteri asam laktat yang dihasilkan dari fermentasi kombucha teh dalam menghambat akivitas bakteri <em>Eschericia coli, Staphylococcus aureus, </em>dan <em>Salmonella thypi</em> dengan metode in vitro. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu preparasi teh kombucha, isolasi dan seleksi bakteri asam laktat, identifikasi bakteri asam laktat dengan metode pewarnaan Gram, uji biokimia dengan metode uji katalase dan uji motilitas, dan uji aktivitas antibakteri menggunakan kertas cakram. Dari hasil penelitian dengan karakteristik mikrosopik pewarnaan Gram menunjukkan hasil Gram positif,dan karekteristik makroskopik pada uji katalase negatif, uji motilitas negatif, dan daya hambat isolat 5 dan 6 memiliki kemampuan dalam menghambat bakteri uji. Diameter penghambatan yang didapatkan yaitu pada <em>Staphylococcus aureus</em> diameter penghambatan yaitu 7,1±0,52 mm dan 7,65±0,38 mm, pada <em>Escherichia coli </em>diameter penghambatan yaitu 7,86±0,08 mm dan 6,36±0,29 mm dan pada <em>Salmonella thypi</em> diameter penghambatan yaitu 6,43±0,06 mm dan 7,13±0,08 mm. Isolat yang didapatkan dari kombucha teh yaitu sebanyak 6 isolat, dan merupakan bakteri Gram positif, bentuk sel bulat, berwarna putih tulang, dengan tepi entire dan elevasi flat, yang diketahui memiliki potensi dalam menghambat bakteri <em>Eschericia coli, Staphylococcus aureus, </em>dan <em>Salmonella thypi.</em></p> Ismail Ismail Fhahri Mubarak Restu Islamia Rasyak Rusli Rusli Fitriana Fitriana Harlyanti Muthma'innah Mashar Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-24 2023-12-24 9 2 335 344 10.35311/jmpi.v9i2.386 Uji Toksisitas Subkronis Ekstrak Herba Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) Terhadap Parameter Hematologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/387 <p>Uji toksisitas subkronis dilakukan untuk mengetahui efek toksik yang dihasilkan setelah pemberian sediaan uji dosis berulang yang diberikan secara oral. Tumbuhan suruhan mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek toksisitas subkronis pemberian ekstrak etanol herba suruhan (<em>Peperomia pellucida </em>(L.) Kunth) dosis 500 mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB dengan melihat perubahan jumlah yang terjadi dari hasil pemeriksaan hematologi (eritrosit, leukosit, dan trombosit) tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) Jantan. Metode penelitian ini menggunakan metode ekstraksi meserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih sebanyak 12 ekor, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I kontrol negatif diberi Na-CMC 0,5%, kelompok II, III dan IV masing- masing diberi ekstrak etanol herba suruhan (EEHS) dengan dosis 500 mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB. Pemberian dilakukan dengan dosis berulang selama 28 hari. Pemeriksaan darah dilakukan menggunakan alat <em>Hematology Analyzer</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba suruhan (<em>Peperomia pellucida</em> (L.) Kunth) dosis 500 mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB tikus tidak menimbulkan toksisitas subkronis terhadap leukosit, trombosit, dan eritrosit yang aktivitasnya sama dengan kontrol negatif Na. CMC 1% (p&lt;0,05).</p> Nur Alfiah Irfayanti Agus Sangka Nurul Ayu Handayani Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-24 2023-12-24 9 2 345 351 10.35311/jmpi.v9i2.387 Formulasi Sediaan Lip Balm Kombinasi Ekstrak Etanol 96% Herba Kancing Ungu (Borreria laevis Lamk.) dan Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Sebagai Antioksidan http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/396 <p>Bibir membutuhkan perlindungan agar kelembabannya tetap terjaga. Tanaman yang kaya akan senyawa fenolik dan masih minim di manfaatkan adalah herba kancing ungu (<em>Borreria laevis </em>Lamk.) yang mengandung antioksidan, serta Kulit Buah Manggis (<em>Garcinia mangostana</em> Linn.) yang memiliki kandungan vitamin C dan xanton yang mampu melindungi sel dan mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas. Antioksidan dapat memperkuat lapisan pelindung kulit dan mencegah hilangnya cairan dari jaringan kulit yang merupakan penyebab utama kulit kering. Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk menghasilkan sediaan <em>lip</em> <em>balm</em> yang memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan dan memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Jenis penelitian ini adalah penelitiaan laboratorium eksperimental. Populasi pada penelitian ini adalah herba kancing ungu dan kulit buah manggis yang di ekstraksi dengan metode maserasi yang diformulasikan dalam bentuk sediaan <em>lip blam</em>. Dalam penelitian ini dibuat 3 formula (F1, F2, dan F3) yang mengandung ekstrak herba kancing ungu 6,25% dengan kombinasi variasi ekstrak kulit buah manggis masing-masing 2%, 5% dan 10%. Kemudian dilakukan evaluasi stabilitas sediaan meliputi uji organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, titik leleh, kelembaban, serta dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian diperoleh sediaan <em>lip balm</em> memenuhi syarat evaluasi stabilitas sediaan yang meliputi uji organoleptik, pH, daya sebar, titik lebur dan uji kelembaban, serta F1 menjadi sediaan yang paling banyak disukai dan memiliki homogenitas memenuhi evaluasi stabilitas sediaan. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH diperoleh IC<sub>50</sub> pada F1 45,2763 µg/mL, F2 41,6363 µg/mL, F3 40,88544 µg/mL. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan pengujian lebih lanjut dengan parameter yang berbeda, yaitu uji <em>cycling test</em> dan uji iritasi.</p> Wa Ode Yuliastri Rifa'atul Mahmudah La Ode Hamiru Rismayanti Fauziah Bai Athur Ridwan Wanda Salsyafirah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-24 2023-12-24 9 2 352 363 10.35311/jmpi.v9i2.396 Optimasi Depolimerisasi Kitosan Menggunakan Asam Asetat dengan Variasi Suhu, Waktu, dan Konsentrasi http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/283 <p>Kitosan adalah biopolimer alam yang dihasilkan dari deasetilasi kitin. Parameter utama yang mengontrol sifat fisikokimia dan biologi kitosan adalah derajat deasetilasi dan berat molekul (BM). Pemanfaatan kitosan belum optimal karena rantai kitosan yang panjang dan mengakibatkan kelarutan yang rendah. Oleh karena itu dilakukannya depolimerisasi untuk memotong ikatan kitosan menjadi rantai pendek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum metode depolimerisasi kitosan menggunakan asam asetat (CH<sub>3</sub>COOH) serta untuk mengetahui karakteristik kitosan berat molekul rendah hasil depolimerisasi. Optimasi proses depolimerisasi menggunakan Design Expert versi 13 dengan metode <em>Box Behnken Design </em>(BBD). Desain eksperimen terdiri dari 17 run dengan 5 <em>center point</em>. Variabel proses dalam penelitian ini, yaitu suhu dengan variasi 60<sup>o</sup>C; 70<sup>o</sup>C; 80<sup>o</sup>C, waktu dengan variasi 30 menit; 45 menit; 60 menit, dan konsentrasi kitosan dengan variasi 1%; 1,5%; 2%. Variabel respon pada penelitian ini yaitu rendemen, berat molekul, dan kelarutan kitosan. Hasil dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum pada suhu 80<sup>o</sup>C, waktu pengadukan 34 menit, dan konsentrasi 1% dengan rendemen sebesar 98.0667%, berat molekul 31.662 kDa, dan kelarutan 19.7%, derajat deasetilasi 98.57%, dan indeks kristalinitas sebesar 32.28%<em>.