Studi In Vivo Ekstrak Etanol Kulit Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Sebagai Kandidat Obat Analgetik Terhadap Model Hewan Uji Mecit (Mus musculus)

Kulit Buah Nangka Mus musculus Aktivitas Analgesik Hot-plate Tail Immersion

Authors

June 30, 2023

Downloads

Nyeri merupakan tanda bahwa telah terjadi kerusakan jaringan, inflamasi, atau infeksi. Terapi yang umum digunakan dalam penatalaksanan nyeri adalah menggunakan NSAID (Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs). Namun, penggunaan jangka panjang serta penggunaan yang kurang tepat dapat memicu berbagai efek samping, seperti ulcer pepticum. Tanaman Nangka ((Artocarpus heterophyillus L) telah banyak diteliti terkait khasiat dan kandungannya, namun hanya sedikit eksplorasi terhadap bagian kulitnya.  Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas analgetik dari ekstrak etanol kulit buah Nangka (Artocarpus heterophyillus L). Pengujian aktivitas analgetik menggunakan tiga metode in vivo model hewan uji mencit (Mus musculus), yaitu metode hot plate, tail immersion dan induksi kimia asam asetat. Setiap metode pengujian analgetik menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Ekstrak etanol kulit buah Nangka (EEKN) yang diuji dibuat dalam tiga variasi dosis, 100 mg/kg, 300 mg/kg dan 500 mg kg. Pada pengujian dengan metode hot plate, EEKN dosis 500 mg/kg menunjukkan hasil yang terbaik dengan persen aktivitas analgesik sebesar 97,26%. Hal ini juga terlihat pada pengujian menggunakan metode tail immersion, EEKN dengan dosis 500 mg/kg memiliki waktu latensi terbaik di menit ke 30 yaitu 6.8 ±1.20 detik. Untuk metode induksi geliat menggunakan asam asetat, EEKN dengan dosis 300 mg/kg dan 500 mg/kg menghasilkan persen penghambatan geliat paling baik dengan nilai 78.28% dan 89.14%. Berdasarkan hasil analasis statistik yang digunakan EEKN 500 mg/kg memiliki nilai signifikansi jika dibandingkan dengan kelompok negatif (p<0.05).  Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu ekstrak etanol kulit buah Nangka pada rentang dosis 300 mg/kg hingga 500 mg/kg memiliki aktivitas sebagai obat analgetik walaupun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut kedepannya.