Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC/DDD dan DU90% pada Pasien Pneumonia di RSD X Tahun 2022

Antibiotik ATC/DDD DU 90% EPO Pneumonia

Authors

December 25, 2023

Downloads

Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat infeksi mikroorganisme dengan penggunaan antibiotik yang dapat menjadi salah satu penyebab tidak rasionalnya penggunaan obat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memastikan penggunaan antibiotik yang rasional yaitu melakukan evaluasi penggunaan obat (EPO). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode ATC/DDD (DDD/100 hari rawat) dan DU 90% pada pasien pneumonia rawat inap di RSD X Kabupaten Badung tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif observasional rancangan cross sectional dengan teknik simple random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu data rekam medis pasien pneumonia rawat inap pasien berusia 18 – 65 tahun yang menerima antibiotik (memiliki kode ATC) pada periode Januari – Desember 2022. Kriteria eksklusi penelitian adalah data rekam medis pasien yang dirujuk, meninggal, dan pulang paksa. EPO dilakukan dengan metode DDD/100 hari rawat dan DU 90% dengan penilaian rasionalitas pengobatan berdasarkan formularium nasional. Terdapat 15 antibiotik dengan total nilai DDD/100 hari rawat sebesar 171,85 dan penggunaan terbanyak yaitu infus levofloksasin (79,88), dan injeksi seftriakson (40,52). Antibiotik dalam segmen DU 90% yaitu infus levofloksasin (46,51%), injeksi seftriakson (23,60%), tablet azitromisin (4,74%), injeksi sefoferason (4,18%), injeksi meropenem (4,06%), infus siprofloksasin (3,89%), dan tablet levofloksasin (3,59%). Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa antibiotik spektrum luas (florokuinolon, sefalosporin, atau makrolida) paling banyak digunakan pada pasien pneumonia. Tingginya nilai total DDD/100 hari rawat menunjukkan bahwa semakin tinggi pula  tingkat pemakaian antibiotik dalam 100 hari rawat serta banyaknya obat yang masuk dalam segmen DU 90% menandakan kurang selektifnya pemilihan antibiotik dalam terapi.