</em></p> Suryani Suryani Nur Aisyah Abdullah Nur Illiyyin Akib Ruslin Ruslin La Ode Ahmad Nur Ramadhan Anton Anton Muhammad Aswan Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-24 2023-12-24 9 2 364 373 10.35311/jmpi.v9i2.283 Gambaran Pengobatan Pasca Kemoterapi Pasien Kanker Payudara Pada Rumah Sakit Di Provinsi Gorontalo http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/328 <p>Kemoterapi merupakan pengobatan yang diberikan kepada pasien kanker, pengobatan ini sering kali memberikan efek samping yang kurang nyaman bagi pasien kanker yang menjalaninya. Efek samping yang ditimbulkan sering kali menjadi alasan bagi pasien kanker untuk tidak melakukan pengobatan kemoterapi, diantaranya yaitu seperti anemia, alopesia, trombosipenia, leukopenia, mual dan muntah.. Tujuan studi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran efek samping pada pasien pengidap kanker payudara yang melakukan kemoterapi di rumah sakit Di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode SOAP dengan Rancangan Subjektif Objektif Assesment dan Planning. penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran efek samping kemoterapi pada pasien kanker payudara. Pasien yang dijadikan sampel adalah salah satu pasien yang menjalani kemoterapi siklus pertama yang datang akibat efek samping kemoterapi yang memiliki rekam medik di RSUD Di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2023, di bagian rawat inap RSUD Di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan studi literatur pendukung data/informasi terkait terapi obat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi pada pasien kanker payudara. Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pasien ini datang dengan keluhan lemas, mual, muntah, pusing, sulit berdiri yang merupakan efek samping dari kemoterapi yang dilakukannya seminggu yang lalu karena kanker payudara yang dideritanya.</p> Endah Nurrohwinta Djuwarno Zulkarnain Marhaba Rahmatia Abdullah Rahmatia Baharuddin Tirta Cahnia Usuli Nabila Husnunnisa Ismail Nur Aisya Tonde Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-24 2023-12-24 9 2 374 382 10.35311/jmpi.v9i2.328 Optimasi dan Karakterisasi Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/397 <p>Daun kirinyuh (<em>Chromolaena</em> odorata L.) mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenolik dan steroid. Senyawa flavonoid merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan efek anti-inflamasi. Senyawa flavonoid memiliki kelarutan dalam air dan oral bioavailabilitas yang rendah dalam kisaran 2-20%. Salah satu satu cara untuk meningkatkan kelarutan adalah dengan membuatnya dalam bentuk sediaan <em>Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System</em> (SNEDDS). Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh formula optimum dan mengetahui karakteristik SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh. Optimasi SNEDDS ektrak etanol daun kirinyuh dilakukan menggunakan software D-Optimal Design Expert Ver. 7.1.5, kemudian formula optimal yang diperoleh dilakukan pengukuran karakteristik waktu emulsifikasi, % transmittan, ukuran partikel dan indeks polidispersitas (IP). Analisis data diperoleh dari analisis statistik ANOVA yang ada pada <em>software D-Optimal Design Expert Ver</em>. 7.1.5. SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh menggunakan olive oil sebagai fase minyak, tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai ko-surfaktan. Hasil optimasi formula SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh yaitu olive oil 11,1%, tween 80 72,16% dan PEG 400 16,74%. Karakteristik formula optimal SNEDDS ekstrak etanol daun kirinyuh yang diperoleh yaitu waktu emulsifikasi 36±2 detik, % transmittan 97,6±0,41%, ukuran partikel 200 nm dan indeks polidispersitas (IP) 0,38. Berdasarkan karakteristik yang diperoleh pada semua pengamatan, sediaan SNEDDS daun kirinyuh memenuhi karakteristik SNEDDS yang baik dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan obat.</p> Wa Ode Ida Fitriah Zakrawan Ananda Putra Pratama Rina Andriani Rismayanti Fauziah Muhammad Isrul Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-25 2023-12-25 9 2 383 395 10.35311/jmpi.v9i2.397 Antimicrobial Activity Of Mouthwash Ethanol Extract of Curcuma purpurascens Bl. (Temu Blenyeh) as Affected by Sodium Lauryl Sulfate Concentration Variations http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/391 <p>Oral and dental health problems are usually caused by pathogenic microbes such as Streptococcus mutans and Candida albicans. Sodium lauryl sulfate is a foamer that can remove microorganisms in the oral cavity. Using mouthwash is considered the easiest and most effective because it can reach between the teeth. Therefore, the aim of this research is to create and see the effect of varying the concentration of sodium lauryl sulfate in mouthwash preparations of ethanol extract of temu blenyeh (<em>Curcuma purpurascens</em> Bl.) on inhibiting the growth of microbes such as <em>Streptococcus mutans</em> and <em>Candida albicans</em>. The results of testing the antimicrobial activity of mouthwash preparations against <em>Streptococcus mutans</em> bacteria were classified as very weak in formulation (0), namely 3.00 mm, then in the medium category, namely in formulation (I) 5.30 mm, formulation (II) 6.66 mm, and formulation (III) 10.33 mm, while the fungus <em>Candida albicans</em> is classified as very weak in formulation (0), namely 4.00 mm. Then it is classified as medium with an average diameter of the inhibition zone, namely formulation (I) of 5.53 mm, formulation (II) of 8.00 mm, and formulation (III) of 8.58 mm. From these results, it can be concluded that there is an effect of using varying concentrations of sodium lauryl sulfate in each formula on the antimicrobial activity of <em>Streptococcus mutans</em> and <em>Candida albicans</em>.</p> Ratna Tika Nikhmatul Laili Oktariani Pramiastuti Arifina Fahamsya Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-25 2023-12-25 9 2 396 407 10.35311/jmpi.v9i2.391 Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC/DDD dan DU90% pada Pasien Pneumonia di RSD X Tahun 2022 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/398 <p>Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat infeksi mikroorganisme dengan penggunaan antibiotik yang dapat menjadi salah satu penyebab tidak rasionalnya penggunaan obat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memastikan penggunaan antibiotik yang rasional yaitu melakukan evaluasi penggunaan obat (EPO). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode ATC/DDD (DDD/100 hari rawat) dan DU 90% pada pasien pneumonia rawat inap di RSD X Kabupaten Badung tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif observasional rancangan cross sectional dengan teknik simple random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu data rekam medis pasien pneumonia rawat inap pasien berusia 18 – 65 tahun yang menerima antibiotik (memiliki kode ATC) pada periode Januari – Desember 2022. Kriteria eksklusi penelitian adalah data rekam medis pasien yang dirujuk, meninggal, dan pulang paksa. EPO dilakukan dengan metode DDD/100 hari rawat dan DU 90% dengan penilaian rasionalitas pengobatan berdasarkan formularium nasional. Terdapat 15 antibiotik dengan total nilai DDD/100 hari rawat sebesar 171,85 dan penggunaan terbanyak yaitu infus levofloksasin (79,88), dan injeksi seftriakson (40,52). Antibiotik dalam segmen DU 90% yaitu infus levofloksasin (46,51%), injeksi seftriakson (23,60%), tablet azitromisin (4,74%), injeksi sefoferason (4,18%), injeksi meropenem (4,06%), infus siprofloksasin (3,89%), dan tablet levofloksasin (3,59%). Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa antibiotik spektrum luas (florokuinolon, sefalosporin, atau makrolida) paling banyak digunakan pada pasien pneumonia. Tingginya nilai total DDD/100 hari rawat menunjukkan bahwa semakin tinggi pula tingkat pemakaian antibiotik dalam 100 hari rawat serta banyaknya obat yang masuk dalam segmen DU 90% menandakan kurang selektifnya pemilihan antibiotik dalam terapi.</p> Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya I Gede Eka Juni Suteja Wijaya Putu Dian Marani Kurnianta Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-25 2023-12-25 9 2 408 418 10.35311/jmpi.v9i2.398 Efektivitas Gel Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah dan Daun Cocor Bebek Terhadap Luka Bakar http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/401 <p>Luka bakar terjadi ketika jaringan tubuh terkena sumber panas secara langsung. Penelitian ini berguna untuk membuktikan hipotesis bahwa ekstrak kulit buah naga merah (<em>Hylocereus polyrhizus</em>) dan ekstrak daun cocor bebek (<em>Kalanchoe pinnata</em> L) dapat meningkatkan efektivitas penyembuhan luka bakar ketika dikombinasikan. Penelitian ini memakai lima kelinci putih jantan <em>New Zealand</em> yang mana setiap satunya dilukai empat luka. Plat besi dengan diameter 3 cm yang dipanaskan hingga membara digunakan untuk membuat luka bakar. Nilai AUC dihitung dari hasil data pengamatan untuk memperoleh nilai AUC total yang kemudian dianalisa dengan statistik memakai <em>One Way Anova</em> pada taraf keyakinan 95%. Berdasarkan analisis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (p&lt;0,05). Nilai ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna di antara setiap perlakuan. Hasil analisis lanjutan <em>Post-Hoc Duncan</em> menegaskan bahwa sediaan gel F1 (kombinasi ekstrak kulit buah naga merah 10% dan daun cocor bebek 2,5%) dan F2 (gel tunggal ekstrak kulit buah naga merah) secara statistik memiliki efektivitas penyembuhan luka bakar yang tidak berbeda dengan kontrol positif bioplacenton. Dalam hal ini, berarti tidak ada perbedaan bermakna antara F1, F2 dan kontrol positif bioplacenton dengan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,417 dan 0,342 (p&gt;0,05). Meskipun demikian, gel kombinasi (F1) memiliki persentase kesembuhan tertinggi, yaitu sebesar 92%.</p> Putri Ayu Puspita Sari Florencya Florencya I Gusti Agung Ayu Mayun Mayuni Anak Agung Gede Rai Yadnya Putra Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-25 2023-12-25 9 2 419 431 10.35311/jmpi.v9i2.401 Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Kelengkeng (Dimocarpus longan L.) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/402 <p>Daun kelengkeng (<em>Dimocarpus longan </em>L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang dapat meredam radikal bebas. Dipasaran sediaan yang mengandung antioksidan sudah sangat banyak, salah satunya dalam bentuk sediaan masker gel <em>peel</em>-<em>off</em>. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan sediaan masker gel <em>peel</em>-<em>off </em>dari ekstrak daun kelengkeng serta untuk mengetahui stabilitas dan aktivitas antioksidan dari sediaan masker tersebut dengan menggunakan metode DPPH. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental. Ekstrak daun kelengkeng (<em>Dimocarpus longan </em>L.) dibuat dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Masker gel <em>peel</em>-<em>off </em>diformulasikan dengan persentase ekstrak sebesar F0 (tanpa ekstrak), FI (5%), FII (10%) dan FIII (15%). Uji aktivitas antioksidan sediaan masker gel <em>peel</em>-<em>off </em>dilakukan pada konsentrasi 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan masker gel <em>peel</em>-<em>off </em>ekstrak daun kelengkeng memenuhi syarat uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, waktu kering dan <em>cycling test</em>. Sedangkan pada uji aktivitas antioksidan sediaan masker gel <em>peel</em>-<em>off </em>pada konsentrasi 5%, 10% dan 15% dengan metode DPPH memiliki nilai IC<sub>50</sub> berturut-turut yaitu 29,806 ppm, 11,807 ppm dan 26,249 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah formula III memiliki nilai IC<sub>50</sub> sebesar 26,249 ppm yang dikategorikan sebagai antioksidan sangat kuat.</p> Dian Rahmaniar Trisnaputri Citra Dewi Siti Nur Anisa Muhammad Isrul Wa Ode Ida Fitriah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-26 2023-12-26 9 2 10.35311/jmpi.v9i2.402 Pengaruh Variasi Karagenan dan Virgin Coconut Oil Terhadap Evaluasi Fisik dan Aktivitas Antioksidan Sediaan Losio Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/353 <p>Antioksidan ialah suatu zat yang dalam konsentrasi kecil dapat mencegah atau menghambat oksidasi pada sebuah substrat yang dihasilkan oleh senyawa radikal bebas. Bunga telang suatu tumbuhan yang memiliki sifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi karagenan dan VCO dalam sediaan losio ekstrak bunga telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) terhadap uji evaluasi fisik dan aktivitas antioksidan. Ekstraksi bunga telang memakai teknik maserasi dengan pelarut air lalu di <em>freeze dry</em> pada suhu -50°C selama 48 jam. Hasil rendemen ekstrak yang didapat yaitu 29,33%. Hasil uji evaluasi fisik sediaan losio bunga telang dengan variasi karagenan dan VCO pada F I, F II, dan F III mempengaruhi uji evaluasi fisik diamati dari hasil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI-16-3499-1996. Sediaan losio bunga telang dengan variasi karagenan dan VCO memiliki pengaruh terhadap aktivitas antioksidan diamati dari nilai IC<sub>50</sub>, dan sediaan losio bunga telang dengan variasi karagenan 1% dan VCO 5% memiliki nilai IC<sub>50</sub> yang paling baik sebesar 23,92 ppm yang jika dilihat berarti memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat pada seri konsentrasi &lt;50 ppm. Namun jika dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa sediaan losio formula I, formula II, dan formula III memiliki pengaruh sebesar 26% dari variasi karagenan dan VCO terhadap aktivitas antioksidan.</p> Aulia Fitri Handayani Siregar Ade Maria Ulfa Nofita Nofita Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-26 2023-12-26 9 2 450 460 10.35311/jmpi.v9i2.353 Efektivitas Nanoemulgel Kombinasi Ekstrak Daun Mimba dan Lidah Buaya untuk Terapi Skabies http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/403 <p>Skabies seringkali diabaikan padahal apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka akan dapat menimbulkan infeksi sekunder contohnya impetigo bahkan septikemia pada lesi skabies. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui formulasi nanoemulgel dari kombinasi ekstrak daun mimba dan lidah buaya yang optimal serta mengetahui efektivitas nanoemulgel tersebut untuk terapi skabies. Formula optimum nanoemulgel diperoleh melalui <em>software </em>Design Expert. Dibuat 3 sediaan nanoemulgel dengan variasi konsentrasi kombinasi ekstrak daun mimba dan lidah buaya yaitu 1%, 2%, dan 3%. Evaluasi sifat fisik nanoemulgel meliputi pengujian daya sebar, viskositas, dan pH. Aktivitas skabisida diketahui melalui pengujian secara in vivo selama 9 hari pada hewan uji kucing yang terinfeksi skabies. Analisis data berupa analisis deskriptif dimana skor diberikan pada hasil pengamatan sesuai dengan parameter uji. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu formula optimum nanoemulgel memiliki konsentrasi karbopol 940 sebesar 0,724% dan TEA sebesar 0,376%. Dari hasil skor sebelum perlakuan (P<sub>0</sub>) dan sesudah perlakuan ke-9 (P<sub>9</sub>), diketahui bahwa rata-rata selisih yang paling besar terdapat pada nanoemulgel dengan konsentrasi 3%. Melalui penambahan perlakuan hingga hari ke-12, diketahui bahwa pemberian nanoemulgel dengan kombinasi ekstrak 3% mampu mempengaruhi pertumbuhan rambut baru paling baik. Dengan demikian, nanoemulgel kombinasi ekstrak daun mimba dan lidah buaya efektif dan dapat dijadikan alternatif terapi pada penderita skabies.</p> Dewi Wulandari Ni Putu Rika Noviyanti Luh Wardani Sagung Chandra Yowani Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-26 2023-12-26 9 2 461 474 10.35311/jmpi.v9i2.403 Potensi Hepatoprotektor dan Antioksidan dari Rimpang Olae (Etlingera calophrys (K. Schum) A. D. Poulsen) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/409 <p>Tanaman dari genus Etlingera terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan memiliki peran dalam melindungi sel dari stres oksidatif dan peradangan yang disebabkan oleh kerusakan hati sehingga berkontribusi terhadap efek hepatoprotektif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dan hepatoprotektor dari ekstrak etanol <em>Etlingera calophrys</em> (EEEC) pada mencit jantan galur BALB/c usia 8-10 minggu yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl<sub>4</sub>). Pengujian antioksidan dilakukan menggunakan metode ABTS. Pengujian hepatoprotektor menggunakan tiga variasi dosis EEEC (100, 250 dan 500 mg/kgBB) yang diberikan secara oral selama tujuh hari berturut-turut dan kemudian dilakukan evaluasi parameter biokimia darah yaitu SGOT, SGPT dan ALP. Setelah itu, hasil yang didapatkan dianalisis menggunakan <em>oneway</em> ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan EEEC memiliki nilai IC<sub>50 </sub>sebesar 20,03 mg/L. EEEC juga memiliki efek hepatoprotektor pada dosis dosis 100 mg/kgBB yang ditunjukan dengan adanya penurunan kadar SGOT, SGPT, dan ALP secara signifikan (p &lt; 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol <em>Etlingera calophrys</em> memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dan berpotensi sebagai hepatoprotektor dengan mekanisme yang melibatkan aktivitas antioksidan dan kandungan flavonoid serta fenolik yang ditemukan dalam ekstrak.</p> Loly Subhiaty Idrus Adryan Fristiohady Arfan Arfan Sitti Raodah Nurul Jannah Irvan Anwar Nurramadhani A. Sida Wahyuni Wahyuni Idin Sahidin Agung Wibawa Mahatva Yodha Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-26 2023-12-26 9 2 475 483 10.35311/jmpi.v9i2.409 Formulasi dan Evaluasi Sediaan Granul Antidiabetes Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandiss Linn F.) Sebagai Zat Aktif http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/410 <p>Daun jati (<em>Tectona grandiss Linn F.) </em>merupakan tumbuhan dari keluarga verbenacea yang dibudidayakan di Indonesia. Ekstrak daun jati yang memiliki beberapa senyawa metabolit sekunder antara lain saponin, alkaloid, asam fenolik, steroid, tanin, kuinon, dan flavonoid. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun jati terbukti menurunkan kadar glukosa darah pada tikus. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sediaan granul yang mengandung ekstrak daun jati dan mengetahui sifat fisik granul yang dihasilkan. Granul dibuat menggunakan metode granulasi basah, massa granul yang dihasilkan kemudian dievaluasi dengan beberapa uji seperti: uji organoleptik, uji kecepatan alir, uji sudut diam, uji kerapatan nyata, uji kerapatan mampat, uji kompresibilitas, uji rasio hausner, uji kelembapan dan kadar air, uji ukuran dan distribusi ukuran granul, dan uji kerapuhan. Granul yang dihasilkan memiliki bau khas dan warna kecoklatan yang berasal dari ekstrak serta rasa manis dari sukralosa. Ketiga formula seluruhnya memenuhi syarat kecepatan alir, sudut diam, kerapatan nyata, kerapatan mampat, kompresibilitas, rasio hausner, kelembapan dan kadar air, ukuran dan distribusi ukuran granul, serta kerapuhan. Ekstrak daun jati dapat diformulasikan menjadi sediaan granul dengan hasil paling optimum terdapat terdapat pada formula III dengan nilai uji kecepatan alir 36,1 g/detik, sudut diam 14,74º, kerapatan nyata 0,32 g/mL, nilai kerapatan mampat 0,34 g/mL, nilai indeks kompresibilitas 5,99%, nilai rasio hausner 1,06, nilai kelembapan 3,93%, nilai kadar air 4,11%, nilai distribusi ukuran partikel 13,16 gram pada mesh nomor 40 dengan ukuran granul yaitu 400µm, dan nilai kerapuhan 0,75%.</p> Rina Andriani Rifa'atul Mahmudah Nuralifah Nuralifah Sitti Raodah Nurul Jannah Nurramadhani A. Sida Nurul Hikmah Nita Trinovitasari Wiwin Putri Wulandari Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-26 2023-12-26 9 2 484 491 10.35311/jmpi.v9i2.410 Kadar Fenolik Total, Kadar Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Varietas Pemalang http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/413 <p>Nanas (<em>Ananas comosus</em> (L.) Merr. varietas Pemalang merupakan buah yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahannya. Nanas yang terdapat di Indonesia sangat bervariasi, salah satunya adalah varietas Pemalang. Nanas varietas Pemalang memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan buah nanas lainnya. Buah nanas memiliki bagian yang dapat dibuang seperti kulit dan menjadikannya sebagai limbah. Kulit nanas diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah kulit buah nanas dan mengetahui kadar fenolik total, flavonoid, dan aktivitas antioksidannya. Kulit buah nanas diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, penetapan kadar fenolik total menggunakan pembanding asam galat, sedangkan penetapan kadar flavonoid menggunakan pembanding kuersetin, Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode penghambatan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Metode Folin-Ciocalteu digunakan untuk menentukan kadar fenolik, sementara metode Chang digunakan untuk menentukan kadar flavonoid. Kadar fenolik total dan flavonoid dari penelitian ini berturut-turut adalah 63,44 mg GAE/g; 50,43 mg QE/g. Sementara nilai IC<sub>50</sub> untuk aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit buah nanas sebesar 296,97 ppm yang termasuk ke dalam kategori sangat lemah.</p> Novi Irwan Fauzi Irma Erika Herawati Ginayanti Hadisoebroto Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-27 2023-12-27 9 2 492 500 10.35311/jmpi.v9i2.413 Standarisasi Ekstrak Rimpang Wundu Watu (Alpinia monopleura) dan Aktivitasnya sebagai Antiinflamasi Secara In Vitro http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/414 <p>Tanaman Alpinia, khususnya <em>Alpinia monopleura</em>, merupakan tanaman endemik yang dapat ditemukan dengan mudah di Sulawesi Tenggara, sebarannya luas dan melimpah. Tanaman ini merupakan tanaman endemik dan dikenal dengan nama wundu watu. Secara empiris, rimpang wundu watu digunakan untuk mengurangi pegal-pegal dan sebagai bumbu masakan. Studi pendahuluan pada minyak atsiri daun dan buah wundu watu menunjukkan sifat antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Komposisi dan studi farmakologi tanaman ini belum diketahui sepenuhnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan standarisasi untuk menjamin mutu dan keamanan esktrak dan khasiatnya sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ialah melakukan standarisasi ekstrak wundu watu (<em>Alpinia monopleura</em>) dengan parameter spesifik dan non spesifik sesuai persyaratan Farmakope Indonesia serta aktivitas antiinflamasinya terhadap penghambatan denaturasi protein. Jenis penelitian ialah eksperimen. Rimpang wundu watu di ekstraksi dengan pelarut metanol menggunakan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan standarisasi dengan parameter spesifik diperoleh yaitu berbentuk ekstrak kental, berwarna coklat, dan berbau khas, senyawa larut air yaitu 6,7%, senyawa larut metanol yaitu 10,35%. Kandungan metabolit sekunder positif mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin, tanin dan steroid. Pada parameter non spesifik diperoleh susut pengeringan 68,30%, kadar air 23%, kadar abu total 11,94%, kadar abu tidak larut asam 0,327% dan cemaran logam Pb 0,00076 mg/L, logam Cd 0,00052 mg/L, dan logam Hg 0,00062 mg/L. Ekstrak etanol rimpang <em>Alpinia menopleura</em> memiliki aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC<sub>50 </sub>sebesar 8.47 mg/L dan natrium diklofenak (kontrol) dengan nilai IC<sub>50 </sub>sebesar 8,46 mg/L. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan standarisasi ekstrak rimpang wundu watu secara spesifik dan non spesifik memenuhi persyaratan sesuai Farmakope Herbal Indonesia serta memiliki khasiat sebagai antiinflamasi.</p> Musdalipah Musdalipah Agung Wibawa Mahatva Yodha Muh. Azdar Setiawan Selfyana Austin Tee Reymon Reymon Randa Wulaisfan Muh. Arnas Lisa Wulansari Siregar Eny Nurhikma Yulianti Fauziah Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-27 2023-12-27 9 2 501 513 10.35311/jmpi.v9i2.414 Karakterisasi dan Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Pada Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/415 <p>Salah stau tananaman yang memiliki kandungan minyak atsiri yaitu sereh wangi atau <em>Cymbopogon nardus</em> (L.) Rendle. Berdasarkan penelitian sebelumnya tanaman sereh wangi memiliki kandungan senyawa kimia diantaranya sitronelal (32-45%), sitronelol (11-15%), geraniol (10-12%), geranil asetat (3-8%), sitronelal asetat (2-4%). Tujuan penelitian ini untuk mengkarakterisasi minyak atsiri sereh wangi dan mengidentifikasi kandungan senyawa yang terdapat pada minyak sereh wangi. Ekstraksi minyak sereh wangi menggunakan metode destilasi-uap, untuk identifikasi senyawa menggunakan instrumen Kromatografi gas–Spektrometri massa (GC-MS). Hasil karakterisasi untuk miyak atsiri sereh wangi dimana minyak memiliki warna kuning, bau yang khas, bentuk cairan, indeks bias 1,46, bobot jenis 0,869 gram/mL dan larut dalam etanol. Senyawa kimia yang terdapat pada minyak atsiri sreh wangi adalah golongan monoterpenoid. Hasil identifikasi dengan kromatografi gas-spektrometri massa didapatkan 23 puncak, 10 puncak diantaranya memiliki persentase luas area yang besar dan memiliki nilai SI (<em>Similarity Index</em>) besar dari 80%, adapun senyawanya yaitu <em>Citronella, Citronellyl acetate, Geranyl acetate, Delta-Cadinene, Linalool.</em></p> Farendina Suarantika Vinda Maharani Patricia Hanifa Rahma Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-27 2023-12-27 9 2 514 523 10.35311/jmpi.v9i2.415 Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Sistitis Tahun 2021 Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/430 <p>Infeksi saluran kemih masih merupakan suatu kondisi medis yang krusial dan banyak ditemukan diberbagai unit pelayanan medis dasar sampai subspesialisasi. Studi ini tujuannya untuk mengetahui potensi kejadian interaksi obat secara farmakokinetik, farmakodinamik, <em>unkown </em>dan berdasarkan <em>severity</em> pada pasien infeksi saluran kemih sistitis rawat jalan dan inap selama periode tahun 2021. Evaluasi interaksi obat dilakukan secara teoritik berdasarkan studi literatur dengan penapisan secara media online menggunakan situs <em>Drugs.com</em> dan <em>Medscape.com</em> serta penapisan secara manual menggunakan buku teks seperti <em>Drug Information Handbook</em> (DIH) dan <em>Stockley’s Drug Interaction</em>. Metode penelitian ini yaitu observasional dengan pengambilan data secara retrospektif dan analisis deskriptif. Total jumlah sampel sejumlah 90 rekam medis dengan teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah <em>total sampling</em>. Hasil studi mengunjukkan bahwasanya pasien infeksi saluran kemih sistitis yang berpotensi mengalami interaksi obat yaitu sejumlah 60 (66,67%) pasien dan sebanyak 30 (33,33%) pasien yang tak berpotensi mengalami interaksi obat. Dari 90 rekam medis pasien infeksi saluran kemih sistitis terdapat 925 kasus interaksi obat dimana obat digunakan bersamaan. Sebanyak 145 (15,68%) kasus kejadian yang berpotensi mengalami interaksi obat baik secara farmakodinamik, farmakokinetik maupun <em>unknown</em> dan terdapat 780 (84,32%) kasus kejadian yang tidak berpotensi mengalami interaksi obat. Kejadian interaksi secara farmakokinetik sejumlah (21,38%), farmakodinamik sejumlah (69,66%) dan <em>unknown</em> sebanyak (8,97%). Berdasarkan <em>severity </em>terdapat interaksi <em>major</em> sebanyak (17,93%), <em>moderate</em> sebanyak (62,76%) dan <em>minor</em> sebanyak (19,31%).</p> Novia Sinata Indah Denni Pratiwi Rahmayati Rusnedy Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-27 2023-12-27 9 2 524 531 10.35311/jmpi.v9i2.430 Uji Efektivitas Antihiperurisemia Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa aloeifere L.) dan Daun Sukun (Artocarpus altilis) pada Tikus Jantan (Rattus norvegicus) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/431 <p>Hiperurisemia merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar asam urat melebihi kadar normalnya. Prevalensi penyakit tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagian tanaman yang diduga memiliki efek sebagai antihiperurisemua ialah daun kelor dan daun sukun. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak daun kelor (EDK) dan ekstrak daun sukun (EDS) yang telah distandarisasi sebagai antihiperurisemia. Metode penelitian yang digunakan berupa analitik eksperimental. EDK dan EDS diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Sampel tersebut diskrining fitokimia dan distandarisasi mutu ekstraknya, kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas antihiperurisemia terhadap tikus. Hasil penelitian menunjukan bahwa EDK dan EDS mengandung golongan senyawa alkaloid, tannin, flavonoid, dan saponin. Triterpenoid juga terdapat dalam EDS. Berdasarkan standarisasi parameter mutu, kedua ekstrak secara spesifik dan non-spesifik telah memenuhi ketetapan Depkes RI. Efektivitas antihiperrurisemia dapat diamati mulai dari dosis 1 (0,21 mg/200gBB EDK dan 0,16 mg/200gBB EDS), dosis 2 (0,21 mg/200gBB EDK dan 0,8 mg/200gBB EDS), dosis 3(0,10 mg/200gBB EDK dan 0,16 mg/200gBB EDS), serta dosis 4 (0,10 mg/200gBB EDK dan 0,8 mg/200gBB EDS), hampir serupa dengan yang ditunjukkan oleh obat pembanding (Allupurinol), meskipun efek yang paling baik ditunjukkan oleh dosis 1 dengan penurunan 67,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi EDK dan EDS mampu memberikan efektivitas antihiperurisemia.</p> Rifa'atul Mahmudah Muhammad Ilyas Yusuf Wa Ode Islami Nur Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-27 2023-12-27 9 2 532 542 10.35311/jmpi.v9i2.431 Isolasi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/349 <p>Avocado (<em>Persea americana</em> Mill) is a plant that contains antibacterial substances, especially in its leaves. Flavonoids, saponins and alkaloids are active compounds in avocado leaves which can prevent some bacterial growth. This study aims to isolate, identify and determine the antibacterial activity of avocado leaf endophytic fungal isolates growing <em>P. aeruginosa</em> and <em>S. aureus</em>. This type of research, namely experimental research, isolates endophytic fungi using avocado leaves inoculated on PDA media which has been added with 0.005% chloramphenicol in a petri dish and incubated at a temperature of 25oC for 5-7 days. Antibacterial activity was tested using a paper disk with the agar diffusion method. This research showed that young avocado leaves produced 3 isolates, namely isolate 1 was suspected to be <em>Trichoderma sp</em>., isolate 2 was suspected to be <em>Rhizoctonia sp</em>., and isolate 3 was suspected to be Fusarium sp. From the results obtained, it was concluded that the endophytic fungi of avocado leaves from isolate 2, and isolate 3 provided an inhibition zone against <em>P. aeruginosa</em> and isolate 1, and isolate 3 provided an inhibition zone against <em>S. aureus</em>.</p> Zamra Hairani St. Ratnah Sesilia Rante Pakadang Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 543 551 10.35311/jmpi.v9i2.349 Pengaruh Waktu Pengeringan Beku (Freeze Drying) Terhadap Evaluasi Fisik Sediaan Gel Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) dengan Variasi HPMC http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/351 <p>Bunga telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat fungsional bagi tubuh manusia. Salah satu penyebab kerusakan senyawa pada bunga telang <span style="text-decoration: line-through;"> </span>dikarenakan suhu tinggi (pemanasan) yang biasa digunakan pada saat proses pengeringan. <em>Freeze drying</em> merupakan salah satu metode pengeringan tanpa melalui pemanasan. Setelah mendapat ekstrak dapat dilanjutkan dengan formulasi. Formulasi sediaan gel membutuhkan basis yang mampu menyatukan seluruh komponen seperti gelling agent HPMC. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan konsentrasi gelling agent HPMC dan untuk mengetahui pengaruh perbedaan waktu pengeringan. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode maserasi dengan pelarut aquadest (1:10). Hasil maserasi kemudian dimasukkan ke dalam pendingin hingga didapatkan ekstrak beku kemudian dilakukan <em>freeze drying</em> guna menghilangkan kadar air. Hasil rendemen yang diperoleh pada waktu pengeringan 36 jam adalah 40% dengan kadar air 9% dan rendemen yang diperoleh pada waktu pengeringan 48 jam adalah 27,5% dengan kadar air 8%. Sediaan gel ekstrak bunga telang memenuhi persyaratan uji evaluasi fisik standar SNI 16-4399-1996 pada uji pH, daya sebar, daya lekat dan viskositas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan (<em>two-way</em> ANOVA). Hasil analisis statistik menunjuk kan bahwa variasi lama waktu pengeringan ekstrak dengan basis HPMC memiliki pengaruh signifikan pada uji pH dan uji viskositas dengan nilai P-value &lt;0,05.</p> Anisa Nur Pratiwi Pratiwi Gusti Ayu Rai Saputri Ade Maria Ulfa Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 552 561 10.35311/jmpi.v9i2.351 Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Kalium Diklofenak Menggunakan Pati Talas Pratama Sebagai Matriks http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/358 <p>Indonesia adalah negara tropis yang dikenal sebagai sumber bahan baku obat-obatan namun pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu bahan baku obat yang terdapat di Indonesia adalah pati talas pratama (<em>Colocasia esculenta </em>(L). Schott <em>var, Pratama</em>). Pati yang dimodifikasi dengan pentanol dan asetilasi dapat digunakan untuk eksipien dalam pembuatan tablet lepas lambat. Kalium diklofenak merupakan obat yang mempunyai waktu paruh di plasma pendek (1-2 jam) sehingga sesuai dibuat sediaan lepas lambat. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan tablet lepas lambat kalium diklofenak menggunakan pati talas pratama termodifikasi untuk pengobatan ostheoarthitis yang dapat menurunkan frekeunsi pemberian obat serta meningkatkan kepatuhan pasien. Metode penelitian ini dilakukan dengan isolasi pati, modifikasi pati, karakterisasi massa cetak, pencetakan dan evaluasi tablet. Hasil penelitian ini pada FI dan FII secara berurut yaitu laju alir 4,60 dan 5,30 gram/detik, sudut istirahat 40,49 dan 36,51 °, kompresibilitas 14,38 dan 12,86 %, <em>hausner ratio</em> 1,17 dan 1,15. Hasil uji One Way ANOVA menunjukan metode modifikasi berpengaruh secara signifikan terhadap laju alir (P:0,001) dan sudut istirahat (P:0,000). Hasil keseragaman bobot 223,85 dan 222,95 mg, kekerasan 4,93 dan 6,90 kg, kerapuhan 0,94 dan 0,57 %, waktu hancur 52,67 dan 61,67 menit. Hasil uji disolusi yaitu FI 68,83 % belum memenuhi persyaratan sedangkan FII 53,89 memenuhi persyaratan disolusi yaitu tidak lebih dari 65 % selama 8 jam,sedangkan FII belum memenuhi persyaratan. Hasil uji analisis One Way ANOVA metode modifikasi pati berpengaruh secara signifikan terhadap keseragaman bobot (P: 0,000), kekerasan (P: 0,000) dan waktu hancur (P: 000).</p> Ammanu Kurniadi Desy Nawangsari Galih Samodra Rani Prabandari Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 562 573 10.35311/jmpi.v9i2.358 Pola Pengobatan Kanker Payudara dengan Kemoterapi dan Pre Kemoterapi Pada Pasien Peserta JKN Kanker Payudara Di RSUD Kota Yogyakarta http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/385 <p>Kanker payudara merupakan salah satu penyakit masalah kesehatan utama bagi wanita di seluruh dunia dengan resiko kematian terbesar di Indonesia sebanyak 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker payudara. Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan untuk kanker payudara, salah satu efek samping pasien yang menjalani pengobatan tersebut yaitu mual dan muntal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi dan pre kemoterapi pada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yogyakarta. Metode penelitian observasional, pengumpulan data secara retrospektif yang diperoleh dari data Rekam Medik pasien. Subjek yang digunakan merupakan pasien kanker payudara RSUD Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 4 periode dengan diagnosis utama kanker payudara yang mendapatkan obat kemoterapi selama periode tahun 2020. Analisis univariat menampilkan distribusi frekuensi dan persentase dari karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, stadium. metastasis, jumlah pasien, obat kemoterapi tunggal dan kombinasi, obat pre kemoterapi tunggal dan kombinasi, serta obat generik dan dagang . Hasil diperoleh 72 pasien dengan 4 periode kemoterapi. Diperoleh hasil dari karakteristik pasien berdasarkan usia yaitu usia lansia akhir (32%) sebanyak 23 pasien, stadium paling banyak yaitu IDC III yaitu sebanyak 28 pasien (39%), dan metastasis paling banyak yaitu metastasis axilla sebanyak 71 pasien (99%). Kombinasi obat pre kemoterapi yang paling banyak digunakan pada periode ke 1 sampai ke 4 yaitu kombinasi Difenhidramine, Ranitidine, Ondansetron, dan Dexamethason.</p> Devita Mar'atus Sabrina Fitriana Yuliastuti Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 574 584 10.35311/jmpi.v9i2.385 Gambaran Penggunaan Obat Antipendarahan dan Antinyeri pada Pasien Rawat Inap Kanker Serviks Di Rumah Sakit X Wilayah Kota Gorontalo Periode 2021-2022 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/341 <p>Kanker serviks atau kanker rahim merupakan keganasan dari leher rahim (serviks) yang dapat disebabkan karena adanya virus HPV (<em>Human papiloma virus</em>). Data dari <em>World Health Organization </em>(WHO) diketahui terdapat 493.243 jiwa pertahunpenderita kanker serviks baru dengan angka kematian sebanyak 273.505 jiwa pertahun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antipendarahan dan antinyeri pada pasien kanker serviks di rumah sakit “X”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan populasi 8 pasien yang terdiagnosa kanker serviks di rumah sakit “X” di wilayah Kota Gorontalo periode 2021-2022. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pasien kanker serviks yang menjalani rawat inap di rumah sakit “X” wilayah kota Gorontalo diketahui bahwa antinyeri yang paling banyak digunakan yaitu asam mefenamat dengan persentase 6,67% dengan dosis 500 mg, Fibrinolitik yang paling banyak digunakan di rumah sakit “X” yaitu asam tranexamat dengan dosis 500 mg.</p> Dizky Ramadani putri Papeo Rahmatia Samatowa Nur'ain Dj. Silaka Andini Putri Sabihi Arini Arini Nurhayati Salam Abd. Ghiaz Putra Ramadan Ahmad Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 10.35311/jmpi.v9i2.341 Uji Aktivitas Antiinflamasi Salep Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/395 <p>Inflamasi merupakan suatu bentuk respon protektif normal tubuh untuk menginaktivasi atau menghancurkan mikroorganisme maupun benda asing yang menyerang serta mengatur derajat perbaikan jaringan. <em>Nonsteroid Antiinflamatory Drugs </em>(NSAIDs) adalah salah satu obat yang dapat mengatasi inflamasi. Beberapa masalah yang dapat muncul sebagai karena penggunaan obat ini adalah <em>Adverse Drug Reactions</em> (ADR). Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah cengkeh. Sediaan salep memiliki kelebihan dimana resiko timbulnya ADR lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas salep ekstrak daun cengkeh pada berbagai formulasi dosis dari ekstrak daun cengkeh. Ekstrak dibuat menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan hewan uji tikus. Tikus dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok I (vaselin album), kelompok II (salep hidrokortison 2,5%), kelompok III (salep formula I), kelompok IV (salep formula II) dan kelompok V (salep formula III). Masing-masing tikus diuji aktivitas antiinflamasinya dengan menggunakan induksi karagenan untuk menimbulkan efek inflamasi. Besarnya udem didapatkan dari pengukuran lipatan kulit punggung tikus. Setelah itu tikus diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya dan diamati perubahan udem selama 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok salep hidrokortison memiliki aktivitas antiinflamasi yang paling tinggi. Pada kelompok ekstrak, salep formula III (salep yang mengandung ekstrak daun cengkeh 40% dan vaselin putih 60%) memiliki aktivitas antiinflamasi yang paling besar jika dibandingkan dengan formula II (salep yang mengandung ekstrak daun cengkeh 20% dan vaselin putih 80%) dan formula I (salep yang mengandung ekstrak daun cengkeh 10% dan vaselin putih 90%).</p> Wima Anggitasari Iski Weni Pebriarti Bella Kharisma Rindiantika Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 596 603 10.35311/jmpi.v9i2.395 Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Pneumonia Anak Berdasarkan Clinical Pathway Di RSUD Kabupaten Tangerang http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/429 <p><em>Clinica</em><em>l p</em><em>athway</em> merupakan salah satu persyaratan utama pengendali biaya dan pengendali mutu layanan pasien, terutama pada kasus terbanyak dan berpotensi menghabiskan sumber daya yang besar. Pneumonia di RSUD Kabupaten Tangerang merupakan salah satu penyakit terbanyak di pavilion. anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya perawatan berdasarkan clinical pathway pada pengobatan antibiotik bagi anak-anak dengan pneumonia yang dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini bersifat observasional dengan fokus pada perbandingan penggunaan antibiotik yang diberikan melalui injeksi. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan variabel <em>outcom</em><em>e </em>terapi (seperti lama perawatan dan biaya total), sementara variabel independen melibatkan regimen penggunaan antibiotik. Populasi penelitian ini melibatkan 255 pasien pneumoniaengan kode ICD (J18.0) diperoleh dari data rekam medik. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, dengan 134 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, di antaranya 67 pasien menerima terapi antibiotik seftriakson, 23 pasien menerima sefotaksim, dan 44 pasien menerima antibiotik seftazidim. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis <em>Cost Minimum Analysis</em> (CMA) dan <em>Cost Effectiveness Analysis</em> (CEA) untuk melihat terapi yang lebih efektif dan efisien. Hasil pengujian secara statistik rerata lama rawat dan biaya terhadap tiga regimen antibiotik didapatkan p=0.000 (uji <em>Kruskal-Wallis</em> p&lt;0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok terapi antibiotik sefotaksim (lama rawat 4,83, nilai ACER Rp425.968,9) lebih <em>cost effective</em> dibandingkan kelompok terapi seftriakson (lama rawat 5,07, nilai ACER Rp480.565,1) dan kelompok terapi seftazidim (lama rawat 5,77, nilai ACER Rp535.825,8)<em>. </em>Antibiotik sefotaksim lebih <em>cost-effective</em> disebabkan lebih singkatnya lama rawat inap serta lebih murah.</p> Ma'sum Ma'sum Prih Sarnianto Nurita Andayani Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 604 612 10.35311/jmpi.v9i2.429 Analisis Peresepan Polifarmasi Pada Pasien Geriatri dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Beers Criteria 2023 http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/423 <p>Pertambahan penduduk lanjut usia menjadi perhatian dunia, dan mendapat perhatian khusus di Indonesia seiring dengan transisi menuju era "<em>Aging Population</em>". Salah satu masalah yang sering ditemukan pada lanjut usia adalah polifarmasi dan penggunaan obat berpotensi tidak tepat (PIMs). Polifarmasi dan penggunaan obat berpotensi tidak tepat pada lanjut usia menimbulkan berbagai efek yang tidak diinginkan, yang paling fatal adalah kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi obat berpotensi tidak tepat pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 (DMT2) yang mendapat terapi polifarmasi di Puskesmas Sakra berdasarkan <em>Beers Criteria </em>2023. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan retrospektif. Empat puluh pasien geriatri penderita DMT2, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, ikut serta menjadi subyek penelitian. Hasil penelitian didapatkan mayoritas pasien memiliki rentang usia antara 55 hingga 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan terdiagnosis hipertensi sebagai penyakit penyerta sebanyak 80%. Selain itu, sebagian besar pasien mengalami polifarmasi, yaitu menggunakan lebih dari lima jenis obat yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat obat-obatan yang dikonsumsi geriatric termasuk dalam kriteria 1 yaitu obat golongan sulfonilurea sebanyak 11,7%, golongan NSAID sebanyak 6,4%, dan golongan H1 sebanyak 1,5%. Simpulan dari penelitian ini adalah seluruh resep pasien geriatri dengan DMT2 di Pusksmas Sakra mendapatkan terapi polifarmasi dan obat yang yang tidak tepat berdasarkan <em>Beers Criteria</em> 2023.</p> Alifia Putri Febriyanti Ria Ramadhani Dwi Atmaja Helma Chika Oktaviani Dhani Wijaya Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 613 620 10.35311/jmpi.v9i2.423 Formulasi dan Evaluasi Dermal Patch Ekstrak Metanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingibe zerumbet L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro dan In Vivo http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/view/425 <p>Luka atau kerusakan kulit dapat mengakibatkan serangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. <em>Zingiber zerumbet </em>L. telah dilaporkan memiliki jumlah zerumbon yang tinggi dan menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. Langkah awal dalam pengobatan infeksi luka adalah penutupan luka pada kulit. <em>Patch</em> adalah sediaan yang mudah menempel pada bagian kulit yang terinfeksi dan dapat mengantarkan senyawa obat di lapisan kulit dengan pelepasan terkontrol. Telah dilakukan formulasi sediaan <em>patch</em> yang mengandung ekstrak <em>Zingiber zerumbet</em> L. dengan menggunakan berbagai polimer yang berbeda yaitu HPMC, NaCMC, kitosan, karbopol, dan dilakukan uji karakteristik sediaan <em>patch</em> dimana hasilnya menunjukkan sediaan <em>patch</em> yang dihasilkan menunjukkan bahwa <em>patch</em> memiliki kestabilan fisik yang baik, memiliki nilai keseragaman bobot ? 5%, dan ketebalan <em>patch </em>? 1 mm, nilai daya tahan lipat yang sangat baik, lebih dari 300 kali lipat, dengan nilai pH permukaan mendekati pH <em>patch,</em> dan uji penyerapan kelembapan air yang menunjukkan kemampuan penyerapan air yang tertinggi yaitu NaCMC dan sebaliknya kemampuan penyerapan air yang terendah yaitu kitosan. Kemudian untuk hasil uji <em>in vitro</em> dan <em>in vivo</em> menunjukkan bahwa <em>patch</em> memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri <em>Staphylococcus aureus,</em> dimana dari keempat formula tersebut formula HPMC memiliki daya hambat bakteri terkuat dan penyembuhan luka tercepat, hal ini dikarenakan HPMC salah satu polimer hidrofilik yang mampu mengembang lebih baik dibandingkan dengan polimer yang lain sehingga mampu melepas obat dari matriks lebih cepat.</p> Nurul Muhlisah Maddeppungeng Karlina Amir Tahir Nislah Cahyani Nurdin Sri Wahyuni Copyright (c) 2023 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 9 2 621 631 10.35311/jmpi.v9i2.425